3. Metode pendidikan massa Metode
pendidikan pendekatan
massa cocok
untuk mengkomunikasikan pesan-pesan kesehatan yang ditujukan kepada
masyarakat. Oleh karena sasaran pendidikan ini bersifat umum, dalam arti tidak membedakan golongan umur, jenis kelamin, pekerjaan status sosial
ekonomi, tingkat pendidikan, dan sebagainya, maka pesan-pesan kesehatan yang akan disampaikan harus dirancang sedemikian rupa sehingga dapat
ditangkap oleh massa tersebut. Pendekatan ini biasanya digunakan untuk menggugah awareness atau kesadaran masyarakat terhadap suatu inovasi,
dan belum begitu diharapkan untuk sampai pada perubahan perilaku. Namun demikian bila kemudian dapat berpengaruh terhadap perubahan
perilaku juga merupakan hal yang wajar. Pada umumnya bentuk pendekatan cara massa ini tidak langsung. Biasanya dengan menggunakan atau
melalui media massa. Metode yang cocok untuk pendekatan massa : ceramah umum public speaking , pidato- pidato diskusi tentang kesehatan
melalui media, simulasi, tulisan- tulidsan di majalah atau koran, billboard. Notoatmodjo, 2007.
2.4.3. Model Pendidikan Kesehatan
Upaya agar masyarakat berperilaku kesehatan melalui pendidikan kesehatan memang memiliki dampak yang lama terhadap timbulnya
perubahan perilaku. Namun, bila perilaku tersebut berhasil diadopsi masyarakat, perilaku tersebut akan selamanya dilakukan Notoatmodjo, 2007.
Dalam teori Benjamin Bloom, perilaku dibagi menjadi tiga domain, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor. Dalam perkembangannya, teori yang
disebut dengan taksonomi pendidikan ini dimodifikasi untuk pengukuran hasil pendidikan kesehatan Bloom, 1956, Effendi, 2009.
2.4.4. Penyuluhan Kesehatan Sebagai Upaya Meningkatkan Pengetahuan
Salah satu kegiatan pendidikan kesehatan adalah pemberian informasi atau pesan kesehatan berupa penyuluhan kesehatan untuk memberikan atau
meningkatkan pengetahuan dan sikap seseorang tentang kesehatan melalui teknik praktik belajar atau instruksi dengan tujuan mengubah atau
mempengaruhi perilaku manusia baik secara individu, kelompok maupun masyarakat untuk dapat lebih mandiri agar memudahkan terjadinya perilaku
sehat Notoatmodjo, 2005. Penyuluhan kesehatan merupakan suatu proses yang berlangsung secara terus menerus, yang kemajuannya harus terus
diamati terutama kepada mereka yang memberi penyuluhan. Penyuluhan kesehatan adalah kegiatan pendidikan kesehatan, yang
dilakukan dengan menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan, sehingga masyarakat tidak saja sadar, tahu, dan mengerti, tetapi juga mau dan bisa
melakukan suatu anjuran yang ada hubungannya dengan kesehatan Machfoed, 2007.
Tujuan pendidikan kesehatan dengan metode penyuluhan adalah meningkatkan pengetahuan. Pengetahuan akan menjadi titik tolak perubahan
sikap dan gaya hidup. Pada akhirnya yang menjadi tujuan pendidikan adalah
perubahan perilaku dan meningkatnya kepatuhan yang selanjutnya akan meningkatkan kualitas hidup. Untuk meningkatkan pengetahuan dapat
dilakukan perubahan dengan memberikan pendidikan kesehatan. Sasaran penyuluhan kesehatan adalah individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat yang dijadikan subjek dan objek perubahan perilaku, sehingga diharapkan dapat memahami, menghayati dan mengaplikasikan pesan yang
disampaikan dalam penyuluhan. Materi atau pesan yang akan disampaikan hendaknya disesuaikan dengan kebutuhan sasaran penyuluhan sehingga
materi yang disampaikan dapat dirasakan langsung manfaatnya. Materi atau pesan penyuluhan dapat disampaikan menggunakan media atau alat bantu
pendidikan untuk membantu pendidik dalam menyampaikan bahan pendidikan serta untuk menarik perhatian sasaran pendidikan Notoatmodjo,
2003. Mengukur efektifitas penyuluhan memang tidak mudah, apalagi bila
dihubungkan pada perubahan sikap dan perilaku sasaran penyuluhan. Penyuluhan yang efektif tergantung kepada penerimaan sasaran terhadap
materi penyuluhan. Efektifitas suatu proses penyuluhan paling tidak menimbulkan lima hal, yaitu Suri, 2009:
1. Menimbulkan kesenangan Munculnya kesenangan pada awal komunikasi sangat berhubungan dengan
materi pesan atau penyuluhan. Sasaran penyuluhan akan merasa senang terhadap proses penyuluhan apabila pesan atau materi penyuluhan sesuai dengan
kebutuhan sasaran.
2. Menimbulkan hubungan sosial yang baik Pertemuan antara penyuluh dengan sasaran penyuluhan melibatkan perasaan
senang atau tidak senang dan emosi. Oleh karena itu, dalam melaksanakan penyuluhan perlu terlebih dahulu menciptakan rasa senang dan persahabatan
serta emosi yang dapat mendukung penerimaan inovasi baru. 3. Menimbulkan pengertian
Dalam proses penyuluhan ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk menimbulkan pengertian pada sasaran penyuluhan, yaitu:
a. Gunakan bahasa yang dimengerti oleh sasaran penyuluhan. b. Hindari penggunan istilah-istilah yang asing bagi sasaran penyuluhan.
c. Bicaralah sesuatu yang bisa dimengerti oleh kemampuan berpikir sasaran, yaitu hal-hal yang bersifat konkrit dan observable dapat dilihat, didengar,
diraba, dan dirasakan. d. Kemukakan materi penyuluhan secara singkat, jelas, terfokus, dan terukur
pencapaiannya. 4. Menimbulkan pengaruh pada sikap
Sikap merupakan kecenderungan seseorang untuk menginterpretasikan sesuatu dan bertindak atas dasar interpretasi yang telah diciptakannya. Untuk dapat
menimbulkaan perubahan pada sikap diperlukan proses penyuluhan yang lama dan intensif.
5. Menimbulkan tindakan Menimbulkan tindakan yang sesuai dengan materi penyuluhan memerlukan
pemantauan dari penyuluh, bukan hanya pada penerimaan materi penyuluhan
oleh sasaran tetapi yang lebih penting adalah evaluasi diri terhadap apa yang dilakukan penyuluh dalam memberikan penyuluhan mulai dari proses
menciptakan kesenangan, pengertian, dan proses perubahan pada sikap.
2.4.5. Media Pendidikan Kesehatan