Sejarah Singkat Pengadilan Agama

BAB III DISKRIPSI PENGADILAN AGAMA BOGOR

A. Sejarah Singkat Pengadilan Agama

Pengadilan Agama sebagai salah satu lingkungan peradilan yang diakui di Indonesia berfungsi melaksanakan ”kekuasaan kehakiman” atau “ jidical powor” khususnya di lingkungan Pengadilan Agama yang secara yuridis telah diatur dalam Undang-undang No. 14 Tahun 1970 tentang kekuatan-kekuatan Pokok Kekuasaan Kehakiman. Kemudian dalam pasal 63 Undang-undang No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan, ditegaskan kembali tentang fungsi serta lingkungan Pengadilan Agama dalam memeriksa mengadili sengketa perkara yang timbul dalam hukum kekeluargaan 1 Untuk menghapus segala anggapan dan suasana dilematis tersebut perlu Undang-undang No. 7 Tahun 1989 menegaskan lagi kedudukan lingkungan Pengadialan Agama agar benar-benar berfungsi sebagai salah satu pelaksanan kekuasaan kehakiman. Penegasan yang tedapat dalam pasal 10 UU No. 14 Tahun 1970 Tentang ketentuan-ketentuan Pokok Kekuasaan Kehakiman maupun penegasan yang terdapat dalam pasal 63 Undang-undang No. 1 Tahun 1974 tentang perkawinan serta penegasan ulang yang terdapat dalam pasal 44 UU No. 14 1985 tentang keberadaan lingkungan Peradilan Agama sebagai salah satu pelaksanaan kekuasaan kehakiman, rupanya dianggap pembuat Undang-undang 1 Jaih Mubarok, Peradilan Agama di Indonesia, Bandung: Pustaka Bani Quraisy,2004,h.45. belum memadai. Maka, untuk lebih meratakan penyebaran kesadaran dan kepercayaan masyarakat tentang kedudukan Lingkungan Peradilan Agama yang sebenarnya, Undang-undang No.7 Tahun1989 tentang Peradialan Agama menganggap perlu mempertegasnya. Sekaligus dalam penegasan tersebut diatur susunan, kekuasan, dan hukum acara yang diberlakukan dalam Lingkunagan Peradialan Agama. 2 Dalam pasal 10 Undang-undang No. 14 Tahun 1974 tentang ketentuan- ketentuan Pokok Kekuasaan Kehakiman, secara tegas disebut lingkungan Pengadialan yang berfungsi melaksanakan ”Kekuasaan Kehakiman” atau judical powor terdiri dari lingkungan: 1. Peradilan Umum 2. Peradilan Agama 3. Peradialan Militer 4. Peradilan Tata Usaha Negara. 3 Hukum Acara Pengadialan Agama ialah peraturan hukum yang mengatur bagaimana cara mentaatinya hukum perdata materil dengan perantaraan hakim atau cara bagaimana bertindak di muka Pengadilan Agama dan bagaimana cara hakim bertindak agar hukum itu berjalan sebagaimana mestinya. 2 Yahya Harahap, Kedudukan Kewenangan dan Acara Peradialan Agama UU No.7 Tahun 1989,Jakarta: sinar Grafika,2007 ,h.10. 3 Ibid , h . 10. Pasal 54 Undang-undang No. 7 Tahun 1989 tentang Pengadilan Agama menyatakan, “Hukum acara yang berlaku pada Pengadialan dalam lingkungan Peradilan Agama adalah Hukum Acara Perdata yang berlaku pada Pengadilan dalam lingkungan Peradilan Umum, kecuali yang telah diatur secara khusus dalam Undang-undang ini.” Perkara-perkara dalam bidang perkawinan berlaku hukum acara khusus dan sebaliknya berlaku hukum acara perdata umumnya. Hukum acara ini meliputi kewengan Relatif Pengadilan Agama, Pemangilan, Pemeriksaan, Pembuktian, dan biaya perkara serta pelaksanaan putusan. Hakim harus menguasai hukum acara hukum formal di samping hukum materiil. Menerapkan hukum materiil secara benar belum tentu menghasilkan putusan yang adil dan benar. 4

B. Letak Geografis Pengadilan Agama Bogor