Usaha yang Diberikan Industri Terhadap Pesantren: Antara

Vacumnya pesantren dari perpolitikan bukan saja berpengaruh pada variasi masyarakat dalam memilih, tetapi juga memunculkan aktor-aktor politik di luar pesantren, seperti kemunculan ustadz Dede Abdul Kholik dan bapak Iwan M. Fallah. Perpolitikan kampung Panyawungan tidak lagi seragam. Hal ini dibuktikan oleh hasil perolehan suara dimana partai-partai bernuansa Islam harus membagi suara dengan partai-partai berhaluan lain, bahkan ada warga seperti bapak Amas yang bergabung dengan Gerindra. 8

B. Usaha yang Diberikan Industri Terhadap Pesantren: Antara

Pemberdayaan dan Jaminan Keberlangsungan Industri. Pondok pesantren Nahdjussalam, selalu dijadikan panutan dalam berprilaku oleh masyarakat. Pondok ini dengan segala kekuatan yang dimilikinya bahkan mampu meredam konflik berdarah antara penduduk kampung Panyawungan dan Bumi Cipacing Permai pada pertengahan 2006. Kasus terbaru adalah konflik sengketa tanah Perumahan Mutiara Cileunyi yang melibatakan tindakan pengerahan massa hingga berujung pada konflik antara masyarakat kampung Panyawungan dan kampung Galumpit. Peran pesantren dalam mendudukan masalah tersebut justru lebih kuat daripada peran polisi dan pejabat desa sekalipun. Dalam kasus yang saat ini masih berlangsung, yaitu pendirian PT. Global Agro Semesta. Pemilik perusahaan yang di mediatori oleh Yayasan Lingkar Santri Nusantara YALISAN dan Yayasan Madani lebih memiih mendatangi pesantren 8 Kesulitan mendapatkan akses data akurat menyebabkan penulis hanya mengandalakan wawancara dari para mantan ketua TPS yang ada di kampung Panyawungan. Wawancara dilakuakan dengan bapak. Iin, ustadz Cecep, dan bapak. Dudung, Bandung, 01-02 Mei 2010. dalam berkonsultasi pendirian pabriknya yang berlokasi di tengah padat penduduk dan tepat di muka gerbang pesantren lihat h. 92. Besarnya pengaruh pesantren tersebut menjadikan pihak industri selalu menjalin hubungan baik dengan pihak pesantren. Selain dari bantuan yang sifatnya pembangunan, industri juga memberi beberapa keistimewaan yang diberikan pada pesantren. Bagi pihak industri tentu hal itu dilakukan sebagai jaminan sosial untuk keberlangsungan produksi mereka. Beberapa keistimewaan yang diberikan pihak industri terhadap pesantren di antaranya: kewenangan untuk mengelola limbah textile dari PT. STG dan PT. Poliyfilatex. Penyedia bahan baku bagi PT. Ika Food dan PT. Global Agro Semesta. Namun tidak semua usaha tersebut dapat dikelola dengan baik oleh pesantren. Saat ini hanya pengelolaan limbah dari PT. STG saja yang masih berjalan. Banyaknya fasilitas yang diberikan terhadap pesantren berupa hak usaha tersebut berdampak ke dalam maupun ke luar pesantren. Dampak positif yang dirasakan oleh pesantren terbukanya sumber keuangan, terbukanya lapangan pekerjaan, peningkatan kesejahteraan keluarga pesantren dan pemasukan kas pesantren. Namun selain dampak positif sebagaimana disebut, usaha komunal yang dijalani oleh keluarga pesantren ini juga berdampak pada perpecahan keluarga pesantren akibat adanya ketimpangan ekonomi antara keluarga. Selain itu juga banyak kyai-kyai pondok yang terjebak dalam rutinitas bisnis yang tidak jarang meninggalkan tugasnya sebagai tenaga pengajar di pondok. 9 Kesemberawutan manajemen pondok yang belum siap dalam mengelola usaha, menjadikan usaha yang sifatnya komunal ini telah beberapakali berganti pimpinan, namun dalam perjalannnya tidak ada satu pimpinan pun yang berhasil membawa usaha ini pada kemajuan. Gambar 6. Aktivitas Di Penyortiran Limbah Sedangkan dampak yang dirasakan dari luar adalah adanya sentimen dari sebagian masyarakat yang menganggap pesantren memonopoli sumber daya yang seharusnya dikelola oleh masyarakat. Sentimen masyarakat semacam itu bahkan pernah membuat jalinan pesantren dan masyarakat kurang harmonis. Beberapa pertemuan yang membahas tentang hak pengolahan limbah industri berhasil memisahkan antara masyarakat yang pro terhadap pesantren dan 9 Menurut hasil observasi, penulis melihat ada pem-blok-an antara keluarga pesantren yaitu blok utara yang merupakan keturunan Hj. Khotimah dan blok selatan yang merupakan keturunan dari KH. Athoillah dan KH. E. Najmudin. Sedangkan sisanya bersifat netral. masyarakat yang pro terhadap Karang Taruna yang pada waktu itu dipimpin oleh bapak Ade Zakaria. Kondisi masyarakat yang terpecah hampir saja membuat marah para preman yang mendukung pesantren, kemarahan para preman tersebut dapat diredam oleh musyawarah keluarga pesantren yang dilaksanakan pada tanggal 21 Januari yang bertempat di komplek pesantren. 10 Akhirnya pada pertemuan yang mempertemukan antara pesantren dan Karang Taruna yang yang dilaksanakan pada tanggal 6 Februari 2005 di rumah bapak Emuh, pesantren melepaskan hak pengelolaan limbah PT. Polyfilatex kepada masyarakat.

C. Pesantren Dan Industri Dalam Pemilihan Kepala Desa