Variabel Komunikan Defenisi Operasional 1. Variabel Komunikator

2. Interaktif : melibatkan tidak hanya 2 atau 3 orang tetapi juga melibatkan kelompok dan massa. Komunikasi tidak hanya berlangsung pada beberapa orang dan kelompok kecil saja, tetapi juga dapat berlangsung dalam konteks kelompok dan melibatkan massa yang banyak. 3. Irreversibel : pesan tidak dapat ditarik kembali setelah disampaikan. Ketika kita sudah menyampaikan pesan kepada seseorang, pesan tersebut tidak dapat ditarik kembali. Meskipun kita meralat pesan tersebut, yang ditangkap oleh komunikan tetaplah pesan yang pertama kali kita sampaikan. 4. Berlangsung dalam Konteks Fisik dan Sosial : berkaitan erat dengan lingkungan fisik dan sosial kita. Komunikasi tidak dapat terlepas dari kehidupan kita sebagai individu maupun kehidupan sosial kita. Kita selalu berkomunikasi di mana pun kita berada dan hal apa pun yang kita lakukan mengacu kepada sebuah pesan.

2. Variabel Komunikan

1. Keterbukaan. Secara ringkas, keterbukaan ialah: 1. Sikap seorang komunikator yang membuka semua informasi pribadinya kepada komunikan dan menerima semua informasi yang relevan tentang dan dari komunikan dalam rangka interaksi antarpribadi, 2. Kemauan seseorang sebagai komunikator untuk bereaksi secara jujur terhadap pesan yang datang dari komunikan, dan 3. Memikirkan dan merasakan bahwa apa yang dinyatakan seorang komunikator merupakan tanggung jawabnya terhadap komunikan dalam suatu situasi tertentu. Ketika kita berkomunikasi dengan orang lain, sangat dibutuhkan sifat keterbukaan. Karena hal tersebut penting untuk memahami komunikan dan kelancaran pesan yang kita sampaikan. Jika kita tidak saling terbuka, tujuan dari pesan yang kita sampaikan akan sulit dipahami oleh komunikan, begitu juga sebaliknya. 2. Sikap Empati, ialah kemampuan seorang komunikator untuk menerima dan memahami orang lain seperti ia menerima dirinya sendiri, jadi ia berpikir, berasa, berbuat terhadap orang lain sebagaimana ia berpikir, berasa, dan berbuat terhadap dirinya sendiri. Jika dalam berkomunikasi kita mampu bersifat empati, maka Universitas Sumatera Utara komunikasi yang kita jalin dapat berjalan dengan lancar karena di antara kounikator dan komunikan terdapat sikap saling memahami. 3. Perasaan Positif, ialah perasaan seorang komunikator bahwa pribadinya, komunikannya, serta situasi yang melibatkan keduanya sangat mendukung terbebas dari ancaman, tidak dikritik dan tertantang. Ketika kita berkomunikasi dengan perasaan yang positif, maka pesan dapat tersampaikan dari komunikator kepada komunikan karena tidak ada perasaan curiga atupun tidak percaya dari kedua belah pihak. 4. Memberikan Dukungan, ialah suatu situasi dan kondisi yang dialami komunikator dan komunikan terbebas dari atmosfir ancaman, tidak dikritik dan ditantang. Ketika keadaan saling mendukung tercipta ketika kita berkomunikasi, maka kita dapat menyampaikan pesan yang ingin kita sampaikan dengan baik, karena kita merasa diterima dan dihargai oleh komunikan. 5. Memelihara Keseimbangan, ialah suatu suasana yang adil antara komunikator dengan komunikan dalam hal kesempatan yang sama untuk berpikir, berasa, dan bertindak. Ketika kita berkomunikasi, hendaknya antara komunikator dengan komunikan memiliki kesempatan yang sama untuk mendengar dan didengar agar komunikai dapat berjalan lancar tanpa menimbulkan konflik.

3. Karakteristik responden