Komunikasi Bersifat Dinamis Komunikasi Bersifat Interaktif Komunikasi Bersifat Irreversibel

Komunikasi yang berlangsung di antara individu yang berbeda latar belakang budaya mengalami banyak hambatan yang disadari atau tidak disadari. Dengan demikian terlihat adanya dinamika antara peserta yang berkomunikasi tersebut. Oleh karena itu, ada beberapa karakter yang perlu diperhatikan Lubis, 2012:45-52, yaitu:

1. Komunikasi Bersifat Dinamis

Komunikasi bersifat dinamis maksudnya ialah komunikasi merupakan aktivitas orang-orang yang berlangsung terus menerus dari generasi ke generasi dan mengalami perubahan pola-pola, pesan dan saluran. Hal ini disebabkan oleh saling mempengaruhi di antara komunikator dengan komunikan, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, perkembangan ekonomi, situasi harmonis dan disharmonis yang berpengaruh terhadap norma dan nilai-nilai budaya yang berkembang dalam masyarakat. Dinamika komunikasi yang berlangsung ini menyebabkan munculnya persoalan dalam keberagaman budaya, seperti muncul berbagai konflik antar suku, bangsa, agama maupun status sosial ekonomi. Hal ini menyebabkan dibutuhkannya sebuah pemikiran bagaimana mengakomodasi komunikasi antarbudaya tersebut agar berlangsung dengan efektif.

2. Komunikasi Bersifat Interaktif

Komunikasi tidak hanya melibatkan 2 atau 3 orang, melainkan melibatkan beberapa kelompok, organisasi, publik maupun massa. Ketika berkomunikasi, individu maupun kelompok baik ketika menjadi komunikator ataupun komunikan dipengaruhi oleh pengalaman yang berbeda, latar belakang yang berbeda, dan kepribadian yang unik.

3. Komunikasi Bersifat Irreversibel

Komunikasi bersifat irreversibel maksudnya pesan tidak dapat ditarik kembali setelah disampaikan. Sekali penerima telah dipengaruhi oleh pesan pertama, pengaruh dari pesan tersebut tidak dapat ditarik kembali meskipun dilakukan koreksi melalui penyampaian pesan yang baru. Oleh karena itu, Universitas Sumatera Utara perspektif komunikasi antarbudaya menekankan bahwa tujuan komunikasi antarbudaya adalah mengurangi tingkat ketidakpastian tentang orang lain. Gudykunst dan Kim 1984 menunjukkan bahwa orang-orang yang kita kenal selalu berusaha mengurangi tingkat ketidakpastian melalui peramalan yang tepat atas relasi antarpribadi. Usaha untuk mengurangi tingkat ketidakpastian itu dapat dilakukan melalui tiga tahap: 1. Pro kontra atau tahap pembentukan kesan melalui simbol verbal maupun non verbal apakah komunikan suka berkomunikasi atau menghindari komunikasi 2. Initial contact and impression yakni tanggapan lanjutan atas kesan yang muncul dari kontak awal tersebut. 3. Closure, yaitu mulai membuka diri dari yang semula tertutup melalui atribusi dan pengembangan kepribadian implisit. Teori atribusi menganjurkan agar kita harus lebih mengerti perilaku atau tindakan kita.

4. Komunikasi Selalu Berlangsung dalam Konteks Fisik dan Sosial