Pengukuran Prestasi Belajar Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam a. Pengertian Prestasi Belajar Pendidikan

belajar dan pembelajaran yaitu metode mengajar, hubungan guru dengan siswa, hubungan siswa dengan siswa, disiplin sekolah, sarana dan prasarana dan lain sebagainya. Semua ini akan membantu pencapaian prestasi belajar siswa. 32 c Lingkungan Masyarakat Pergaulan di lingkungan masyarakat dapat mempengaruhi prestasi belajar. Anak yang bergaul dengan teman yang baik, akan rajin dalam belajar dan waktunya banyak digunakan untuk belajar bersama. Sebaliknya anak yang bergaul dengan teman yang tidak baik, selalu bermalas-malas di dalam belajar, dan waktunya banyak digunakan untuk bermain, maka anak itu akan terpengaruh oleh temannya, sehingga prestasi belajarnya kurang optimal. Kondisi masyarakat di lingkungan kumuh serba kekurangan dan anak-anak pengangguran, akan sangat mempengaruhi aktivitas belajar siswa. Paling tidak, siswa tersebut akan menemukan kesulitan ketika memerlukan teman belajar atau berdiskusi dan meminjam alat-alat belajar tertentu yang kebetulan belum dimilikinya. 33

c. Pengukuran Prestasi Belajar

Secara garis besar, alat penilaian atau evaluasi yang digunakan di sekolah adalah tes. Ditinjau dari segi cara mengajukan pertanyaan dan cara memberikan jawaban, dalam tes ini dapat dibedakan sebagai berikut: 1 Pengukuran Ranah Kognitif a Tes Objektif 1 Tes benar salah True-False Pertanyaan-pertanyaan disajikan dalam dua bentuk, yaitu 32 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru,..hlm.138 33 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru,..hlm.137 pertanyaan yang salah dan pertanyaan yang benar. Apabila pertanyaan-pertanyaan itu dijawab benar maka ditandai dengan melingkari huruf B akan tetapi, jika pertanyaannya salah dengan melingkari huruf S. 2 Tes pilihan ganda Multiple Choice Test Multiple Choice Test terdiri atas suatu keterangan atau pemberitahuan tentang suatu pengertian yang belum lengkap. Untuk melengkapinya harus memilih salah satu dari beberapa kemungkinan jawaban yang telah disediakan. Pertanyaan-pertanyaan disajikan dalam berbagai bentuk. Siswa diminta untuk memilih pertanyaan yang benar atau yang salah. Pertanyaan-pertanyaan tersebut disertai dengan pengecoh distractor. 3 Menjodohkan Matching Test Matching Test atau tes menjodohkan dengan cara mencocokkan pertanyaan tepat yang terdapat dalam kolom lain. Matching Test terdiri atas satu seri pertanyaan dan satu seri jawaban. Masing-masing pertanyaan mempunyai jawaban yang tercantum dalam seri jawaban. 4 Tes isian Completion Test Completion Test biasa kita sebut dengan istilah tes isian, tes menyempurnakan, atau tes melengkapi. Completion Test terdiri atas kalimat-kalimat yang ada bagian-bagiannya yang dihilangkan. Bagian yang dihilangkan atau yang harus diisi oleh siswa ini adalah merupakan pengertian yang kita minta dari siswa. 34 34 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Revisi, Jakarta: Bumi b Tes Subjektif Tes subjektif pada umumnya berbentuk esai uraian. Tes bentuk esai adalah sejenis tes kemajuan belajar yang memerlukan jawaban yang bersifat pembahasan atau uraian kata-kata. Soal-soal bentuk esai ini siswa dituntut untuk menyusun pikirannya secara berurutan dengan menuangkan ide atau gagasannya dalam bahasa yang baik. 2 Pengukuran Ranah Afektif Pengukuran ranah afektif tidaklah semudah mengukur ranah kognitif. Ranah afektif berkenaan dengan sikap dan nilai. Pengukuran ranah afektif tidak dapat dilakukan setiap saat dalam arti pengukuran formal karena perubahan tingkah laku siswa dapat berubah sewaktu-waktu. Pengubahan sikap seseorang memerlukan waktu yang relatif lama. Demikian juga pengembangan minat dan penghargaan serta nilai-nilai. Yang menjadi sasaran penilaian ranah afektif adalah perilaku anak didik, bukanlah pengetahuannya. Pertanyaan afektif tidak menuntut jawaban benar atau salah, tetapi jawaban yang khusus tentang dirinya mengenai minat, sikap, dan internalisasi nilai. 35 3 Pengukuran Ranah Psikomotorik Pengukuran ranah psikomotorik dilakukan terhadap hasil- hasil belajar yang tampak dalam bentuk keterampilan skill dan kemampuan individu. Namun demikian biasanya pengukuran ranah ini disatukan atau dimulai dengan pengukuran ranah kognitif sekaligus. Misalnya penampilannya dalam menggunakan Aksara, 1999, Cet. I, h. 165-175. 35 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi..., h. 177. thermometer diukur mulai dari pengetahuan mereka mengenai alat tersebut, pemahaman tentang alat dan penggunaannya aplikasi, kemudian baru cara menggunakannya dalam bentuk keterampilan. Instrumen yang digunakan mengukur keterampilan biasanya berupa matriks, ke bawah menyatakan perincian aspek bagian keterampilan yang akan diukur, ke kanan menunjukkan besarnya skor yang dicapai. 36 Adapun pengukuran prestasi belajar pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam PAI yang digunakan di SMK Lebak Bulus Jakarta, adalah tes objektif dan tes subjektif untuk ranah kognitif. Dan untuk ranah afektif dan psikomotorik menggunakan penilaian dan pengamatan guru, khususnya guru agama terkait akhlak dan tingkah laku keseharian siswa.

2. Persepsi Siswa a. Pengertian Persepsi

Dokumen yang terkait

Hubungan antara kecerdasan spritual dengan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran pendidikan Agama Islam (studi penelitian pada kasus XI SMA al-Chanasanah Jakarta)

1 23 79

Efektifitas penggunaan media audio visual terhadap keberhasilan belajar siswa pada mata pelajaran pendidikan Agama Islam di SMK al-Hidayah Lebak Bulus

1 37 93

Hubungan antara kecerdasan emosional dengan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam: Studi Penelitian di Kelas XI SMA PGRI 109 Tangerang

2 10 112

Hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (studi Penelitian pada anak Yatim di SMP YPMS Kedaung)

0 12 77

Hubungan persepsi siswa terhadap disiplin guru dengan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran pendidikan agama islam

6 30 101

Hubungan komunikasi guru-siswa dengan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS di MAN 15 Jakarta

2 46 130

Hubungan antara minat belajar dengan prestasi belajar siswa pada bidang studi Pendidikan Agama Islam : studi penelitian pada siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Pamulang

0 3 117

Motivasi Belajar Siswa Pada Pelajaran Pendidikan Agama Islam (Studi Kasus Siswa/Siswi SMP Negeri 181 Jakarta)

1 11 83

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TERHADAP KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DENGAN HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TERHADAP KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DENGAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM.

1 5 18

PENGANTAR HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TERHADAP KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DENGAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM.

0 0 8