Pemberian Nama Pondok Pesantren Kehidupan Para Santri

mengungsi tersebut. 18 Dalam memimpin pondok pesantren tidak lama hanya beberapa tahun saja. Karena beliau meninggal ditembak oleh tentara ketika beliau sedang berpidato di halaman pondok pesntren pada tahun 1965. 19 Pada periode kepemimpinan Mbah Mubin KH. Chalil Majid Pondok Pesantern Qamarul Hidayah mengalami perkembangan yang cukup pesat ada pula yang menurun. Sejalannya waktu PGA 6 tahun berangsur-angsur menurun sedikit demi sedikit terutama pada tahun tahun 1975 Mbah Mubin mendidirikan sebuah Madrasah Tsanawiyah yang setara dengan SMP. Perkembangan selanjutnya pada tahun 1985 Mbah Mubin kembali membuka pendidikan yang bersifat umum yang memiliki keterampilan setelah lulus yaitu SMK yang diantaranya SMEA yang memiliki jurusan sekertaris dan Tata busana sedangkan STM hanya memiliki jurusan pembangunan saja. Pada tahun 1990an STM kembali membuka jurusan otomotif dan membuka sekolah madrasah Aliyah sampai sekarang yang bekerja sama dengan dinas-dinas terkait. 20

1. Pemberian Nama Pondok Pesantren

Pertama kali berdiri Pondok Pesantren Qamarul Hidayah ini hanyalah sebuah masjid yang bernama Nurul Iman sebagai tempat mengaji dan mempelajari agama Islam hal ini berlangsung sangat lama sampai KH. Nur Qa’iman meninggal pada tahun 1875, sampai periode kepemimpinan Kyai 18 Mbah Waras, Tokoh Masyarakat, Wawancara Pribadi, Gondang, 14 Juli 2008 19 Mbah Waras, Wawancara Pribadi 20 Ustdz Rahmat Imron, sebagai Bendahara Yayasan Qamarul Hidayah, wawancara Pribadi, Gondang, 10 Juli 2008 Muhammad Asrari KH. Murdiyah nama pondok pesantren belum berubah sampai beliau wafat pada tahun 1935. Barulah pada masa kepemimpinan KH. Abdul Majid, pondok pesantren ini dibangun permanen dan diperluas sekaligus peresmian Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi’in yang artinya pengikut yang mendapatkan petunjuk, jadi masyarakat yang datang dan belajar agama Islam ke Pondok Pesantren ini akan mendapatkan petunjuk oleh Allah SWT. Pada masa kepemimpinan KH. Chalil Majid yang tepatnya pada tahun 1975 KH. Chalil Majid merubah nama menjadi Pondok Pesantren Qamarul Hidayah yang nama tersebut diambil dari nama Kyai Qamaruddin, karena Kyai Qamaruddin pada masa hidupnya telah banyak berjuang dan berjasa mendirikan sebuah pendidikan formal agar para masyarakat dan santri tidak tertinggal oleh pengetahuan umum.

2. Kehidupan Para Santri

Di pondok pesantren fasilitas lengkap telah disediakan baik berupa asrama atau tempat tinggal para santri, tempat belajar dan sebagainya. Termasuk juga yang telah dilakukan oleh Pondok Pesantren Qamarul Hidayah yang cukup maju di Desa Gondang Kecamatan Tugu Kabupaten Trenggalek. Suasana kehidupan santri Qamarul Hidayah terasa longgar sesuai dengan kehidupan di luar pesantren. Pakaian yang dikenakan oleh santri putra jika di dalam pondok maupun di luar pondok adalah sarung, baju koko atau kemeja panjang dan peci. Jika keluar dari pondok dan jaun santri harus menggunakan peci dan celana bahan. Untuk sekolah pun santri dianjurkan menggunakan peci. Beguti juga santri putri harus memakai jilbab, rok panjang, memakai baju muslim dan tidak beloh menggunakan celana jens yang ketat. Kegiatan yang dilakukan oleh santri-santri pondok pesantren ini adalah pagi hari mereka sekolah formal bagi santri yang tidak sekolah formal harus pergi ke ladang dan sawah dan sore hari mereka belajar agama Islam atau sekolah madrasah. Untuk malam hari para santri diwajibkan untuk belajar yang dilakukan setelah shalat Isya’. Bagi santri yang hanya mondok saja mereka harus pergi ke sawah atau ladang yang telah disediakan oleh pihak Yayasan.

3. Kebijakan Pengurus Dalam Perkembangan Pondok