Karakteristik responden Defenisi Operasional 1. Variabel Komunikator

komunikasi yang kita jalin dapat berjalan dengan lancar karena di antara kounikator dan komunikan terdapat sikap saling memahami. 3. Perasaan Positif, ialah perasaan seorang komunikator bahwa pribadinya, komunikannya, serta situasi yang melibatkan keduanya sangat mendukung terbebas dari ancaman, tidak dikritik dan tertantang. Ketika kita berkomunikasi dengan perasaan yang positif, maka pesan dapat tersampaikan dari komunikator kepada komunikan karena tidak ada perasaan curiga atupun tidak percaya dari kedua belah pihak. 4. Memberikan Dukungan, ialah suatu situasi dan kondisi yang dialami komunikator dan komunikan terbebas dari atmosfir ancaman, tidak dikritik dan ditantang. Ketika keadaan saling mendukung tercipta ketika kita berkomunikasi, maka kita dapat menyampaikan pesan yang ingin kita sampaikan dengan baik, karena kita merasa diterima dan dihargai oleh komunikan. 5. Memelihara Keseimbangan, ialah suatu suasana yang adil antara komunikator dengan komunikan dalam hal kesempatan yang sama untuk berpikir, berasa, dan bertindak. Ketika kita berkomunikasi, hendaknya antara komunikator dengan komunikan memiliki kesempatan yang sama untuk mendengar dan didengar agar komunikai dapat berjalan lancar tanpa menimbulkan konflik.

3. Karakteristik responden

1. Usia : satuan waktu yang mengukur waktu keberadan suatu benda atau makhluk, baik yang hidup maupun yang mati. Pada penelitian ini dibatasi pada usia 18-22 tahun. 2. Suku : unit sosial adat tertinggi, yang terdiri dari satu atau lebih marga. Pada penelitian ini suku yang akan diteliti yaitu: suku batak termasuk toba, karo, mandailing, tapanuli, dan pak-pak, suku jawa, suku padang, suku aceh, sunda, melayu, nias dan tionghoa. 3. Jenis Kelamin : kelas atau kelompok yang terbentuk dalam suatu spesies sebagai sarana atau sebagai akibat digunakannya proses reproduksi seksual untuk mempertahankan keberlangsungan spesies itu. Universitas Sumatera Utara 4. Agama : sistem yang mengatur tata keimanan kepercayaan dan peribadatan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia dan manusia serta lingkungannya. 5. Jurusan : Departemen tertentu yang dipilih oleh mahasiswa di kampus Universitas Sumatera Utara 25

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah metode penelitian deskriptif kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan suatu penelitian dimana, teori atau paradigma teori digunakan untuk menuntun peneliti mulai dari menemukan masalah penelitian sampai pada menemukan alat-alat analisis data. Penelitian ini dimulai dengan kegiatan menjajaki suatu permasalahan yang akan menjadi pusat perhatian peneliti. Setelah itu, peneliti akan mendefenisikan serta memformulasikan hal-hal yang menjadi masalah penelitian tersebut dengan jelas agar mudah dimengerti. Kemudian, peneliti mendesain model penelitian yang nantinya akan menuntun peneliti dalam melaksanakan penelitian mulai dari awal hingga akhir Bungin, 2011 : 25 Secara umum riset kuantitatif mempunyai ciri-ciri dalam Kriyantono, 2006:56 : 1. Hubungan riset dengan subjek : jauh. Periset menganggap bahwa realitas terpisah dan ada di luar dirinya, karena itu harus ada jarak supaya objektif. 2. Riset bertujuan untuk menguji teori atau hipotesis, mendukung atau menolak teori. Data hanya sebagai sarana konfirmasi teori atau teori dibuktikan dengan data. Bila dalam analisis ditemukan penolakan terhadap hipotesis atau teori, biasanya periset tidak langsung menolak hipotesis dan teori tersebut melainkan diuji terlebih dahulu. 3. Riset harus dapat digeneralisasikan, karena menuntut sampel yang representatif dari seluruh populasi, operasionalisasi konsep serta alat ukur yang valid dan reliable. 4. Prosedur riset nasional – empiris, artinya riset berangkat dari konsep- konsep atau teori-teori yang melandasinya. Konsep atau teori inilah yang akan dibuktikan dengan data yang dikumpulkan di lapangan. Universitas Sumatera Utara