Hikmah dan Manfaat Zakat
“Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin,
pengurus-pengurus zakat, para muallaf yang dibujuk hatinya, untuk memerdekakan budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yuang sedang
dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha mengetahui lag
i Maha Bijaksana”.
Ayat ini menjelaskan tentang peruntukan kepada siapa zakat itu diberikan. Para ahli tafsir menguraikan kedudukan ayat tersebut dalam uraian yang beragam,
baik terhadap kualitas, kuantitas dan priotas. Misalnya penafsiran kata fi sabilillah dan ibn sabil, secara priodik dan
kondisional selalu berkembang sesuai kondisi. Pada waktu perang fisabilillah yang secara harfiah berarti jalan allah adalah berperang melawan orang kafir,
definisi tersebut sekarang sudah berarti tidak hanya itu, karena keadaan sudah berubah dan jauh lebih kompleks. Penyelengaraan system pemerintah atau
kenegaraan yang mengabdi kepada kepentingan rakyat: melindungi keamanan warga Negara dari kekuatan-kekuatan destruktif yang bertentangan dengan hak-
hak anusia, merupakan bagian dari maksud fi sabilillah. Begitupun dengan pengertian ibn sabil, yang secara bahasa berarti anak
jalanan atau musafir yang kehabisan bekal, untuk selanjutnya juga mengalami perkembangan makna. Kata ibn sabil dapat diartikan bukan saja untuk keperluan
musafir yang kehabisan bekal , tetapi juga untuk keperluan pengungsi, bencana alam, termasuk beasiswa dan sebagainya.
34
34
Masdar F. Mas‟udi, Reinterpretasi Pendayagunaan ZIS, Jakarta: Piramedia, 2004 h. 8
Dengan demikian bahwa pengunakan dana zakat untuk kepentingan sosial dan kemaslahatan umat sangatlah besar dampaknya bagi perkembangan
masyarakat. Asalkan tidak menyimpang dari delapan asnaf yang telah di tentukan, adapun pada saat ini delapan asnaf telah berkembang seperti halnya fi sabilillah
dan ibn sabil. Karana mengikuti perkembangan zaman pada era sekarang. Menurut Masdar F. Masudi dalam kontek kehidupan sosial sekarang, dana
zakat utuk sector fakir miskin bias mencangkup: a
Pembangunan sarana dan prasarana pertanian, pembangunan sector industry yang secara langsung berorientasi pada peningkatan kesejahteraan
rakyat. b
Penyelengaraan sentra-sentra pendidikan, keterampilan untuk mengatasi penganguran.
c Pembangunan pemukiman rakyat tunawisma.