Struktur Organisasi LAZNAS PKPU

Dalam rangka fundraising maka organisasi pengelola zakat harus terus melakukan edukasi, sosialisasi, promosi dan transfer informasi sehingga menciptakan kesadaran dan kebutuhan pada masyarakat donatur Muzakki untuk melakukan donasi harta sesuai tuntutan ajaran Islam. 39 Program penghimpunan LAZ PKPU adalah suatu bentuk metode fundraising yang dilakukan untuk menghimpun dana Zakat, Infak dan Shadaqah dari para Donatur Muzakki. Selain itu, adapula bentuk lain seperti Iklan melalui media massa, Televisi, dan Spanduk. Walaupun fundraising yang dilakukan seperti ini membutuhkan dana yang cukup besar, tetapi iklan seperti ini memiliki keuntungan dimana sasaran yang dituju dapat dipilih berdasarkan pada pembaca surat kabar atau majalah tersebut, serta mendapat liputan editorial maka akan diperoleh simpati dari masyakat yang luas. 40 Adapun untuk model donatur LAZ PKPU adalah sebagai berikut:

1. Ritel

2. Kemitraan

3. Tabung Peduli

4. CSR

Dari metode fundraising yang dilakukan oleh LAZ PKPU untuk menghimpun dana Zakat, Infak dan Shadaqah dari para Donatur Muzakki trus meningkat setiap tahunnya. Berikut jumlah penerimaan dana yang didapat: 39 Direktorat Pemberdayaan Zakat, Direktorat Jendral Bimbingan Masyarakat Islam Departemen Agama RI Manajemen Pengelolaan Zakat, h.66-67 40 Hasil wawancara Penghimpunan Zakat Center LAZ PKPU Jakarta, pada hari Kamis, 14 Februari 2014 Tabel 3.1. Jumlah Penerimaan Zakat tahun 2010 – 2012 Tahun Jumlah Penghimpunan Zakat 2010 Rp. 78.345.085.840,- 2011 Rp. 79.629.758.552,- 2012 Rp. 107.721.000.948,- Sumber: Laporan keuangan LAZ PKPU Dari data penghimpunan diatas bahwa dana ZIS yang dihimpun LAZ PKPU pada tahun 2009 -2012 mengalami peningkatan karena banyak program yang berjalan dengan baik sehingga banyak donatur tertarik dengan program- program yang dijalankan. Terlebih di tahun 2012 mengalami peningkatan yang signifikan yakni mencapai kenaikan sebesar 35 .

B. BAZIS DKI JAKARTA

1. Sejarah Berdirinya Bazis DKI Jakarta.

Bazis provinsi DKI Jakarta merupakan sebuah badan pengelola zakat resmi yang dibentuk Pemerintah Prov. DKI Jakarta. Badan ini berdiri secara resmi pada tahun 1968 sejak dikeluarkannya Surat Keputusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta ketika itu dijabat oleh Ali Sadikin No. Cb. 1481868 tertanggal 5 Desember 1968 Tentang Pembentukan Badan Amil Zakat, berdasarkan syariat Islam dalam wilayah DKI Jakarta.Menjelang berdirinya BAZIS Prov. DKI Jakarta, wacana tentang perlunya pengelolaan zakat secara kelembagaan dan professional terus bergelora di kalangan masyarakat muslim. Pada tanggal 24 September 1968, sebelas ulama berkumpul di Jakarta yang terdiri dari: Prof. Dr. Hamka, KH. Ahmad Azhari, KH. Moh. Syukri Ghazali, Moh. Sodry, KH. Taufiqurrahman, KH. Moh. Soleh Su‟aidi, M. Ali Al Hamidy, Mukhtar Luthfy, KH. A. Malik Ahmad, Abdul Kadir, dan KH. M.A. Zawawy. Pertemuan ini menghasilkan rekomendasi, yaitu: Perlunya pengelola zakat dengan system administrasi dan tata usaha yang baik sehingga bisa dipertanggungjawabkan pengumpulan dan pendayagunaannya kepada masyarakat. Bahwa zakat merupakan potensi umat yang sangat besar yang belum dilaksanakan secara maksimal. Karenanya, diperlukan efektivitas pengumpulan zakat sehingga dapat dimanfaatkan untuk kepentingan pembangunan. Melihat peran zakat yang sangat strategis ini, maka pada acara Isra‟ Mi‟raj di Istana Negara, Presiden Soeharto ketika itu menyerukan secara langsung pelaksanaan zakat untuk menunjang pembangunan. Pada saat yang sama, ia juga menyatakan kesediannya untuk menjadi amil tingkat nasional. 41 Sebagai tindak lanjut dari seruan itu, Presiden Soeharto mengeluarkan Surat Perintah No. 07POIN101968 tanggal 31 Oktober 1968 kepada Mayjen Alamsyah Ratu Prawiranegara, Kol. Inf. Drs. Azwar Hamid, dan Kol. Inf. Ali Afandi untuk membantu Presiden dalam proses administrasi dan tata usaha penerimaan zakat secara nasional. Untuk lebih memperkuat hal tersebut, Presiden mengeluarakan Surat Edaran No. B. 133PRES111968 yang menyerukan kepada pejabatinstansi untuk membantu dan berusaha ke arah terlaksananya seruan presiden dalam 41 Manajemen ZIS BAZIS DKI,Jakarta:Institut Manajemen Zakat, 2006h.3