Gondang bahkan sekecamatan Tugu. Karena pondok pesantren ini memiliki lebih seribu santri baik dari sekitar pesantren maupun daru luar daerah.
2
B. Kondisi Ekonomi Masyarakat Gondang Tugu
Masyarakat gondang pada tahun 1960 perekonomian masyarakat sangat tergantung pada hasil panen padi, dan jumlah penduduk masih sedikit
sekali dan tidak seperti sekarang ini yang berjumlah kurang lebih 6 ribu jiwa. Pada tahun 1960 Desa Gondang dahulu hanya berupa rawa-rawa yang digunakan
sebagai irigasi persawahan penduduk desa tidak heran ketika musim kemarau, kekeringan melanda desa ini terlebih pada bulan Maret sampai bulan September
petani tidak bisa berbuat apa-apa selain membuat bata merah sebagai pengganti petani.
3
Hingga kini masyarakat Desa Gondang masih membuat bata merah jika di musim kemarau. Walau pun beberapa diantara mereka telah beralih menanam
kedelai, singkong. Pada tahun 1965 di masyarakat terjadi gejolak yang sangat menggangu
perekonomian dan keamanan di masyarakat, karena pemerintah pada waktu itu memburu setiap warga yang dicurigai sebagai anggota PKI. Pada tahun 1965 itu
juga terjadi krisis pangan yang amat sangat, masyarakat hanya bisa memakan krokot tumbuhan yang bisa diolah menjadi makanan dan bayam saja dan tidak
mampu untuk makan tiwul apalagi makan nasi untuk dikonsumsi sehari-hari. Desa Gondang awalnya adalah sebuah rawa-awa yang kecil dan setiap
musim kemarau rawa-rawa berubah menjadi kering. Setelah tahun 1966 masyarakat dan tokoh masyarakat mengadakan gotong royong untuk membuka
2
Bpak. Sukamto, Kepala Desa Gondang, Wawancara Pribadi, Gondang, 07 Juli 2008
3
KH. Ahmad Dahlan, Tokoh Masyarakat, Wawancara Pribadi, Godang, 08 Juli 2008
lahan pertanian, maka di timbunlah rawa-rawa tersebut untuk dijadikan lahan pertanian dan perumahan warga Desa Gondang.
4
Setelah pengurukan rawa-rawa, masyarakat dan pemerintah setempat bergotong royong membuat jalan yang
awalnya hanya berupa pebatuan. Akhirnya perekonomian masyarakat sedikit demi sedikit berjalan ditambah dengan adanya industri perumahan berupa tenun kain
dan industri rumah lainnya seperti beberapa pabrik tahu tempe. Dengan adanya perindustrian ini masyarakat banyak terbantu terlebih membantu para pemuda-
pemudi yang putus sekolah. Namun pada tahun 1977 industri tenun ini bangkrut karena persaingan kain titron tidak demikian dengan indutri tahun yang sampai
sekarang masih tetap jaya. Matapencaharian masyarakat Desa Gondang sebagian besar adalah
petani sebesar 27,64 berjumlah 397 orang dan buruh petani sebesar 32,86 berjumlah 472. Kemudian urutan ketiga adalah pekerjaan tidak menetap sekitat
19,42 yang berjumlah 279 orang. Untuk urutan keempat adalah PNS sekitar 8,55 berjumlah 123 orang, sedangkan urutan yang kelima adalah TNI sebesar
1,04 yang berjumlah15 orang, untuk POLRI sebesar 0,76 berjumlah 11 orang, dan tukang kayu sebesar 1,88 yang berjumlah 27 orang, untuk karyawan swasta
sebesar 1,64 yang berjumlah 28 orang. Sisanya yang kurang dari 1 adalah Sopir, penjahit, montir, guru swasta dan kontraktor. Lihat tabel II, hal. 22.
4
KH. Ahmad Dahlan, Wawancara Pribadi
TABEL II Menurut Matapencaharian
Penduduk Desa Gondang Tahun 2004
1
NO JENIS
MATAPENCAHARIAN JUMLAH
PERSENTASE
1 Petani
397 27,64
1
BPM-KS Badan Pemberdayaan Masyarakat Dan Kesejahteraan Sosial Kabupaten Trenggalek Tahun 2005, h. 30
2 Buruh Tani
472 32,86
3 Pengrajin
45 3,13
4 PNS
123 8,56
5 TNIPOLRI
28 1,94
6 Penjahit
13 0,90
7 Montir
4 0,27
8 Sopir
15 1,04
9 Karyawan swasta
24 1,67
10 Kontraktor
1 0,06
11 Tukang kayu
27 1,88
12 Guru Swasta
8 0,55
13 Pekerjaan tidak Tetap
279 19,42
Jumlah 1.436
C. Keadaan Pendidikan Masyarakat Gondang Tugu