Untuk mengukur persepsi seseorang dapat dilakukan dengan berbagai metode,
57
diantaranya:
1 Skala-skala Penilaian
Menurut Azwar dalam Ghana Syakira skala-skala penilaian ini dapat berupa skala sikap. Subjek merespon kepada masing-
masing pernyataan dengan menyetujui derajat dimana item yang bersangkutan berlaku padanya atau memberi ciri baginya yang
terdapat pada suatu skala yang ditetapkan. Biasanya skala terdiri atas lima kategori alternatif jawaban. Alternatif jawaban terdiri dari
’sangat setuju’,’ setuju’, ’ragu-ragu’, ’tidak setuju’, ’sangat tidak setuju’. Pendekatan yang paling sering digunakan di dalam
pengukuran persepsi adalah teknik skala penilaian ini yang biasanya memakai model Likert.
2. Observasi Diri
Metode ini memiliki makna yang sama dengan metode introspeksi. Metode introspeksi berarti melihat kedalam atau
memperhatikan dari dalam diri. Introspeksi merupakan jenis observasi diri dimana seseorang menanggapi, menganalisis, dan
melaporkan perasaan orang lain, dan bahkan segala sesuatu yang terjadi pada jiwa manusia selama terjadinya suatu tindakan
mental
58
.
Dalam penelitian ini, pada subyek siswa SMK Lebak Bulus Jakarta, penulis menggunakan alat ukur skala penilaian model Likert,
yakni subyek diminta untuk mengecek skala yang sesuai dengan keadaan dirinya, dengan alternatif jawaban ’sangat setuju’, ’setuju’, ’tidak setuju’,
dan ’sangat tidak setuju’.
D. Kerangka Berpikir
57 www. Ghana Syakira Azzahy.com 58 Tohirin, Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam,,,hlm.25
Prestasi belajar adalah penguasaan atau keterampilan yang diperoleh setelah mengalami kegiatan belajar mengajar disekolah
dalam kurun waktu terentu. Prestasi belajar dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Persepsi merupakan
faktor internal yang mempengaruhi prestasi belajar siswa. Persepsi adalah suatu proses aktivitas seseorang dalam
memberikan kesan, penilaian, pendapat, merasakan dan menginterpretasikan sesuatu berdasarkan informasi yang ditampilkan
dari sumber lain yang dipersepsi. Ciri-ciri bahwa siswa mempunyai persepsi positif terhadap
pelajaran Pendidikan Agama Islam PAI dapat dilihat dari rasa senangnya mengikuti pelajaran, keinginan untuk belajar PAI, nilai-
nilai hasil tugas yang baik, keaktifannya dalam proses pembelajaran PAI, selalu menyelesaikan tugas dengan baik dan tepat waktu, serta
hubungan atau interaksi yang baik dengan guru dan sesama teman. Persepsi bersifat individual dan tergantung pada pengalaman
siswa dalam mengikuti Pelajaran Agama Islam PAI yang disampaikan oleh seorang guru. Oleh karena itu persepsi siswa pada
mata pelajaran Pendidikan Agama Islam PAI memberikan perbedaan sesuai dengan penilaian mereka masing-masing, yaitu sebagai berikut;
Penilaian siswa terhadap materi pelajaran PAI, merupakan Tanggapan siswa terhadap pelajaran Pendidikan Agama Islam baik
yang bersifat positif maupun negatif akan sangat berpengaruh terhadap keberhasilan dan kegagalan dalam belajar. Siswa yang penilaiannya
positif terhadap pelajaran Pendidikan Agama Islam PAI akan menimbulkan kesadaran dan keseriusan dalam belajar sehingga dapat
meningkatkan prestasi belajar. Sebaliknya siswa yang penilainya negatif terhadap pelajaran Pendidikan Agama Islam PAI akan
menimbulkan kejenuhan dan membosankan dalam belajar yang berakibat menurunnya prestasi belajar.
Potensi siswa pada mata pelajaran PAI, potensi yang dimiliki
siswa sangat penting karena berpengaruh terhadap prestasi belajar. Potensi siswa tidak akan berkembang dengan baik jika tidak di latih
dengan keseriusannya dalam belajar. Oleh karena itu potensi siswa harus dikembangkan dan dilatih dengan baik agar prestasi belajarnya
tetap optimal. Aktivitas siswa dalam belajar PAI, aktivitas siswa yang dilakukan
terutama di dalam kelas sangat penting agar proses belajar dan pembelajaran berjalan dengan baik agar prestasi yang diharapkan dapat
diraih secara optimal. Disiplin siswa dalam lingkungan kelas, dalam hal kedisiplinan
dalam belajar dan pembelajaran PAI siswa dalam lingkungan kelas dengan selalu datang dan hadir pada saat pelajaran PAI tepat waktu
dan tidak pernah bolos, selalu menyelesaikan tugas dengan baik dan tepat waktu dan sebagainya. Semua ini akan mendukung agar prestasi
belajar tetap optimal. Hubungan antara guru dan siswa, dalam sekolah perlu adanya
hubungan yang baik antara guru dan siswa karena akan berdampak positif terhadap prilaku siswa terutama dalam meningkatkan prestasi
belajar siswa. Pendapat diatas didukung oleh hasil penelitian Syarif Yusniarsyah
1999 yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan dan bermakna antara persepsi dengan prestasi belajar. Sumbangan
persepsi siswa terhadap pengajaran guru memberikan sumbangan sebesar 33,053.
E. Hipotesis Penelitian