18
2.1.9 Kandungan Kimiawi Daun Yakon Smallanthus sonchifolia
Beberapa penelitian membuktikan bahwa daun yakon memiliki beberapa efek biologis antara lain: mencegah migrasi polymorphonuclear
leucocyites, immunomodulasi, antioksidan, dan efek sitoprotektor. Selain itu penelitian menunjukkan bahwa teh yang dibuat dari daun yakon dapat
menurunkan kadar glukosa darah dan meningkatkan konsentrasi insulin plasma pada tikus diabetik. Penelitian sebelumnya menyatakan bahwa
ekstrak tanaman yakon menurunkan kadar glukosa pada kultur darah dengan cara kerja mirip insulin.
3
Daun yakon juga bisa digunakan untuk penatalaksanan diabetes. Daun yakon mengandung β fruktooligosakarida yang berperan untuk
memodulasi sindrom metabolik dan dislipidemia. Fruktooligosakarida juga memiliki aktivitas prebiotik. Mekanisme prebiotik daun yakon dengan
mengatur metabolisme kolesterol melalui proses assimilation yang dapat menurunkan absorbsi kolesterol di usus halus.
3
Daun yakon mengandung beberapa komponen penting senyawa phenolic yang terdiri dari chlorogenic, dicaffeonylquinic, dan caffeic acid.
Chlorogenic dan caffeic acid selain dikenal sebagai antioksidan, juga diidentifikasi sebagai komponen aktif dalam regulasi metabolisme
glukosa. Chlorogenic dan derivatnya merupakan kompetitif inhibitor glukosa 6 phosphatase.
11
Caffeonylquinic pada ekstrak daun yakon mengandung senyawa aktif yang dapat menurunkan kadar glukosa darah
dengan menghambat α-glukosidase.
3
Penelitian Valentova et al. 2004 menunjukkan bahwa ekstrak daun yakon dapat menurunkan produksi glukosa di hati. Tidak hanya
meningkatkan konsentrasi plasma insulin, namun ekstrak daun yakon juga memiliki aktifitas inhibitor glikogenolisis dan glukoneogenesis. Hal ini
menunjukkan bahwa ekstrak daun yakon memiliki efek lebih baik dibandingkan
dengan Metformin
yang hanya
menghambat glukoneogenesis tetapi lemah dalam menghambat glikogenolisis.
11
19
2.2 Aloksan
Salah satu metode paling potensial untuk menginduksi DM adalah dengan menggunakan induksi aloksan, yang dikenal sebagai agen diabetogenik. Aloksan
merupakan derivat pirimidin yang teroksidasi, gabungan dari allantoin dan oxaluric acid secara selektif
merusak sel β pankreas yang menyekresikan insulin. Mekanisme kerja aloksan meliputi inhibisi enzim glukokinase dan mengganggu
homeostasis kalsium intraseluler. Sehingga mengindikasikan terjadinya efek hiperglikemik pada tikus yang diinduksi
.12
Penggunakan lower dose aloksan 150 mgkgbbi.p dapat menyebabkan terjadinya d
estruksi sel β pankreas sehingga hewan yang diinduksi dapat menjadi diabetes secara permanen, meskipun ada kemungkinan beberapa hewan dapat
mempertahankan sel β dan beregenerasi.
13
Hal ini tergantung pada spesies hewan, cara pemberian, dan status nutrisi dari hewan yang diinduksi.
12
Respon glukosa darah setelah induksi aloksan terdiri dari beberapa fase, tergantung pada perubahan konsentrasi plasma insulin, perubahan struktur sel β
dan nekrosis sel. Fase pertama terjadi pada menit pertama setelah injeksi aloksan. Pada fase ini terjadi respon hipoglikemik yang menunjukkan adanya stimulasi
sekresi insulin yang dikonfirmasi oleh peningkatan konsentrasi insulin plasma. Fase kedua fase hiperglikemik terjadi 1 jam setelah injeksi sampai terjadi
peningkatan konsentrasi glukosa darah. Keadaan ini bersamaan dengan adanya penurunan insulin plasma. Fase ketiga fase hipoglikemik terjadi 4-8 jam setelah
injeksi. Peningkatan insulin plasma sebagai akibat rupturnya membran sel yang menyebabkan hipoglikemik transisional yang berat. Pada fase ini terjadi nekrosis
sel Islet pankreas. Fase keempat fase hiperglikemik diabetik terjadi 24-48 jam setelah injeksi. Pada keadaan ini terjadi degranulasi dan hilangnya integritas dari
sel β
. 12