Analisis Perkembangan IHSG Analisis Data

69 Tahun Bulan M2 Tahun Bulan M2 Nopember 2.347.807 Nopember 3.205.129 Desember 2.471.206 Desember 3.304.645 Sumber : Bank Indonesia dalam miliar rupiah Rata-rata jumlah uang beredar M2 selama data penelitian adalah Rp 2.451.868,288 miliar, sedangkan jumlah uang beredar tertinggi adalah Rp 2.347.807 miliar terjadi pada bulan November 2010 dan jumlah uang beredar terendah adalah Rp 1.874.145 pada Januari 2009. Bila dilihat tabel jumlah uang beredar tiap tahunnya mengalami peningkatan signifikan. Hal ini juga menandakan bahwa jumlah uang beredar yang sifatnya spekulatif pun tinggi, sehingga nantinya akan berdampak pada harga saham suatu perusahaan. Berikut ini perkembangan jumlah uang beredar dalam arti luas M2 periode Desember 2008-Desember 2012 pada grafik di bawah ini: 70 Grafik 5 Sumber: www.bi.go.id Lampiran 3 hlm. 5 Berdasarkan perkembangan data jumlah uang beredar dalam arti luas atau yang biasa disebut M2 diatas, dapat terlihat jelas bahwa tingkat pertumbuhan yang terjadi selama periode Desember 2008-Desember 2012 cenderung meningkat di tiap bulannya hingga di akhir periode Desember 2012 M2 mencapai Rp 3.304.645 Dalam miliar rupiah. Pertumbuhan jumlah uang beredar pada suatu negara secara langsung dan atau tidak langsung menunjukkan bahwa kondisi perekonomian negara tersebut telah semakin makmur, begitu pula sebaliknya. 6. Analisis Perkembangan Return Saham PT Bank Mandiri Persero Tbk. - 1,000,000 2,000,000 3,000,000 4,000,000 D e se … A p ri l A g u st u s D e se … A p ri l A g u st u s D e se … A p ri l A g u st u s D e se … A p ri l A g u st u s D e se … 2008 2009 2010 2011 2012 Perkembangan JUB Dalam Arti Luas M 2 Periode Desember 2008-Desember 2012 Perkem bangan JUB Dalam Art i Luas M 2 Periode Desem ber 2008- Desem ber 2012 71 Data penelitian perkembangan return saham Bank Mandiri diambil dari periode Desember 2008-Desember 2012. Tabel 8 Harga Saham Bank Mandiri periode Desember 2008-Desember 2012 Tahun Bulan BMRI Tahun Bulan BMRI 2009 Januari Rp 1.820 2011 Januari Rp 5.950 Februari Rp 1.740 Februari Rp 5.800 Maret Rp 2.175 Maret Rp 6.800 April Rp 2.775 April Rp 7.150 Mei Rp 2.975 Mei Rp 7.200 Juni Rp 3.175 Juni Rp 7.200 Juli Rp 4.175 Juli Rp 7.850 Agustus Rp 4.100 Agustus Rp 6.850 September Rp 4.700 September Rp 6.300 Oktober Rp 4.675 Oktober Rp 7.150 Nopember Rp 4.450 Nopember Rp 6.400 Desember Rp 4.700 Desember Rp 6.750 2010 Januari Rp 4.675 2012 Januari Rp6.700 Februari Rp 4.475 Februari Rp6.450 Maret Rp 5.350 Maret Rp6.850 April Rp 5.800 April Rp7.400 Mei Rp 5.350 Mei Rp6.900 2011 Juni Rp 6.000 2012 Juni Rp7.200 Juli Rp 6.000 Juli Rp8.300 Agustus Rp 5.900 Agustus Rp7.800 September Rp 7.200 September Rp8.200 Oktober Rp 7.000 Oktober Rp8.250 Nopember Rp 6.400 Nopember Rp8.250 Desember Rp 6.500 Desember Rp7.800 Sumber: www.finance.yahoo.com 72 Berikut ini perkembangan return saham periode Desember 2008-Desember 2012 pada grafik di bawah ini: Grafik 6 Sumber: www.finance.yahoo.com Lampiran 1 hlm. 1 Berdasarkan grafik di atas dapat terlihat bahwa sepanjang tahun 2009, return saham PT Bank Mandiri Persero Tbk. mengalami fluktuasi yang signifikan. Return saham Bank Mandiri dibuka sebesar -10,12 pada awal tahun 2009. Namun, pada bulan April 2009 return saham Bank Mandiri kembali melonjak naik menjadi 31,50 . Kenaikan return saham Bank Mandiri tentu saja disebabkan kinerja keuangan yang baik, sehingga hal tersebut mendorong para investor untuk menanamkan modalnya pada perusahaan ini. -20.00 -10.00 0.00 10.00 20.00 30.00 40.00 D e se m b e r A p ri l A g u st u s D e se m b e r A p ri l A g u st u s D e se m b e r A p ri l A g u st u s D e se m b e r A p ri l A g u st u s D e se m b e r 200 8 2009 2010 2011 2012 Perkembangan Return Saham Bank M andiri Periode Desember 2008- Desember 2012 Per kem bangan Ret urn Saham Bank M andir i Per iode Desember 2008- Desem ber 2012 73

C. Analisis Hasil Hitung

Setelah diketahui perkembangan BI rate, nilai tukar rupiah terhadap dolar, tingkat inflasi, IHSG, jumlah uang beredar, dan return saham pada PT Bank Mandiri Persero Tbk., maka langkah selanjutnya adalah melakukan interpretasi hasil analisis statistik dari data yang telah diolah dengan analisis regresi linier berganda, analisis determinasi, uji t, dan uji F. Namun sebelum itu terlebih dahulu dilakukan beberapa uji asumsi-asumsi model regresi yaitu uji normalitas, autokorelasi, heteroskedastisitas, dan multikolinieritas. Analisis ini menggunakan bantuan software SPSS Statistical Product and Service Solution 17.0 for Windows. 1. Hasil Uji Asumsi-Asumsi Model Regresi a. Uji Normalitas Tahap pertama untuk pemeriksaan asumsi model regresi adalah dengan pemeriksaan terhadap asumsi kenormalan, pemeriksaan normalitas dilakukan dengan melihat output Normal P-P Plot sebagai berikut: 74 Gambar 3 Berdasarkan gambar tersebut diatas, dapat dilihat bahwa tebaran titik- titik yang ada pada gambar berada disekitar garis lurus, dengan demikian dapat dikatakan bahwa model regresi memenuhi asumsi normalitas. b. Uji Autokorelasi Autokorelasi dapat dideteksi dengan menggambarkan residual atau galat atau secara lebih formal dengan menggunakan statistik Durbin Watson d. 75 Gambar 4 Hasil Durbin Watson Autokorelasi positif Daerah keragu-raguan Tidak ada autokorelasi Daerah keragu-raguan Autokorelasi negatif dl du DW 4-du 4-dl 4 Berdasarkan data yang telah diolah dalam tabel 3 berikut ini dari statistik Durbin Watson diperoleh nilai DW sebesar 2,103. Tabel 9 Hasil Pengujian Autokorelasi Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 .876 a .768 .741 .0532926 2.103 a. Predictors: Constant, M2, IHSG, Inflasi, BI Rate, Kurs b. Dependent Variable: Return Saham Bank Mandiri Berdasarkan tabel DW diketahui bahwa nilai dl = 1,3167, du = 1,7725, 4-du = 2,2275, dan 4-dl = 2,6833. Selain itu, untuk dapat memenuhi uji autokorelasi, nilai DW harus berada di antara du dan 4-du. Nilai Durbin Watson adalah sebesar 2,103, karena nilai DW tersebut berada di antara du dan 4-du, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada korelasi positif maupun negatif dan uji autokorelasi terpenuhi. 76 c. Uji Heteroskedastisitas Salah satu cara untuk mendeteksi apakah ada heteroskedastisitas atau tidak yaitu dengan cara melihat plot antara nilai-nilai prediksi dengan residualnya. Hasil plot dapat dilihat sebagai berikut: Gambar 5 Pencaran plot dari return saham Bank Mandiri yang ada pada gambar diatas menunjukkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas. Hal ini dapat terlihat dari hasil plot pencaran titik-titik pada gambar 4.2 diatas cenderung acak atau tidak membentuk pola tertentu dan menyebar disekitar angka nol, hal ini menunjukkan tidak adanya masalah heteroskedastisitas. 77 d. Uji Multikolinieritas Untuk mengetahui ada atau tidaknya multikolinieritas maka dilakukan pemeriksaan dengan melihat nilai Variance Inflation Factor VIF pada model regresi. Pada umumnya jika VIF lebih dari 10, maka variabel tersebut mempunyai persoalan multikolinieritas dengan variabel bebas lainnya. Berikut hasil pemeriksaan uji multikolinieritas: Tabel 10 Hasil Pengujian Multikolinieritas Coefficients a Model Collinearity Statistics Tolerance VIF 1 Constant BI Rate .592 1.688 Kurs .515 1.940 Inflasi .864 1.158 IHSG .882 1.134 M2 .681 1.469 a. Dependent Variable: Return Saham Bank Mandiri Berdasarkan tabel diatas, ternyata nilai VIF lebih kecil dari 10 untuk semua variabel bebas. Demikian pula nilai tolerance pada tabel di atas lebih dari 0,1 untuk semua variabel bebas. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat multikolinieritas antara variabel bebas dalam model regresi.

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Selisih Tingkat Suku Bunga The Fed Dengan BI Rate Dan Jumlah Uang Beredar Terhadap Nilai Tukar Rupiah

0 43 112

Analisis inflansi BI rate Kurs Rupiah dan jumlah uang beredar, terhadap volume perdagnagan saham di bursa efek indonesia

0 6 114

Analisis pengaruh nilai tukar rupiah terhadap dan Dollar Inflasi, dan Jumlah uang beredar (M2) terhadap dana pihak ketiga (DPK) serta implikasinya pada pembiayaan Mudharabah pada perbankan Syariah di Indonesia

0 13 137

Analisis pengaruh tingkat inflasi SBI, jumlah uang beredar, dan tingkat pendapatan terhadap nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika

0 11 115

Pengaruh faktor makroekonomi terhadap pertumbuhan sukuk korporasi di Indonesia (periode 2011-2015)

2 32 102

ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR RUPIAH, INFLASI, SUKU BUNGA, DAN JUMLAH UANG BEREDAR TERHADAP Analisis Pengaruh Nilai Tukar Rupiah, Inflasi, Suku Bunga, dan Jumlah Uang Beredar Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Surakarta Tahun 1995-2014.

0 3 11

ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR (KURS) DOLAR AMERIKA / RUPIAH (US$/RP), INFLASI, BI RATE, DAN JUMLAH UANG BEREDAR Analisis Pengaruh Nilai Tukar (Kurs) Dolar Amerika / Rupiah (US$/Rp), Inflasi, BI Rate, Dan Jumlah Uang Beredar Terhadap Harga Saham Pada Peru

0 2 15

ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR (KURS) DOLAR AMERIKA / RUPIAH (US$/RP), INFLASI, BI RATE, DAN JUMLAH UANG BEREDAR Analisis Pengaruh Nilai Tukar (Kurs) Dolar Amerika / Rupiah (US$/Rp), Inflasi, BI Rate, Dan Jumlah Uang Beredar Terhadap Harga Saham Pada Peru

1 4 17

ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR ( KURS) DOLAR AMERIKA/ RUPIAH (US$/ Rp), INFLASI, TINGKAT SUKU BUNGA Analisis Pengaruh Nilai Tukar ( Kurs) Dolar Amerika/ Rupiah (US$/ Rp), Inflasi, Tingkat Suku Bunga SBI, Dan Jumlah Uang Beredar (M2) Terhadap Indeks Harga

0 2 15

ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR ( AMERIKA/ RUPIAH (US$/ Rp), Analisis Pengaruh Nilai Tukar ( Kurs) Dolar Amerika/ Rupiah (US$/ Rp), Inflasi, Tingkat Suku Bunga SBI, Dan Jumlah Uang Beredar (M2) Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Di Bursa Efek Indon

0 1 17