UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2.6 Natrium Diklofenak
[Sumber : Reynold, 1982]
Gambar 2.2. Struktur kimia natrium diklofenak
Natrium diklofenak merupakan golongan obat NSAID termasuk derivat fenil asetat, memiliki nama kimia sodium 2-[2,6-diklorofenilamino]fenil]asetat,
dengan rumus molekul C
14
H
10
Cl
2
NNaO
2
dan bobot molekul 318,1 Sweetman, 2009. Serta memiliki titik lebur 280ÂșC British Pharmacopoea, 2009. Natrium
diklofenak praktis tidak berbau, berwarna putih kekuningan, berbentuk bubuk kristal atau serbuk yang sedikit higroskopis dan memiliki pK sekitar 4 AHFS,
2002. Natrium diklofenak agak larut dalam air; larut dalam alkohol; praktis tidak larut dalam kloroform dan eter; bebas larut dalam metil alkohol. pH larutan 1
dalam air adalah antara 7,0-8,5. Sweetman, 2009. Natrium dikofenak secara luas digunakan untuk pengobatan gangguan
musculoskeletal, arthritis, sakit gigi dan untuk meringankan gejala-gejala sakit dan inflamasi Dey, et al., 2011. Bentuk senyawa aktif anti-inflamasi adalah
bentuk garam natrium dan garam dietil ammonium yang mengiritasi lambung dan mengalami metabolisme lintas pertama sehingga hanya 50 obat yang mencapai
sirkulasi sistemik bila diberikan peroral. Kadar terapetik 99 terikat protein plasma dengan waktu paruh 1-2 jam Anggraeni, Hendradi Purwanti, 2012.
Mekanisme kerja NSAID bekerja pada saraf perifer, memiliki aktivitas penghambat radang dengan cara menghambat biosintesis prostaglandin melalui
penghambatan aktivitas dari enzim siklo-oksigenase Kartasasmita, 2002. Efek samping natrium diklofenak juga menyebabkan gangguan pencernaan seperti
perut kembung, mual, muntah hingga perdarahan saluran cerna serius atau tukak lambung Reddy, et al., 2010. Kerusakan ginjal dan hati dapat terjadi pada pasien
yang mengkonsumsi diklofenak. Hepatotoksik penggunaan diklofenak dapat diketahui setelah pemberian selama 6 bulan Sweetman, 2009.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Dosis lazim natrium diklofenak yang diberikan secara oral dan rektal sebesar 75 hingga 150 mg sehari. Jika diberikan secara intramuskular dosis
lazimnya adalah 75 mg sehari atau 2 kali sehari. Larutan yang ditujukan untuk sediaan topikal mengandung 1,6 natrium diklofenak yang diaplikasikan 4 kali
dalam sehari. Natrium diklofenak digunakan secara oral untuk menangani gejala nyeri akibat terkilir dan epicondylitis inflamasi tendon. Dalam penanganan nyeri
akibat terkilir, 1 plaster mengandung 1 natriun diklofenak dan diaplikasikan 1 kali dalam sehari selama 3 hari sedangkan untuk epicondylitis 1 plaster 2 kali
dalam sehari selama 14 hari Sweetman, 2009.
2.7 Sodium Carboxymethylcellulose