huruf, maupun kalimat dan ditulis oleh guru dalam buku prestasi belajar siswa raport.
Menurut Zakiah Daradjat, Pendidikan Agama Islam adalah “suatu usaha untuk membina dan mengasuh peserta didik agar
senantiasa dapat memahami ajaran Islam secara menyeluruh lalu menghayati tujuan, yang pada akhirnya dapat mengamalkan serta
menjadikan Islam sebagai pandangan hidup.”
21
Dengan pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar Pendidikan Agama Islam PAI yakni hasil belajar yang diraih
oleh siswa setelah mengikuti proses belajar pada mata pelajaran PAI yang meliputi aspek Aqidah, Fikih, Al-Qur’an, Akhlak, dan Sejarah
Islam.
b. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar, yaitu berhubungan dengan faktor intenal dan faktor eksternal. Faktor
internal mencakup faktor fisiologis dan psikologis. Adapun yang termasuk faktor psikologis mencakup: inteligensi, bakat, minat,
motivasi, persepsi, dan sikap. Sedangkan faktor eksternal meliputi: lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Berikut ini akan
dijelaskan masing-masing aspek:
1 Faktor Internal Siswa
Faktor yang berasal dari dalam diri siswa sendiri meliputi dua aspek, yakni aspek fisiologis dan aspek psikologis.
a Aspek Fisiologis
Aspek fisiologis yang mempengaruhi belajar berkenaan dengan keadaan atau kondisi umum jasmani seseorang, misalnya
21 Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam ..., h. 130.
menyangkut kesehatan atau kondisi tubuh. Kondisi keadaan tubuh yang sakit dapat menurunkan kualitas ranah cipta kognitif
sehingga materi yang dipelajari dalam proses belajar tidak berbekas. Organ-organ khusus siswa seperti tingkat kesehatan
indera pendengaran, penglihatan, juga sangat mempengaruhi kemampuan siswa dalam menyerap informasi dan pengetahuan
dalam proses belajar. Sebaliknya, daya pendengaran dan penglihatan siswa yang rendah, akan menimbulkan kesulitan dalam
belajar.
22
b Aspek Psikologis 1 Intelegensi
Menurut Reber 1988 mendefinisikan intelegensi sebagai kemampuan psiko-fisik untuk mereaksi rangsangan atau
penyesuaian diri dengan lingkungan dengan cara yang tepat.
23
Intelegensi siswa sangat berpengaruh dalam menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa. Semakin tinggi kemampuan
intelegensi seorang siswa maka semakin besar peluangnya untuk meraih sukses. Sebaliknya, semakin rendah kemampuan
intelegensi seorang siswa maka semakin kecil peluangnya untuk meraih sukses.
24
2 Bakat
Bakat atau aptitude merupakan kemampuan bawaan, sebagai potensi yang masih perlu dikembangkan dan dilatih agar
dapat terwujud. Bakat dapat menentukan prestasi seseorang.
25
Bakat juga diartikan sebagai kemampuan potensial yang dimiliki
22Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, Jakarta:PT.Remaja Rosda Karya, 2008,hlm.132
23 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, Bandung: PT Remaja Rosda karya, 2008cet keempat belas,hlm.133
24 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru,.hlm.133 25 Utami Munandar,Mengembangkan Bakat Dan Kreativitas Anak Sekolah, Jakarta:
PT.Grasindo, 1992,cet,1 hlm.17
seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang. Dengan demikian, sebetulnya setiap orang pasti memiliki
bakat dalam arti potensi untuk mencapai prestasi sampai ketingkat terrtentu sesuai dengan kapasitasnya masing-masing.
Bakat siswa harus dikembangkan atau diwujudkan dan dilatih dengan baik sesuai dengn potensi yang dimilikinya. Siswa
yang berbakat dalam bidang-bidang studi tertentu, akan lebih mudah memahami bidang studi tersebut. Dengan demikian, bakat
itu dapat mempengaruhi belajar siswa, khususnya berkenaan dengan keberhasilan prestasi belajar siswa itu sendiri.
26
.
3 Minat Minat adalah kecenderungan dan kegairahan yang tinggi
atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Minat mempunyai peranan yang sangat penting dan
mempunyai dampak yang besar atas prilaku dan sikap. Minat mempunyai sumber yang kuat untuk belajar. Siswa yang berminat
terhadap Pendidikan Agama Islam PAI akan berusaha lebih keras untuk belajar dibandingkan dengan siswa yang kurang berminat.
Dengan demikian tinggi rendahnya minat belajar siswa akan mempengaruhi hasil belajar yang akan dicapai oleh siswa.
27
4 Motivasi
Motivasi adalah suatu usaha yang disadari untuk mempengaruhi tingkah laku seseorang agar ia tergerak hatinya
untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu.
28
Motivasi berprestasi merupakan salah satu faktor
26Eni Rosda Syarbaini, “Hubungan Antara Konsep Diri dan Gaya Belajar terhadap Prestasi Belajar”, hlm. 7.
27Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru,..hlm.136
28 Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, Bandung: Remaja Rosda Karya, 1990,hlm. 71
yang ikut menentukan keberhasilan dalam belajar. Siswa yang mempunyai motivasi rendah dalam belajar, maka tidak mustahil
prestasi belajarnya di sekolah tidak akan meningkat, sebaliknya siswa yang memiliki motivasi tinggi dalam belajar maka prestasi
belajarnya di sekolah akan optimal.
5 Persepsi
Persepsi merupakan pandangan, tanggapan, perasaan, penilaian individu dalam memberikan informasi
sehingga seseorang akan menyadari, mengerti dan memahami keadaan diri sendiri serta dapat bersikap dan bertindak sesuai
dengan tuntutan lingkungan. Persepsi merupakan suatu proses penafsiran seseorang
terhadap sesuatu yang dilihatnya dengan mengiterpretasikan kesan- kesan sensori dalam usahanya memberikan makna tertentu kepada
lingkungannya. Menurut Davidof dalam Bimo Walgito menjelaskan bahwa
persepsi dapat terjadi karena perasaan, kemampuan berpikir, pengalaman-pengalaman individu yang berbeda sehingga hasil
persepsi antara individu satu dengan yang lain tidak sama karena persepsi itu bersifat individual.
29
Persepsi positif yang dimiliki siswa, akan menjadikan siswa lebih giat dan rajin dalam belajar dan pada akhirnya akan
mempengaruhi prestasi belajarnya. Penilaian siswa yang positif terhadap pelajaran PAI akan mendorong aktivitas belajar serta
sikap positif terhadap belajar yang kesemuanya itu akan berpengaruh terhadap proses pencapaian prestasi belajarnya.
5 Sikap
Sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif berupa
29 Bimo Walgito, Pengantar Psikologi Umum, Yogyakarta: Andi, 2004, Ed. IV
kecendrungan untuk mereaksi atau merespons response tendency dengan cara yang relatif tetap terhadap objek orang, barang, dan
sebagainya, baik secara positif maupun negatif. Menurut Second dan Backman sikap adalah keteraturan tertentu dalam hal perasaan
afeksi, pemikiran kognisi, dan tindakan konasi seseorang terhadap suatu aspek dilingkungan sekitarnya.
30
Sikap siswa yang positif terhadap mata pelajaran tertentu merupakan pertanda awal
yang baik bagi proses belajar siswa tersebut. Sebaliknya, sikap negatif siswa terhadap mata pelajaran tertentu dapat menimbulkan
kesulitan belajar siswa itu sendiri.
2 Faktor Eksternal Siswa a Lingkungan Keluarga
Keluarga adalah lembaga sosial resmi yang terbentuk setelah adanya suatu perkawinan. Keluarga merupakan lingkungan
pertama, dimana sifat dan kepribadian anak akan tumbuh dan berkembang. Keluarga mempunyai peranan yang sangat penting
terhadap keberhasilan belajar siswa, khususnya orang tua membimbing, mendukung terhadap aktifitas belajar anaknya. Hal
ini memungkinkan diri anak untuk mencapai prestasi belajar yang tinggi. Namun sebaliknya, apabila orang tua acuh tak acuh
terhadap aktivitas belajar anak, maka biasanya anak kurang atau tidak memiliki semangat belajar, sehingga sulit mencapai prestasi
yang tinggi.
31
b Lingkungan Sekolah
Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal memiliki peranan dalam membentuk kepribadian dan mencerdaskan anak.
Lingkungan sekolah yang esensial yang mempengaruhi proses
30 Alex Sobur, Psikologi Umum, Bandung: Pustaka Setia, 2003 hlm,358 31 Kartini Kartono, Bimbingan Belajar di SMA dan perguruan Tinggi, Jakarta: CV.
Rajawali, 1985, hlm.5
belajar dan pembelajaran yaitu metode mengajar, hubungan guru dengan siswa, hubungan siswa dengan siswa, disiplin sekolah,
sarana dan prasarana dan lain sebagainya. Semua ini akan membantu pencapaian prestasi belajar siswa.
32
c Lingkungan Masyarakat
Pergaulan di lingkungan masyarakat dapat mempengaruhi prestasi belajar. Anak yang bergaul dengan teman yang baik, akan
rajin dalam belajar dan waktunya banyak digunakan untuk belajar bersama. Sebaliknya anak yang bergaul dengan teman yang tidak
baik, selalu bermalas-malas di dalam belajar, dan waktunya banyak digunakan untuk bermain, maka anak itu akan terpengaruh oleh
temannya, sehingga prestasi belajarnya kurang optimal. Kondisi masyarakat di lingkungan kumuh serba kekurangan
dan anak-anak pengangguran, akan sangat mempengaruhi aktivitas belajar siswa. Paling tidak, siswa tersebut akan menemukan
kesulitan ketika memerlukan teman belajar atau berdiskusi dan meminjam alat-alat belajar tertentu yang kebetulan belum
dimilikinya.
33
c. Pengukuran Prestasi Belajar