UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Pada penampang melintang film blanko tampak rata. Sedangkan pada film SCMC terlihat serat polimer SCMC berwarna gelap diselingi berwarna terang.
Sedangkan pada patch bilayer dengan menggunakan backing membran tegaderm menunjukkan gambar terlihat jelas terdiri dari 2 lapisan yang menempel tanpa
adanya pemisahan, karena adanya adhesivitas tegaderm, lapisan pertama di bagian atas adalah film SCMC dan lapisan kedua di bagian bawah merupakan tegaderm.
Keterangan : a. Film konsentrasi 1,5; b. Film konsentrasi 2; c. Film konsentrasi 2,5 dengan keterangan film blanko kiri, film SCMC tengah, dan patch bilayer
menggunakan backing membran tegaderm kanan perbesaran 100x
Gambar 4.4. Gambar mikroskopik penampang melintang film
4.5 Karakteristik Fisikokimia Film SCMC
Karakteristik film SCMC dapat dilihat pada tabel 4.2. Hasil data diketahui bahwa film SCMC yang dihasilkan memiliki keragaman bobot dan ketebalan
yang cukup seragam, hal ini dapat dilihat dari nilai simpangan baku yang kecil. Peningkatan jumlah polimer dalam setiap formula secara langsung dapat
menyebabkan peningkatan bobot dan ketebalan dari film SCMC yang terbentuk.
Tabel 4.2. Karakteristik fisikokimia film SCMC
Formula Bobot mg Ketebalan µm Kadar µg Kadar
F1 17,5 ± 1,4
62,9 ± 0,2 857,7 ± 6,9
4,9 F2
25,4 ± 1,7 84,9 ± 0,2
916,0 ± 5,8 3,6
F3 31,0 ± 2,1
117,0 ± 0,0 941,9 ± 5,6
3,0 Peningkatan nilai bobot sebanding dengan nilai ketebalan film SCMC.
Hasil terkecil terdapat pada F1 dengan konsentrasi polimer 1,5, sedangkan film SCMC terbesar pada F3 dengan konsentrasi polimer 2,5. Hasil ini sesuai dengan
Lap. SCMC Lap. tegaderm
Lap. SCMC Lap. tegaderm
Lap. SCMC Lap. tegaderm
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
penelitian terdahulu diketahui bahwa peningkatan jumlah konsentrasi polimer SCMC pada patch bukal yang mengandung ropinirol menunjukkan adanya
peningkatan bobot dan ketebalan dari film yang terbentuk Rao Patel, 2013.
Gambar 4.5. Hubungan keragaman bobot dan ketebalan dengan formula
Hasil pengujian keseragaman kandungan zat aktif dalam tiap formula yang terkandung pada film F1, F2 dan F3 secara berturut-turut adalah 858 µg, 916, µg
dan 942 µg dengan simpangan baku yang cukup kecil. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan campuran medium dapar fosfat pH 6,8 dengan etanol 70
50:50. Pengujian ini dilakukan pada tiga titik yang berbeda dalam satu cetakan film. Sedangkan hasil perhitungan persen kadar natrium diklofenak dalam sediaan
1 patch berukuran 2 x 0,8 cm
2
secara berturut-turut adalah 4,9, 3,6 dan 3,0. Hasil persen kadar sediaan patch memiliki nilai lebih besar dibandingkan dengan
nilai konsentrasi natrium diklofenak untuk sediaan lokal berdasarkan literatur 1 Sweetman, 2009 sehingga diharapkan dapat memberikan efek anti-inflamasi.
Gambar 4.6. Hubungan keseragaman kandungan dengan formula
4.6 pH Permukaan