Formulasi Patch Mukoadhesif HASIL DAN PEMBAHASAN

21

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Formulasi Patch Mukoadhesif

Pada penelitian ini patch mukoadhesif dibuat menjadi 2 lapisan dengan menggunakan polimer hidrofilik yaitu polimer SCMC sebagai lapisan utama film SCMC yang mengandung zat aktif dan lapisan kedua yaitu film tipis transparan tegaderm sebagai backing membran yang impermeable untuk melindungi lapisan film SCMC agar zat aktif tidak berdifusi ke saliva. Zat aktif yang digunakan adalah natrium diklofenak dengan kadar pada setiap formula sebanyak 20 mg. Lapisan film SCMC dibuat dalam 3 konsentrasi cairan pembentuk film berbeda menggunakan polimer SCMC sebanyak 1,5 F1, 2 F2 dan 2,5 F3. Penggunaan gliserin dengan kadar 40 sebagai plasticizer didasarkan atas proses optimasi yang telah dilakukan sebelumnya dalam uji pendahuluan dengan film yang dihasilkan agak kaku, lentur, tidak lengket, dan lebih cepat kering. Sedangkan pemilihan propilenglikol 10 sebagai peningkat penetrasi didasarkan atas sifat propilenglikol yang termasuk kelas poliol memiliki mekanisme transport paraseluler dan memiliki mekanisme aksi dengan cara mengganggu susunan lipid interseluler Dodla Sellappan, 2013 sehingga diharapkan obat dapat cepat berpenetrasi ke dalam gingiva yang mengandung kreatinin. Sediaan film dibuat dengan teknik solvent casting karena sederhana dan mudah. Penelitian dengan teknik ini juga telah dilakukan oleh J. Balasubramanian pada tahun 2012 dalam formulasi sediaan film bukal dengan zat aktif natrium diklofenak. Solvent casting adalah teknik pencetakan film yang setiap komponen dilarutkan dahulu dalam pelarutnya, kemudian dicampurkan dan dicetak pada suhu tertentu. Polimer SCMC mudah terdispersi di dalam air pada semua suhu dan terbentuk larutan koloidal jernih Rowe, Sheskey Quinn, 2009. Polimer SCMC dapat larut dalam campuran larutan air dan alkohol hingga batas tertentu Nagar, Chauhan Yasir, 2011. Perbandingan jumlah air dan alkohol 70 yang digunakan dalam penelitian adalah 1:1 berdasarkan optimasi sebelumnya sehingga menghasilkan film yang baik. Film dibuat dengan mencampurkan larutan SCMC UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan larutan natrium diklofenak yang telah ditambahkan propilenglikol dan gliserin, kemudian diaduk dengan pengaduk magnetik. Setelah homogen larutan campuran didiamkan sekitar 30 menit untuk menghilangkan gelembung udara. Setelah gelembung udara hilang, kemudian dimasukkan ke dalam cetakan untuk proses pengeringan. Pembuatan film dibuat tiap batch sebanyak 20 gram untuk satu cetakan film, bobot 20 gram dipilih berdasarkan proses optimasi pengamatan visual sehingga menghasilkan bentuk film yang agak kaku, lentur, tidak rapuh dan cukup tipis agar nyaman bila digunakan pasien. Pengeringan dilakukan dalam oven suhu 60ÂșC selama 24 jam, pemilihan suhu berdasarkan optimasi. Setelah film kering kemudian dilapisi dengan backing membran tegaderm sehingga menjadi patch, lalu disimpan dalam wadah kedap udara yang berisi silika selama kurang lebih 7 hari tercapai bobot yang konstan. Patch kemudian dipotong- potong dengan ukuran 2 x 0,8 cm 2 dan dilakukan evaluasi karakteristik patch.

4.2 Organoleptis Cairan Pembentuk Film CPF