UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Hal ini sesuai dengan penelitian sebelumnya bahwa derajat pengembangan film SCMC yang mengandung flubiprofen diketahui memiliki hidrasi maksimum
92-98 hanya dalam waktu singkat karena film SCMC mempunyai kapasitas penyerapan air yang lebih tinggi dibandingkan dengan film HPMC Mishra
Ramteke, 2011. Pada penelitian lain diketahui bahwa polimer hidrofilik seperti SCMC yang mengandung diltiazem HCl melarut sangat cepat karena adanya
rongga volume kosong yang diduga diisi oleh difusi pelarut ke dalam film dengan demikian mempercepat pelarutan gel. Peningkatan derajat pengembangan yang
luar biasa diketahui pada film SCMC Chaudhary, 2012. Sedangkan pada menit ke-15 hingga menit 30 terjadi penurunan, karena patch perlahan-lahan mengalami
erosi dan terdisolusi dalam medium. Polimer SCMC adalah polimer hidrofilik, yang memiliki kemampuan untuk mengembang dengan derajat yang tidak terbatas
ketika berkontak dengan air dan dengan cepat akan mengalami disolusi Yadav, et al., 2010. Derajat pengembangan tertinggi terdapat pada F3 yang mengandung
polimer SCMC sebanyak 2,5 diikuti oleh F2 dan terendah pada F1. Derajat pengembangan patch sangat penting untuk memprediksikan pelepasan zat aktif.
Pelepasan zat aktif lebih cepat terjadi bila polimer cepat terhidrasi dan mengalami pengembangan. Peningkatan jumlah polimer menyebabkan adanya peningkatan
penyerapan air ke dalam matriks sehingga derajat pengembangan meningkat. Hasil ini sesuai dengan penelitian patch bukal ropinirol menunjukkan jumlah
konsentrasi polimer SCMC sebanyak 3 memiliki derajat pengembangan yang lebih kecil dibandingkan dengan konsentrasi polimer SCMC sebanyak 4 Rao
Patel, 2013. Pada penelitian lain diketahui patch bukal lornoxicam dengan polimer SCMC memiliki nilai pelepasan zat aktif yang tinggi karena memiliki
viskositas rendah dibandingkan dengan HEC, HPC, HPMC atau kitosan, karena itu viskositas dapat berhubungan dengan kekuatan dan daya tahan lapisan gel,
sehingga zat aktif dapat berdifusi dengan mudah dari patch Habib, et al., 2010.
4.10 Kemampuan Difusi Zat Aktif
Pengujian kemampuan difusi zat aktif menggunakan franz diffusion cell. Persentase kumulatif difusi melalui membran gusi sapi dengan luas area difusi
sebesar 2 cm
2
dan dengan volume kompartemen reseptor sebanyak 22,5 ml.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Tabel 4.5. Persentase dan jumlah kumulatif difusi zat aktif
Waktu menit
Persentase Kumulatif Difusi Zat Aktif Jumlah Kumulatif Difusi Zat Aktif µg
F1 F2
F3 F1
F2 F3
0,0 ± 0,0
0,0 ± 0,0
0,0 ± 0,0
± 0,00 ± 0,00
± 0,00
15 14,4 ± 1,3 19,0 ± 1,7 19,3 ± 1,4
124 ± 0,01
174 ± 0,02
182 ± 0,01
30
16,5 ± 0,2 21,9 ± 1,3 23,5 ± 0,9 142
± 0,00 201
± 0,01 221
± 0,01
45 18,2 ± 1,6 24,2 ± 0,9 25,3 ± 0,7
156 ± 0,01
222 ± 0,01
239 ± 0,01
60 24,4 ± 1,2 26,5 ± 0,9 27,8 ± 1,0
209 ± 0,01
243 ± 0,01
262 ± 0,01
90
27,0 ± 2,0 27,9 ± 5,7 30,4 ± 0,8 232
± 0,02 256
± 0,05 287
± 0,01
120 29,7 ± 2,8 30,5 ± 5,3 32,3 ± 0,8
255 ± 0,02
280 ± 0,05
304 ± 0,01
180 32,7 ± 3,5 34,0 ± 5,5 35,5 ± 0,8
280 ± 0,03
312 ± 0,05
334 ± 0,01
240 33,2 ± 3,1 36,7 ± 2,3 36,6 ± 0,8
285 ± 0,03
336 ± 0,02
345 ± 0,01
300 35,4 ± 4,2 38,3 ± 1,9 43,4 ± 0,8
304 ± 0,04
351 ± 0,02
409 ± 0,01
360 37,4 ± 4,4 40,3 ± 1,5 44,7 ± 3,0
321 ± 0,04
370 ± 0,01
421 ± 0,03
Dari tabel 4.5. Hasil kemampuan difusi zat aktif di atas diketahui bahwa persentase dan jumlah kumulatif difusi zat aktif melalui membran gusi sapi
memiliki hasil yang sama dengan nilai tertinggi dihasilkan oleh formula F3 dengan konsentrasi larutan polimer sebanyak 2,5 yang diikuti oleh F2 dan nilai
terendah dihasilkan oleh formula F1 dengan konsentrasi larutan polimer 1,5. Semakin tinggi jumlah konsentrasi larutan polimer yang digunakan dalam
pembuatan patch maka semakin besar difusi zat aktif melalui membran karena larutan dengan viskositas yang tinggi memiliki daya mengembang yang besar dan
kapasitas air yang terserap menjadi lebih besar sehingga mampu melepaskan zat aktif lebih banyak. Hasil ini sesuai dengan penelitian terdahulu tentang patch
bukal yang mengandung ropinirol menunjukkan jumlah konsentrasi polimer yang lebih banyak dan semakin lamanya waktu yang digunakan maka kadar difusi zat
aktif melalui membran akan meningkat. Dari hasil penelitian ditemukan bahwa patch dengan polimer SCMC sebanyak 3 memiliki kemampuan difusi zat aktif
setelah 8 jam sebesar 83,67±0,923, sedangkan patch dengan polimer SCMC sebanyak 4 memiliki kemampuan difusi setelah 8 jam sebesar 85,52±0,945.
Penambahan peningkat penetrasi dapat membantu obat lebih cepat berdifusi ke dalam mukosa gusi Rao Patel, 2013.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Gambar 4.8. Hubungan persentase kumulatif difusi terhadap waktu
Gambar 4.9. Hubungan jumlah kumulatif difusi terhadap waktu
Tabel 4.6. Analisis statistik ANOVA data persentase difusi
Sum of Squares df
Mean Square F
Sig. Between
Groups 81,675
2 40,838 8,140
,020
Within Groups 30,100
6 5,017
Total 111,775
8
Keterangan : Signifikansi 0,05, persentase difusi berbeda secara signifikan 5
10 15
20 25
30 35
40 45
50
100 200
300 400
P e
r se
n tas
e K
u m
u lati
f D
ifu si
Waktu menit
F1 F2
F3
50 100
150 200
250 300
350 400
450
100 200
300 400
Ju m
lah K
u m
u lati
f D
ifu si
µ g
Waktu menit
F1 F2
F3
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Tabel 4.7. Data statistik persentase difusi natrium diklofenak
I Formula J Formula Mean
Difference I-J Std. Error
Sig. 95 Confidence Interval
Lower Bound Upper Bound F1
F2 -2,903333
1,828774 ,163
-7,37818 1,57152
F3 -7,326667
1,828774 ,007
-11,80152 -2,85182
F2 F1
2,903333 1,828774
,163 -1,57152
7,37818 F3
-4,423333 1,828774
,052 -8,89818
,05152 F3
F1 7,326667
1,828774 ,007
2,85182 11,80152
F2 4,423333
1,828774 ,052
-,05152 8,89818
Keterangan : Signifikansi 0,05, persentase difusi berbeda secara bermakna
Dari hasil pengolahan data menggunakan statistik SPSS 20 menunjukkan bahwa hasil persentase difusi natrium diklofenak pada setiap formula terdapat
adanya perbedaan yang signifikan, hal ini terlihat dari nilai signifikansi ANOVA yang dihasilkan memiliki signifikasi 0,05. Persentase difusi natrium diklofenak
pada F1 dan F3 menunjukan adanya perbedaan yang bermakna. Hasil pengujian difusi natrium diklofenak melalui membran gusi sapi
dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya dalah ketebalan membran gusi yang digunakan dalam pengujian. Adanya perbedaan ketebalan dari membran
yang digunakan akan menyebabkan perbedaan laju difusi zat aktif sehingga pada penelitian ini ketebalan membran gusi sapi yang digunakan adalah 0,97 mm. Laju
aliran difusi fluks natrium diklofenak dapat dilihat pada tabel 4.8.
Tabel 4.8. Fluks difusi natrium diklofenak
Formula Luas cm
2
Jumlah Difusi µg Fluks µg cm
-2
jam
-1
F1 2
321 26,71 ± 3,1
F2 2
369 30,79 ± 1,1
F3 2
421 35,08 ± 2,4
Gambar 4.10. Hubungan fluks terhadap formula
10 20
30 40
F lu
k s
µ g
c m
-2 jam
-1
F1 F2
F3
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Berdasarkan perhitungan hasil pengujian fluks diketahui bahwa nilai fluks natrium diklofenak terbesar dihasilkan oleh formula F3 yang mengandung
konsentrasi larutan polimer sebanyak 2,5 diikuti oleh F2 yang mengandung konsentrasi larutan polimer 2 dan nilai fluks terkecil ditemukan oleh formula F1
yang mengandung konsentrasi larutan polimer 1,5.
Tabel 4.9. Analisis Statistik ANOVA data nilai fluks
Sum of Squares df
Mean Square F
Sig. Between Groups
105,195 2
52,596 19,055 ,003
Within Groups 16,561
6 2,760
Total 121,753
8
Keterangan : Signifikansi 0,05, nilai fluks berbeda secara signifikan
Tabel 4.10. Data statistik nilai fluks natrium diklofenak
I patch J patch Mean Difference
I-J Std. Error
Sig. 95 Confidence Interval
Lower Bound Upper Bound
F1 F2
-4,080000 1,356501
,024 -7,39924
-,76076 F3
-8,373333 1,356501
,001 -11,69257
-5,05409 F2
F1 4,080000
1,356501 ,024
,76076 7,39924
F3 -4,293333
1,356501 ,019
-7,61257 -97409
F3 F1
8,373333 1,356501
,001 5,05409
11,69257 F2
4,293333 1,356501
,019 ,97409
7,61257 Keterangan : Signifikansi 0,05, fluks berbeda secara bermakna
Dari hasil pengolahan data menggunakan statistik SPSS 20 menunjukkan bahwa nilai fluks pada setiap formula terdapat perbedaan yang signifikan, hal ini
terlihat dari nilai signifikansi yang dihasilkan pada pengujian. Pada formula F1, F2 dan F3 memiliki signifikasi 0,05 sehingga nilai fluks natrium diklofenak
pada setiap formula berbeda secara bermakna.
4.11 Kebocoran Backing Membran