Perumusan Masalah Manfaat Penelitian

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan konteks masalah yang telah diuraikan tersebut, peneliti merumuskan permasalahan adalah “Bagaimanakah Dinamika Komunikasi Antarbudaya di Kalangan Mahasiswa FISIP USU dalam Menjaga Harmonisasi?”

1.3 Pembatasan Masalah

Untuk menghindari ruang lingkup penelitian yang terlalu luas yang dapat membuat penelitian menjadi tidak jelas, maka penelitian ini dibatasi sebagai berikut. 1. Penelitian ini bersifat deskriptif kuantitatif yaitu menggambarkan keadaan atau peristiwa komunikasi antar mahasiswa yang berbeda latar belakang budaya di kampus FISIP USU.

2. Objek pada penelitian ini adalah mahasiswa FISIP USU yang masih

aktif menjalani perkuliahan, diambil dari angkatan 2010-2012. Hal ini dikarenakan peneliti beranggapan bahwa angkatan 2010-2012 sudah cukup lama menempuh pendidikan di FISIP USU, sehingga kemungkinan untuk lebih memahami komunikasi antarbudaya dengan teman yang berbeda latarbelakang budaya lebih besar. 1.4 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui dinamika komunikasi antarbudaya di kalangan mahasiswa FISIP USU 2. Untuk mengetahui hambatan-hambatan komunikasi antarbudaya yang terjadi di kalangan mahasiswa FISIP USU 3. Untuk mengetahui upaya yang dapat dilakukan dalam menjaga harmonisasi di kalangan mahasiswa FISIP USU Universitas Sumatera Utara

1.5 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Secara akademis Penelitian ini disumbangkan kepada Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU dalam rangka memperkaya khasanah penelitian dan sumber bacaan 2. Secara teoritis Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan peneliti terhadap penelitian 3. Secara praktis Hasil penelitian ini dapat memberi masukan-masukan kepada pihak-pihak yang berkepentingan Universitas Sumatera Utara 10

BAB II URAIAN TEORITIS

2.1 Kerangka Teori

Wilbur Schramm mengatakan teori merupakan suatu perangkat pernyataan yang saling berkaitan, pada abstraksi dengan kadar yang tinggi, dan dari padanya proposisi bisa dihasilkan dan diuji secara ilmiah, dan pada landasannya dapat dilakukan prediksi perilaku Effendy, 2004 : 41. Setiap penelitian membutuhkan landasan berpikir dalam memecahkan masalahnya dan menyelesaikannya. Dengan demikian, perlu disusun kerangka teori yang akan menuntun peneliti untuk mengetahui dari sudut mana peneliti akan menyoroti masalah penelitian. Dalam penelitian ini teori yang dianggap relevan adalah Komunikasi Antarbudaya, Dinamika Komunikasi Antarbudaya, Harmonisasi dalam Komunikasi Antarbudaya, dan Komunikasi Antarpribadi.

2.1.1 Komunikasi Antarbudaya

Komunikasi Antarbudaya merupakan bentuk kegiatan yang berkaitan erat dengan bagaimana aktivitas kebudayaan dan komunikasi saling berkaitan. Komunikasi mempengaruhi aktivitas kebudayaan dan aktivitas kebudayaan dapat berjalan dengan baik melalui komunikasi. Pada dasarnya kata “budaya” berasal dari bahasa sansekerta buddhayah yang merupakan bentuk jamak dari buddhi, yang berarti “budi” dan “akal”. Secara singkat dapat diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi atau akal. Secara formal, budaya didefenisikan sebagai tatanan pengetahuan, pengalaman, kepercayaan, nilai, sikap, makna, hirarki, agama, waktu, peranan, hubungan ruang, konsep alam semesta, objek- objek materi dan milik yang diperoleh sekelompok besar orang dari generasi ke generasi melalui usaha individu dan kelompok Mulyana dan Rakhmat, 2005:18. Berdasarkan pengertian tersebut, secara sederhana dapat disimpulkan bahwa kebudayaan adalah semua kebiasaan, adat istiadat, nilai dan norma, Universitas Sumatera Utara