Derajat Pengembangan HASIL DAN PEMBAHASAN

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

4.9 Derajat Pengembangan

Derajat pengembangan diukur dengan mengamati peningkatan bobot yang didiamkan dalam dapar fosfat pH 6,8 selama 30 menit dapat dilihat pada tabel 4.4. Peningkatan bobot patch menggambarkan jumlah air yang telah diserap atau peningkatan hidrasi yang terjadi. Derajat pengembangan polimer merupakan titik kritis dalam menentukan sifat bioadhesif dari polimer tersebut. Pelekatan adhesi terjadi dengan cepat ketika pengembangan polimer dimulai tetapi ikatan yang dibentuk bukan ikatan yang kuat Abha, Sheeja Bhagyashri, 2011. Tabel 4.4. Derajat pengembangan dalam medium dapar fosfat pH 6,8 Waktu menit Derajat Pengembangan F1 F2 F3 0,0 ± 0,0 0,0 ± 0,0 0,0 ± 0,0 5 220,8 ± 15,7 222,9 ± 4,1 283,8 ± 13,3 10 306,1 ± 5,7 311,6 ± 13,0 346,6 ± 26,5 15 231,6 ± 15,9 293,9 ± 13,2 317,4 ± 4,6 20 197,5 ± 22,3 239,3 ± 19,7 245,6 ± 11,4 25 148,6 ± 20,4 149,2 ± 8,9 212,7 ± 3,7 30 102,8 ± 13,3 113,2 ± 8,6 153,7 ± 17,8 Dari data diketahui bahwa derajat pengembangan patch setiap formula meningkat dengan sangat cepat pada menit ke-5 hingga mencapai puncak pada menit ke-10 terdapatnya nilai peningkatan bobot setelah perendaman dalam medium menyebabkan terjadinya absorpsi molekul air sehingga semakin lama waktu perendaman maka derajat pengembangan patch semakin meningkat. Gambar 4.7. Hubungan derajat pengembangan terhadap waktu 50 100 150 200 250 300 350 400 5 10 15 20 25 30 35 D e r ajat P e n ge m b an gan Waktu Perendaman menit F1 F2 F3 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Hal ini sesuai dengan penelitian sebelumnya bahwa derajat pengembangan film SCMC yang mengandung flubiprofen diketahui memiliki hidrasi maksimum 92-98 hanya dalam waktu singkat karena film SCMC mempunyai kapasitas penyerapan air yang lebih tinggi dibandingkan dengan film HPMC Mishra Ramteke, 2011. Pada penelitian lain diketahui bahwa polimer hidrofilik seperti SCMC yang mengandung diltiazem HCl melarut sangat cepat karena adanya rongga volume kosong yang diduga diisi oleh difusi pelarut ke dalam film dengan demikian mempercepat pelarutan gel. Peningkatan derajat pengembangan yang luar biasa diketahui pada film SCMC Chaudhary, 2012. Sedangkan pada menit ke-15 hingga menit 30 terjadi penurunan, karena patch perlahan-lahan mengalami erosi dan terdisolusi dalam medium. Polimer SCMC adalah polimer hidrofilik, yang memiliki kemampuan untuk mengembang dengan derajat yang tidak terbatas ketika berkontak dengan air dan dengan cepat akan mengalami disolusi Yadav, et al., 2010. Derajat pengembangan tertinggi terdapat pada F3 yang mengandung polimer SCMC sebanyak 2,5 diikuti oleh F2 dan terendah pada F1. Derajat pengembangan patch sangat penting untuk memprediksikan pelepasan zat aktif. Pelepasan zat aktif lebih cepat terjadi bila polimer cepat terhidrasi dan mengalami pengembangan. Peningkatan jumlah polimer menyebabkan adanya peningkatan penyerapan air ke dalam matriks sehingga derajat pengembangan meningkat. Hasil ini sesuai dengan penelitian patch bukal ropinirol menunjukkan jumlah konsentrasi polimer SCMC sebanyak 3 memiliki derajat pengembangan yang lebih kecil dibandingkan dengan konsentrasi polimer SCMC sebanyak 4 Rao Patel, 2013. Pada penelitian lain diketahui patch bukal lornoxicam dengan polimer SCMC memiliki nilai pelepasan zat aktif yang tinggi karena memiliki viskositas rendah dibandingkan dengan HEC, HPC, HPMC atau kitosan, karena itu viskositas dapat berhubungan dengan kekuatan dan daya tahan lapisan gel, sehingga zat aktif dapat berdifusi dengan mudah dari patch Habib, et al., 2010.

4.10 Kemampuan Difusi Zat Aktif