belajar dan pembelajaran yaitu metode mengajar, hubungan guru dengan siswa, hubungan siswa dengan siswa, disiplin sekolah,
sarana dan prasarana dan lain sebagainya. Semua ini akan membantu pencapaian prestasi belajar siswa.
32
c Lingkungan Masyarakat
Pergaulan di lingkungan masyarakat dapat mempengaruhi prestasi belajar. Anak yang bergaul dengan teman yang baik, akan
rajin dalam belajar dan waktunya banyak digunakan untuk belajar bersama. Sebaliknya anak yang bergaul dengan teman yang tidak
baik, selalu bermalas-malas di dalam belajar, dan waktunya banyak digunakan untuk bermain, maka anak itu akan terpengaruh oleh
temannya, sehingga prestasi belajarnya kurang optimal. Kondisi masyarakat di lingkungan kumuh serba kekurangan
dan anak-anak pengangguran, akan sangat mempengaruhi aktivitas belajar siswa. Paling tidak, siswa tersebut akan menemukan
kesulitan ketika memerlukan teman belajar atau berdiskusi dan meminjam alat-alat belajar tertentu yang kebetulan belum
dimilikinya.
33
c. Pengukuran Prestasi Belajar
Secara garis besar, alat penilaian atau evaluasi yang digunakan di sekolah adalah tes. Ditinjau dari segi cara mengajukan pertanyaan
dan cara memberikan jawaban, dalam tes ini dapat dibedakan sebagai berikut:
1 Pengukuran Ranah Kognitif a Tes Objektif
1 Tes benar salah True-False
Pertanyaan-pertanyaan disajikan dalam dua bentuk, yaitu
32 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru,..hlm.138 33 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru,..hlm.137
pertanyaan yang salah dan pertanyaan yang benar. Apabila pertanyaan-pertanyaan itu dijawab benar maka ditandai
dengan melingkari huruf B akan tetapi, jika pertanyaannya salah dengan melingkari huruf S.
2 Tes pilihan ganda Multiple Choice Test
Multiple Choice Test terdiri atas suatu keterangan atau pemberitahuan tentang suatu pengertian yang belum
lengkap. Untuk melengkapinya harus memilih salah satu dari beberapa kemungkinan jawaban yang telah disediakan.
Pertanyaan-pertanyaan disajikan dalam berbagai bentuk. Siswa diminta untuk memilih pertanyaan yang benar atau
yang salah. Pertanyaan-pertanyaan tersebut disertai dengan pengecoh distractor.
3 Menjodohkan Matching Test
Matching Test atau tes menjodohkan dengan cara mencocokkan pertanyaan tepat yang terdapat dalam kolom
lain. Matching Test terdiri atas satu seri pertanyaan dan satu seri jawaban. Masing-masing pertanyaan mempunyai
jawaban yang tercantum dalam seri jawaban.
4 Tes isian Completion Test
Completion Test biasa kita sebut dengan istilah tes isian, tes menyempurnakan, atau tes melengkapi.
Completion Test terdiri atas kalimat-kalimat yang ada bagian-bagiannya yang dihilangkan. Bagian yang
dihilangkan atau yang harus diisi oleh siswa ini adalah merupakan pengertian yang kita minta dari siswa.
34
34 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Revisi, Jakarta: Bumi
b Tes Subjektif
Tes subjektif pada umumnya berbentuk esai uraian. Tes bentuk esai adalah sejenis tes kemajuan belajar yang
memerlukan jawaban yang bersifat pembahasan atau uraian kata-kata. Soal-soal bentuk esai ini siswa dituntut untuk
menyusun pikirannya secara berurutan dengan menuangkan ide atau gagasannya dalam bahasa yang baik.
2 Pengukuran Ranah Afektif
Pengukuran ranah afektif tidaklah semudah mengukur ranah kognitif. Ranah afektif berkenaan dengan sikap dan nilai.
Pengukuran ranah afektif tidak dapat dilakukan setiap saat dalam arti pengukuran formal karena perubahan tingkah laku siswa dapat
berubah sewaktu-waktu. Pengubahan sikap seseorang memerlukan waktu yang relatif lama. Demikian juga pengembangan minat dan
penghargaan serta nilai-nilai. Yang menjadi sasaran penilaian ranah afektif adalah perilaku anak didik, bukanlah
pengetahuannya. Pertanyaan afektif tidak menuntut jawaban benar atau salah,
tetapi jawaban yang khusus tentang dirinya mengenai minat, sikap, dan internalisasi nilai.
35
3 Pengukuran Ranah Psikomotorik
Pengukuran ranah psikomotorik dilakukan terhadap hasil- hasil belajar yang tampak dalam bentuk keterampilan skill dan
kemampuan individu. Namun demikian biasanya pengukuran ranah ini disatukan atau dimulai dengan pengukuran ranah kognitif
sekaligus. Misalnya penampilannya dalam menggunakan
Aksara, 1999, Cet. I, h. 165-175. 35 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi..., h. 177.
thermometer diukur mulai dari pengetahuan mereka mengenai alat tersebut, pemahaman tentang alat dan penggunaannya aplikasi,
kemudian baru cara menggunakannya dalam bentuk keterampilan. Instrumen yang digunakan mengukur keterampilan biasanya
berupa matriks, ke bawah menyatakan perincian aspek bagian keterampilan yang akan diukur, ke kanan menunjukkan besarnya
skor yang dicapai.
36
Adapun pengukuran prestasi belajar pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam PAI yang digunakan di SMK Lebak
Bulus Jakarta, adalah tes objektif dan tes subjektif untuk ranah kognitif. Dan untuk ranah afektif dan psikomotorik menggunakan
penilaian dan pengamatan guru, khususnya guru agama terkait akhlak dan tingkah laku keseharian siswa.
2. Persepsi Siswa a. Pengertian Persepsi