Kondisi Geografis dan Demografis Desa Gondang

BAB II GAMBARAN UMUM MASYARAKAT GODANG TUGU TRENGGALEK

A. Kondisi Geografis dan Demografis Desa Gondang

Kabupaten Trenggalek merupakan salah satu kabupaten yang terdapat di wilayah Jawa Timur. Jarak antara kabupaten Trenggalek dengan Ibu kota Provinsi kurang lebih 468 km, sedangkan luasnya kurang lebih 1.261,40 Km 2 , dengan ketinggian 110 meter dari di atas permukaan air laut. Secara adminitratif kabupaten ini terbagi menjadi empat wilayah pembantu bupati, tiga belas kecamatan, 157 desa dan 509 dusun. Kabupaten Trenggalek berbatasan dengan beberapa kabupaten. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Ponorogo, sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Kabupaten Kediri, sebelah Selatan berbatasan dengan Samudra Indonesia dan sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Tulungagung. Di wilayah ini banyak terdapat tambang mineral antara lain mangan di Kecamatan Pogalan, Gandusari dan Watulimo, aluminium di Kecamatan Dongko dan Durenan, kaolin, gips dan traso di Kecamatan Bendungan, Karangan, Gandusari, Pogalan dan Tugu, marmer di Kecamatan Panggul, dan batu kapur di Kecamatan Gandusari, Karangan, Tugu dan Watulimo. Jumlah pendudukan Kabupaten Trenggalek berdasarkan sensus tahun 2005 kurang lebih 1.017.282 jiwa, terdiri dari perempuan 509.782 jiwa dan laki- laki 507.500 jiwa. Penduduk Kabupaten Trenggalek hampir semua memeluk agama Islam selebihnya memeluk agama Kristen, Katolik, Hindu dan Budha. 90 Penduduk Trenggalek masyarakatnya adalah asli keturunan pribumi dan sisanya keterunan Tiong Hoa dan keturunan-keturunan di wilayah Indonesia. Sarana pendidikan yang tersedia di kabupaten ini meliputi 358 TK, 576 SD, delapan puluh SLTP dan enam puluh STLA dari jumlah itu ada yang negeri dan swasta di tambah tiga perguruan tinggi swasta yang terdapat di Kabupaten Trenggalek. Fasilitas kesehatan meliputi dua rumah sakit, tiga puluh puskesmas, empat puluh puskesmas pembantu dan lima apotik. Sarana peribadatan yang tersedia meliputi 950 masjid, 1.466 langgar atau mushala, tiga belas gereja dan tiga gereja Katolik. Mata pencaharian pendudukan sebagian besar adalah dibidang pertanian. Dengan demikian pendapatan daerah pun sebagaian besar berasal dari sektor pertanian seperti, padi jagung, kedelai, ubi kayu, ubi jalar dan kacang tanah, di samping itu kabupaten ini juga banyak menghasilkan sayuran dan buah- buahan. Selain itu di Ibu Kota kabupaten sesuai dengan ciri jenis mata pencaharian di perkotaan, pekerjaan yang mereka pilih pun kompleks ada yang bekerja sebagai pedagang, PNS, POLRI, TNI, wira usaha, buruh, tukang becak, sopir, karyawan. Pemilik tambang bukanlah putra daerah tapi orang luar daerah, seperti Surabaya, Tulungagung dan etnis Cina. Orang pribumi hanya menjadi kuli kasar dan karyawan saja. Ini terjadi pada pertambangan mamer, kaolin, dan kapur, karena Sumber Daya Manusia belum memadai. Untuk gips sendiri masyarakat telah mengusainya. Hasil perkebunan di daerah ini yang paling menonjol adalah cengkeh yang produksinya menempati pertama di propinsi Jawa Timur. Hampir seluruh kecamatan di Kabupaten Trenggalek tedapat hutan kayu. Namun areal hutan di kecamatan Watulimo dan Munjungan lebih luas dari pada areal hutan di kecamatan lain. Tetapi keadaan ini sudah mulai berubah dengan adanya perambahan hutan secara ilegal untuk di jadikan bahan-bahan ukiran dan mebel. Keadaan Kecamatan Tugu sebagian besar adalah dataran tinggi terutama sebelah barat dan utara. Kecamatan Tugu merupakan kecamatan paling barat di Kabupaten Trenggalek, Kecamatan ini berbatasan; • Sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Karangan • Sebelah selatan berbatasan dengan kecamatan Pule dan Panggul • Sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Ponorogo • Sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Ponorogo. Luas Kecamatan Tugu kurang lebih 50,15 kilometer persegi dengan jumlah pendudukan berdasarkan hasil sensus pada tahun 2005 berjumlah kurang lebih 62.874 jiwa. Penduduknya rata-rata bermata pencahariannya di bidang pertanian dengan tanaman utama padi di musim penghujan dan Jagung, kedele, singkong di musim kemarau. Juga dihasilkan kelapa. Hasil-hasil pertanian ini rata-rata belum diolah sendiri menjadi barang yang lebih berharga melainkan dijual ke daerah lain. Disamping itu mata pencaharian penduduknya adalah beternak, berdagang, PNS, POLRI, TNI dan banyak pula yang pergi keluar negeri sebagai TKI atau merantau ke daerah lain di Indonesia untuk mencari nafkah. Desa-desa di kecamatan Tugu meliputi; Nglinggis, Pucanganak, Dermosari, Jambu, Winong, Sukorejo, Gondang, Nglongsor, Banaran dan Prambon. Masing-masing desa di kepalai seorang kepala desa. Belum ada satupun yang berstatus kelurahan. Di bidang Pendidikan terdapat lima SMP tiga diantaranya SMP Negeri terletak di desa Dermosari, Nglongsor, Prambon, dua SMP swasta dan tiga SMA yang salah satunya adalah SMA 1 Negeri Tugu terletak di desa Nglongsor yang baru di bangun tahun 2005. Sekolah dasar sudah cukup banyak di tiap-tiap desa tidak kurang dari tiga SD. Di kecematan Tugu juga terdapat lima pondok pesantren yang berada di Desa Gondang yang berjumlah tiga pondok pesantren dan dua pondok pesantren di Desa Prambon lihat tabel I. TABEL I Perincian Sarana Pendidikan Kecamatan Tugu Pada tahun 2005 NO Jenis Sarana Pendidikan Negeri Swasta 1 Kelompok bermain - 3 2 TKSederajat 3 3 3 SDSederajat 30 7 4 SLTPSederajat 3 2 5 SLTASederajat 1 2 6 Pondok Pesantren 5 Sumber: Kantor Kecamatan Tugu Minat pemuda-pemudi di daerah ini untuk menempuh pendidikan cukup baik sehingga banyak diantara mereka tersebar luas diberbagai perguruan tinggi negeri dan swasta di negeri ini. Bahkan banyak pula yang telah menduduki jabatan-jabatan penting. Letak Desa Godang di Kabupaten Trenggalek sangatlah strategis karena desa ini dilewati oleh jalur lingkar Selatan dan tidak jauh pula dari pusat pemerintahan kabupaten yang hanya berjarak kurang lebih delapan kilometer bila ditempuh dengan kendaraan bermotor hanya berkisar tiga puluh menit, dan jarak antara Ibu Kota Propinsi dengan Kabupaten Trenggalek kurang lebih 476, bila ditempuh dengan kendaraan bermotor sekitar tujuh jam. Letak kantor desa berada di Desa Gondang Utara yang jauh dari jalan raya yang menghubungkan Kecamatan Tugu dengan wilayah Trenggalek. Desa Gondang ini diapit oleh empat desa, yakni : • Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Banaran • Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Nglongsor • Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Sukorejo • Sebelah Selatan terdapat Desa Tumpuk dan Desa Kerjo Kec. Karangan. Luas Desa Gondang 263,750 kilometer persegi dan jumlah penduduk pada tahun 2006 mencapai 6.986 jiwa, terdiri dari 3.643 perempuan dan 3.348 laki-laki. Desa Gondang memiliki delapan Rukun Warga RW, 30 Rukun Tetangga RT, dalam setiap RW memiliki 38 Kepala Keluarga KK. Dari 6.986 jiwa jumlah penduduk Desa Gondang semuanya memeluk agam Islam. Matapencaharian penduduk sebagian besar adalah menjadi petani, buruh tani, PNS, pengrajin TNIPOLRI, dan sebagainya. 1 Bila di musim kemarau penduduk Desa Gondang yang berprofesi menjadi petani berubah profesi menjadi pembuat bata merah yang terbuat dari lempung tanah liat yang telah dicampur dengan 1 BPM-KS Badan Pemberdayaan Masyarakat Dan Kesejahteraan Sosial Kabupaten Trenggalek Tahun 2005, h. 30 pasir dan air kemudian di cetak dan dijemur lalu dibakar. Hingga kini masyarakat Desa Gondang masih membuat bata merah, walau pun beberapa diantara mereka telah beralih untuk menanam kedelai, singkong. Kehidupan masyarakat sangat kental dengan tradisi pesantren. Aktivitas keagamaan seperti pengajian selalu mereka adakan di masjid. Dalam pengajian, mereka selalu memgundang penceramah yang pandai dalam segala hal. Di samping kegiatan pengajian, mereka juga melakukan slametan dalam hajatan seperti perkawinan, akikah anak, khitanan, kematian, pitung sasi tujuh bulanan dan slametan dalam memperingati hari-hari besar Islam. Kegiatan masyarakat dalam hal gotong royong masih bisa ditemukan ketika diantara mereka melakukan sesuatu yang membutuhkan bantuan orang lain, seperti membangun rumah Di masyarakat Gondang ini memliki tiga bahasa yang digunakan sehari-hari dalam berkomunikasi, yakni : ngoko kasar, alus sedang, kromo halus. Penggunaan ketiga tingkatan bahasa tersebut tergantung pada lawan bicaranya. Bahasa ngoko itu biasa digunakan dalam berkomunikasi sehari-hari pada usia sebaya, teman sepermainan atau dalam keadaan emosi. Bahasa alus sedang digunakan oleh masyarakat yang usianya muda terhadap orang yang lebih tua atau orang yang dituakan. Bahasa kromo halus lemah lembut digunakan oleh para pemuda masyarakat kepada orang yang memiliki jabatan tertentu atau orang tua di rumah. Desa Gondang disebut juga sebagai kota santri yang memiliki sepuluh unit pondok pesantren kecil maupun besar diantara ke-5 pondok pesantren yang paling besar adalah Pondok Pesantren Qamarul Hidayah dan yang tertua di Desa Gondang bahkan sekecamatan Tugu. Karena pondok pesantren ini memiliki lebih seribu santri baik dari sekitar pesantren maupun daru luar daerah. 2

B. Kondisi Ekonomi Masyarakat Gondang Tugu