masyarakat yang pro terhadap Karang Taruna yang pada waktu itu dipimpin oleh bapak Ade Zakaria. Kondisi masyarakat yang terpecah hampir saja membuat
marah para preman yang mendukung pesantren, kemarahan para preman tersebut dapat diredam oleh musyawarah keluarga pesantren yang dilaksanakan pada
tanggal 21 Januari yang bertempat di komplek pesantren.
10
Akhirnya pada pertemuan yang mempertemukan antara pesantren dan Karang Taruna yang yang dilaksanakan pada tanggal 6 Februari 2005 di rumah
bapak Emuh, pesantren melepaskan hak pengelolaan limbah PT. Polyfilatex kepada masyarakat.
C. Pesantren Dan Industri Dalam Pemilihan Kepala Desa
Bagi penduduk desa, jabatan kepala desa merupakan jabatan terhormat, memiliki banyak kekuasaan, dan dapat mendatangkan kekayaan. Itu mengapa
jabatan ini selalu menarik untuk diperebutkan oleh para elit dan para pendukungnya yang ingin mendapatkan keuntungan tertentu dari calon yang
dijagokannya kelak jika menang. Peran pemimpin sosial pesantren yang besar seperti disinggung di atas,
dengan sendirinya mempunyai kekuatan untuk konsensus penduduk seperti dalam momentum pemilihan kepala desa. Hal itu dibuktikan oleh para kepala desa paska
Raden Atmajadikarta yang datang dari elit pesantren al-Jawami dan elit Panyawungan yang mempunyai hubungan kekerabatan dan emosional dengan
pesantren Nahdjussalam.
10
Selain pada waktu itu penulis mengikuti sendiri pertemuan tersebut, data juga didapat dari wawancara dengan ustadz. Cecep yang pada saat itu merupakan Ketua KOPONTREN
Nahdjussalam
Sulit diketahui penyebabnya, entah itu semacam bargaining politik atau semata hanya untuk menjaga keharmonisan antara pesantren al-Jawami dan
pesantren Nahdjussalam, setiap kali Panyawungan mempunyai calon, maka al- Jawami tidak memiliki calon, begitu pula sebaliknya.
11
Namun dalam kancah perebutan kepala desa, ternyata ada unsur lain yang mampu memobilisasi massa di luar pesantren. unsur tersebut tidak lain adalah
modal yang harus dikeluarkan oleh calon kepala desa untuk membiayai masa kampanye. Modal yang yang harus dikeluarkan dalam kampanye angkanya
mencapai puluhan juta rupiah.
12
Masuknya peran modal dalam pemilihan kepala desa, menjadikan siapa saja calon yang ingin menang untuk mendekati baik individu maupun intitusi
untuk mendukungnya atau setidaknya tidak memberikan modal pada lawan politiknya.
Semenjak pembangunan industri di wilayah Panyawungan pada tahun 1984-an, industri sebagai institusi yang memiliki modal dan kepentingan masuk
mewarnai politik desa. Masuknya industri dalam perpolitikan desa memang mudah dimengerti menimbang banyak kepentingan industri yang harus melewati
kewenangan kepala desa.
13
11
Sudah menjadi pengetahuan umum masyarakat Desa Cileunyi Wetan
12
Wawancara dengan bapak Iwan M. Fallah mantan Kades 2002-2007, Ia menghabiskan dana sampai 40 jt Rupiah untuk kelancaran kampanyenya.
13
Kepala desa banyak menikmati aset yang ada di daeranhya, seperti carik yaitu bagian keuntungan dari hasil jual-beli tanah, jual beli ternak besar, besarnya persentase tergantung dari
kesepakatan masyarakat sebelum pemilihan diadakan. Sedangkan untuk pemungutan pajak, pemerintah desa mendapatkan insentif sebesar 2,5 dari jumlah pajak yang berhasil dikumpulkan
dari penduduknya. Itu hanya yang diketahuinya saja, belum lagi hal-hal seperti perijinan-perijinan, terutama perijinan usaha. Iwan M. Fallah.
Pengaruh modal tersebut terbukti pada pemilihan kepala desa tahun 2002 dimana bapak Iwan Miftahul Fallah menang tipis dari pesaing terdekatnya yaitu
H. Martin yang dikabarkan dekat dengan pihak Industri. Walau tidak ada data yang dapat ditelusuri namun menurut ingatan bapak Iwan, ia hanya lebih 31 suara
dari lawannya.
14
Industri yang menyebabkan urbanisasi juga berperan dalam pemecahan suara mengingat banyaknya pendatang yang mempunyai hak untuk memilih.
Perilaku dan orientasi pendatang tentu berbeda dengan penduduk asli yang masih terikat seperti oleh rasa primordial, adat-istiadat, dan pemakaian terhadap
pesantren sebagai pemimpin sosial. Bagi mereka, pemimpin dipilih berdasarkan kualitas individu yang bersifat sporadis dan bukan lagi berdasar pada geneologis
dan segmental.
15
Industri juga mempengaruhi perjalanan roda pemerintahan desa. Masih menurut bapak Iwan, aparatur pemerintah desa tidak bisa bertindak apa-apa ketika
masyarakat mengeluhkan limbah industri yang mencemari perairan dan lingkungan masyarakat.
Jika kita menekan industri dan mengadukannya secara hukum, maka siapa yang akan menanggung akibatnya. Siapa yang akan bertanggung jawab
dengan pengangguran. Sedang untuk STG saja terserap lebih dari 5000 tenaga kerja.
16
Bukan itu saja, ketika masyarakat mengeluhkan jalanan desa yang rusak akibat lalu-lalangnya mobil berat industri. Pihak industri melimpahkan
14
Wawancara dengan bapak Iwan Miftahul Fallah, Bandung 03 Maret 2010
15
Menurut bapak Iwan, pecahnya suara beliau di Kp. Panyawungan dan Perum Abdi Negara kemungkinan berasal dari suara pendatang yang displit oleh peran bapak Ending yang
merupakan makelar tanah dan tangan kanan H. Martin
16
Wawancara dengan Karang Taruna, Bandung 05 Juni 2010
permasalahannya tersebut pada pemerintah desa dengan dalih mereka membayar pajak yang sangat besar. Dan desa tidak mampu berbuat apa-apa untuk
memperbaiki jalanannya sendiri.
17
D. ARENA KERJA SAMA DAN KONFLIK YANG SEDANG TERJADI