Analisis Hasil Hitung ANALISIS DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

77 d. Uji Multikolinieritas Untuk mengetahui ada atau tidaknya multikolinieritas maka dilakukan pemeriksaan dengan melihat nilai Variance Inflation Factor VIF pada model regresi. Pada umumnya jika VIF lebih dari 10, maka variabel tersebut mempunyai persoalan multikolinieritas dengan variabel bebas lainnya. Berikut hasil pemeriksaan uji multikolinieritas: Tabel 10 Hasil Pengujian Multikolinieritas Coefficients a Model Collinearity Statistics Tolerance VIF 1 Constant BI Rate .592 1.688 Kurs .515 1.940 Inflasi .864 1.158 IHSG .882 1.134 M2 .681 1.469 a. Dependent Variable: Return Saham Bank Mandiri Berdasarkan tabel diatas, ternyata nilai VIF lebih kecil dari 10 untuk semua variabel bebas. Demikian pula nilai tolerance pada tabel di atas lebih dari 0,1 untuk semua variabel bebas. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat multikolinieritas antara variabel bebas dalam model regresi. 78 2. Uji Koefisien Regresi Secara Simultan Uji F Uji F digunakan untuk menguji hipotesis bahwa variasi dari semua variabel bebas X menerangkan proporsi yang signifikan dari variasi pada variabel terikat Y. Hipotesis untuk melakukan uji F adalah sebagai berikut: H 06 : Perubahan IHSG, BI rate, tingkat inflasi, nilai tukar rupiah terhadap dolar, jumlah uang beredar secara simultan bersama-sama tidak berpengaruh terhadap return saham. Ha 6 : Perubahan IHSG, BI rate, tingkat inflasi, nilai tukar rupiah terhadap dolar, jumlah uang beredar secara simultan bersama-sama berpengaruh terhadap return saham. Berikut ini merupakan hasil pengujian variabel secara simultan yang ditunjukkan pada tabel 4.5: Tabel 11 Hasil Uji Simultan Uji Statistik F ANOVA b Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression .395 5 .079 27.844 .000 a Residual .119 42 .003 Total .515 47 a. Predictors: Constant, M2, IHSG, Inflasi, BI Rate, Kurs b. Dependent Variable: Return Saham Bank Mandiri 79 Berdasarkan tabel 4.5 di atas, diperoleh nilai F hitung sebesar 27,844. Dengan menggunakan tingkat keyakinan 95, a = 5, df 1 jumlah variabel-1 = 5, dan df 2 n-k-l = 48-5-1 = 42 n adalah jumlah data dan k adalah jumlah variabel independen, hasil yang diperoleh untuk F tabel adalah sebesar 2,438. Berdasarkan analisis di atas maka diperoleh nilai F hitung F tabel 27,844 2,438, maka H 06 ditolak artinya Perubahan IHSG, BI rate, tingkat inflasi, nilai tukar rupiah terhadap dolar, jumlah uang beredar secara simultan bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap return saham PT Bank Mandiri Persero Tbk. selama periode Desember 2008 sampai dengan Desember 2012. 3. Uji Koefisien Regresi Secara Parsial Uji t Berikut ini hasil pengujian variabel secara parsial yang ditunjukkan pada tabel 4.4: 80 Tabel 12 Hasil Uji Parsial Uji Statistik t Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant -1.325 1.740 -.761 .451 BI Rate .411 .468 .085 .878 .385 Kurs .107 .142 .078 .753 .455 Inflasi -.001 .002 -.041 -.515 .609 IHSG 1.559 .141 .875 11.059 .000 M2 .024 .055 .038 .425 .673 a. Dependent Variable: Return Saham Bank Mandiri Kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut: H diterima jika –t tabel t hitung t tabel H ditolak jika –t hitung -t tabel atau t hitung t tabel a. Pengaruh Perubahan BI Rate terhadap Return Saham Hipotesis H 01 : Perubahan BI rate tidak berpengaruh terhadap return saham. Ha 1 : Perubahan BI rate berpengaruh terhadap return saham. Berdasarkan tabel 4.4 diperoleh nilai t hitung sebesar 0,878. Dengan menggunakan a = 5 : 2 = 2,5 uji 2 sisi dengan derajat kebebasan df n-k-1 81 atau 48-5-1 = 42 n adalah jumlah data dan k adalah jumlah variabel independen. Dengan pengujian 2 sisi signifikansi = 0,025, hasil diperoleh untuk t tabel adalah sebesar 2,018. Berdasarkan hasil analisis di atas diperoleh nilai t hitung t tabel 0,878 2,018, maka H 01 diterima artinya secara parsial perubahan BI rate tidak berpengaruh secara signifikan terhadap return saham PT Bank Mandiri Persero Tbk. b. Pengaruh Perubahan Kurs terhadap Return Saham Hipotesis H 02 : Perubahan Kurs tidak berpengaruh terhadap return saham. Ha 2 : Perubahan Kurs berpengaruh terhadap return saham. Berdasarkan tabel 4.4 diperoleh t hitung t tabel 0,753 2,018, maka H 02 diterima, artinya secara parsial perubahan BI rate tidak berpengaruh secara signifikan terhadap return saham PT Bank Mandiri Persero Tbk. c. Pengaruh Perubahan Tingkat Inflasi terhadap Return Saham Hipotesis H 03 : Perubahan tingkat inflasi tidak berpengaruh terhadap return saham. Ha 3 : Perubahan tingkat inflasi berpengaruh terhadap return saham. Berdasarkan tabel 4.4 diperoleh -t hitung -t tabel -0,515 -1,997, maka H 03 diterima, artinya secara parsial perubahan tingkat inflasi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap return saham PT Bank Mandiri Persero Tbk. d. Pengaruh Perubahan IHSG terhadap Return Saham Hipotesis 82 H 04 : Perubahan IHSG tidak berpengaruh terhadap return saham. Ha 4 : Perubahan IHSG berpengaruh terhadap return saham. Berdasarkan tabel 4.4 diperoleh t hitung t tabel 11.059 2,018, maka H 04 ditolak, artinya secara parsial perubahan IHSG berpengaruh secara signifikan terhadap return saham PT Bank Mandiri Persero Tbk. e. Pengaruh Perubahan Jumlah Uang Beredar terhadap Return Saham Hipotesis H 05 : Perubahan jumlah uang beredar tidak berpengaruh terhadap return saham. Ha 5 : Perubahan jumlah uang beredar berpengaruh terhadap return saham. Berdasarkan tabel 4.4 diperoleh t hitung t tabel 0,425 2,018, maka H 05 diterima, artinya secara parsial perubahan jumlah uang beredar tidak berpengaruh secara signifikan terhadap return saham PT Bank Mandiri Persero Tbk. 4. Uji Koefisien Determinasi R 2 Analisis determinasi R 2 mengukur proporsi dari variasi total variabel terikat yang dijelaskan oleh variabel bebas atau variabel penjelas dalam regresi. Koefisien determinasi memiliki kelemahan, yaitu bias terhadap jumlah variabel bebas yang dimasukkan dalam model regresi di mana setiap penambahan satu variabel bebas dan jumlah pengamatan dalam model akan meningkatkan nilai R 2 meskipun variabel yang dimasukkan tersebut tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikatnya. Untuk mengurangi kelemahan tersebut 83 maka digunakan koefisien determinasi yang telah disesuaikan, Adjusted R Square R 2 adj . Selengkapnya mengenai hasil uji Adj R 2 dapat dilihat pada tabel 4.11 di bawah ini: Tabel 13 Hasil Analisis Determinasi Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .876 a .768 .741 .0532926 a. Predictors: Constant, M2, IHSG, Inflasi, BI Rate, Kurs b. Dependent Variable: Return Saham Bank Mandiri Dari hasil penelitian diperoleh R korelasi sebesar 0,876. Hal ini menunjukkan terjadi korelasi yang sangat kuat 0,80 – 1,000 antara perubahan IHSG, BI rate, tingkat inflasi, nilai tukar rupiah terhadap dolar, dan jumlah uang beredar terhadap return saham. Berdasarkan tabel di atas diperoleh angka adj R 2 adjusted R square sebesar 0,741 atau 74,1. Artinya, seluruh variabel independen BI rate, nilai tukar rupiah terhadap dolar, tingkat inflasi, IHSG, dan jumlah uang beredar hanya menjelaskan variasi dari variabel dependen return saham sebesar 74,1 , sedangkan sisanya dapat dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan 84 dalam pengujian ini. Pengaruh lain yang mempengaruhi return saham adalah sebesar 25,9 . 5. Interpretasi Pengolahan data dilakukan menggunakan program SPSS 17.0 for Windows , dan setelah diolah maka didapatkan hasil sebagai berikut: Tabel 14 Hasil Analisis Regresi Berganda Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant -1.325 1.740 -.761 .451 BI Rate .411 .468 .085 .878 .385 Kurs .107 .142 .078 .753 .455 Inflasi -.001 .002 -.041 -.515 .609 IHSG 1.559 .141 .875 11.059 .000 M2 .024 .055 .038 .425 .673 a. Dependent Variable: Return Saham Bank Mandiri Berdasarkan hasil pengolahan data di atas, dapat dibuat model regresi yang menyangkut variabel-variabel dalam penelitian ini, yaitu: Y = -1,325 + 1,559 X 4 85 Keterangan: Y = Return saham a = Konstanta X 4 = Indeks Harga Saham Gabungan b 4 = Koefisien regresi Dari hasil pengujian hipotesis, maka dapat diinterpretasikan bahwa dari 5 variabel yang digunakan, hanya ada 1 variabel yang memiliki pengaruh signifikan terhadap variabel dependen tingkat pengembalian saham Bank Mandiri, yaitu Indeks Harga Saham Gabungan. Sementara variabel BI Rate, nilai tukar rupiah terhadap dolar, inflasi dan jumlah uang beredar M2 tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen tingkat pengembalian saham Bank Mandiri. Adapun interpretasi statistik penulis pada model persamaan regresi di atas adalah sebagai berikut : a. Konstanta sebesar -1,325: artinya jika BI rate X 1 , nilai tukar rupiah terhadap dolar X 2 , tingkat inflasi X 3 , IHSG X 4 , dan jumlah uang beredar X 5 nilainya adalah 0, maka tingkat return saham Y bernilai sebesar -1,325. b. Pengaruh BI Rate terhadap tingkat pengembalian saham. Berdasarkan pada tabel 14. di atas, variabel BI Rate mempunyai nilai signifikansi 0,385 0,05. Hal ini berarti menerima H sehingga dapat disimpulkan bahwa BI Rate tidak berpengaruh terhadap tingkat pengembalian saham. 86 Koefisien parameter BI rate yang positif mungkin dapat dijelaskan sebagai berikut, ketika BI rate naik sebagian investor akan menjual sahamnya dan mengalihkan uangnya pada pasar uang, sementara investor lain menunggu sampai saham-saham tersebut oversold dan membeli saham tersebut ketika harga sudah sangat murah, ketika suku bunga perlahan turun karena bank- bank kelebihan likuiditas maka saham-saham tersebut kembali menjadi rebutan dan harganya melonjak naik. Penjelasan lain mungkin dapat diterangkan dengan kenyataan bahwa pada waktu itu sektor ril macet karena tiadanya kucuran kredit dari perbankan. Perbankan pada waktu itu merasa pengucuran kredit pada sektor ril mengandung resiko yang besar dikarenakan adanya pengaruh yang sangat besar dari perdagangan bebas. Oleh karena itu pihak perbankan menanamkan uangnya pada investasi yang bebas dari resiko dalam hal ini bank-bank menanamkan uangnya pada Sertifikat Bank Indonesia SBI. Sehingga akibatnya pengusahan sector riil mengharapkan suntikan dana dari pasar modal dan mereka menerbitkan saham-saham baru pada saat permintaan menurun akibatnya saham-saham tersebut berharga murah, namun sebagian investor berani membeli saham-saham tersebut dan berharap harganya segera akan naik, dan kenyataannya memang harga saham-saham tersebut berangsur-angsur naik dan menghasilkan capital gain. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Hadi dan Azmi 2005, Astrid Angelina 2011, Renny Wijaya 2013 yang menyimpulkan bahwa tingkat pengembalian saham tidak bergantung pada BI Rate. 87 c. Pengaruh kurs terhadap tingkat pengembalian saham. Berdasarkan pada tabel 14. di atas, variabel BI Rate mempunyai nilai signifikansi 0,455 0,05. Hal ini berarti menerima H sehingga dapat disimpulkan bahwa kurs rupiah terhadap dolar tidak berpengaruh terhadap tingkat pengembalian saham. Penulis menduga terdapat beberapa hal yang menyebabkan perubahan nilai tukar rupiah terhadap dolar tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat pengembalian saham diantaranya adalah tidak adanya pergerakan yang signifikan pada kurs mata uang dolar. Sedangkan disisi lain, pasar saham yang diwakili dengan harga saham Bank Mandiri cenderung mengalami penguatan. Hal ini diduga bahwa Bank Indonesia BI telah melakukan intervensi ke dalam pasar uang untuk menjaga batas atas dan batas bawah nilai tukar rupiah terhadap dolar, sehingga kurs mata uang rupiah terhadap dolar tetap stabil dan tidak mempengaruhi pasar saham. Oleh karena itu hipotesa kurs mata uang rupiah terhadap dolar berpengaruh secara positif terhadap tingkat pengembalian saham Bank Mandiri diterima. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Nathan Lael dan Panayiotis Vezos 2006, Achmad Thobarry 2009, dan Astrid Angelina 2011 yang menyatakan bahwa kurs berpengaruh secara positif terhadap tingkat pengembalian saham. d. Pengaruh inflasi terhadap tingkat pengembalian saham. Berdasarkan pada tabel 14. di atas, variabel BI Rate mempunyai nilai signifikansi 0,609 0,05. Hal ini berarti menerima H sehingga dapat 88 disimpulkan bahwa inflasi tidak berpengaruh terhadap tingkat pengembalian saham. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Heru Nugroho 2008 dan Astrid Angelina 2013 yang menyatakan bahwa inflasi memiliki hubungan negative terhadap tingkat pengembalian saham. Hal ini berarti naiknya inflasi akan menurunkan harga saham, begitu juga sebaliknya. Penulis menduga bahwa tingkat inflasi di Indonesia bukan termasuk tingkat inflasi yang terlalu tinggi sehingga tidak terlalu berpengaruh terhadap harga saham. e. Pengaruh IHSG terhadap tingkat pengembalian saham. Berdasarkan pada tabel 14 di atas, variabel perubahan IHSG mempunyai nilai signifikasi 0,000 0,05. Hal ini berarti menerima H 4 sehingga dapat disimpulkan bahwa perubahan IHSG berpengaruh signifikan terhadap tingkat pengembalian saham. Hubungan antara perubahan IHSG dan tingkat pengembalian saham bersifat positif. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Astrid Angelina 2013 menyimpulkan bahwa perubahan IHSG mempunyai pengaruh positif terhadap tingkat pengembalian saham. IHSG pada tahun penelitian cenderung mengalami peningkatan. Hal ini bisa dilihat dari awal tahun 2009 sekitar Rp.1300 naik menjadi Rp.4000 pada akhir tahun 2012. Menaiknya IHSG berarti menggambarkan naiknya beberapa harga saham secara keseluruhan, terutama untuk saham-saham yang tergolong blue chip. Untuk harga saham Bank Mandiri sendiri memang mengalami 89 peningkatan dari tahun ke tahun penelitian. Maka dapat disimpulkan bahwa IHSG mempunyai hubungan positif terhadap tingkat pengembalian saham. Koefisien regresi variabel IHSG X 4 sebesar 1,559: artinya jika variabel independen lain nilainya tetap dan IHSG mengalami kenaikan sebesar 1,00 poin, maka tingkat return saham Y akan mengalami kenaikan sebesar 1,559. Koefisien bernilai positif artinya terjadi hubungan positif antara IHSG dengan return saham, yang artinya semakin naik nilai IHSG maka semakin naik pula nilai return saham. f. Pengaruh jumlah uang beredar M2 terhadap tingkat pengembalian saham. Berdasarkan pada tabel 14. di atas, variabel BI Rate mempunyai nilai signifikansi 0,673 0,05. Hal ini berarti menerima H sehingga dapat disimpulkan bahwa jumlah uang beredar M2 tidak berpengaruh terhadap tingkat pengembalian saham. Penulis menduga hubungan positif antara jumlah uang beredar dengan tingkat pengembalian saham dikarenakan masyarakat Indonesia telah menggunakan uangnya selain untuk tujuan transaksi juga menggunakan uangnya untuk tujuan spekulatif, yaitu dengan membeli surat-surat berharga atau saham. Oleh karena itu jumlah uang beredar memiliki hubungan positif terhadap tingkat pengembalian saham diterima. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Heru Nugroho 2008 dan Astrid Angelina 2011 yang menyatakan bahwa jumlah uang beredar dalam arti luas M2 memiliki hubungan positif terhadap tingkat pengembalian saham. 90

BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Penelitian yang dilakukan dengan menggunakan data bulanan periode Desember 2008 - Desember 2012 terhadap return saham PT Bank Mandiri Persero Tbk. dengan menggunakan metode regresi linear berganda dan software SPSS 17.0 menghasilkan kesimpulan-kesimpulan sebagai berikut: 1. Berdasarkan hasil uji t, pada tingkat kepercayaan 95 variabel perubahan IHSG berpengaruh secara signifikan terhadap return saham PT Bank Mandiri Persero Tbk. 2. Berdasarkan hasil uji t, pada tingkat kepercayaan 95 variabel perubahan BI rate tidak berpengaruh secara signifikan terhadap return saham PT Bank Mandiri Persero Tbk. 3. Berdasarkan hasil uji t, pada tingkat kepercayaan 95 variabel perubahan tingkat inflasi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap return saham PT Bank Mandiri Persero Tbk. 4. Berdasarkan hasil uji t, pada tingkat kepercayaan 95 variabel perubahan nilai tukar rupiah terhadap dolar tidak berpengaruh secara signifikan terhadap return saham PT Bank Mandiri Persero Tbk. 5. Berdasarkan hasil uji t, pada tingkat kepercayaan 95 variabel perubahan jumlah uang beredar tidak berpengaruh secara signifikan terhadap return saham PT Bank Mandiri Persero Tbk. 91 6. Berdasarkan hasil uji F, pada tingkat kepercayaan 95, variabel independen pada penelitian yang terdiri dari perubahan IHSG, BI rate, tingkat inflasi, nilai tukar rupiah terhadap dolar, dan jumlah uang beredar secara simultan berpengaruh secara signifikan terhadap return saham PT Bank Mandiri Persero Tbk. Tanda koefisen positif untuk variabel BI rate X1 sekilas memperlihatkan bahwa investor mensyaratkan pendapatan keuntungan yang lebih tinggi bila suku bunga naik agar ia tetap bersedia memegang atau membeli saham tersebut. Namun koefisien positif tersebut juga dapat dilihat sebagai penyimpangan terhadap logika teoritis yang berlaku. Secara teori seharusnya ada hubungan yang berlawanan antara return saham dengan BI rate secara umum, semakin tinggi tingkat suku bunga deposito misalnya BI rate juga menjadi acuan pada bunga perbankan pada umumnya akan menyebabkan turunnya harga saham dan akhirnya pada return saham. Keyataan yang ditemukan menunjukkan hal berlawanan dengan logika teori ini, kemungkinan besar disebabkan oleh : 1. Besarnya nilai variasi perubahan return saham dari waktu ke waktu observasi. 2. Perilaku investor yang sulit ditebak, seperti yang kita ketahui banyak sekali motif seorang investor sewaktu membeli saham, misalnya ada investor yang mengharapkan hasil dari naik-turunnya harga saham, disamping ada investor yang menginginkan kepemilikan dalam jangka panjang, lalu ada jenis investor yang berani mengambil resiko dan ada investor yang penghindar resiko. 92 Untuk tanda koefisien variabel bebas lainnya mungkin sudah sesuai dengan logika teori pada tinjauan pustaka yang ada.

B. Saran

Adapun saran yang dapat penulis berikan adalah: 1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tambahan bagi praktisi bisnis atau investor untuk memperhatikan faktor IHSG, karena IHSG terbukti berpengaruh secara signifikan terhadap return saham PT Bank Mandiri Persero Tbk. 2. Bagi peneliti selanjutnya disarankan untuk meneliti variabel-variabel makroekonomi lainnya, yaitu faktor-faktor yang berasal dari luar perusahaan yang mampu mempengaruhi return saham pada perusahaan yang bersangkutan. 3. Bagi peneliti selanjutnya juga disarankan untuk meneliti variabel-variabel mikroekonomi, yaitu variabel yang berasal dari dalam perusahaan yang diperkirakan mampu untuk mempengaruhi return saham pada perusahaan yang bersangkutan. DAFTAR PUSTAKA Amri. Afdhalul. 2011. Analisis Pengaruh Perubahan Kurs, Inflasi, Tingkat Suku Bunga BI dan Volume Perdagangan Terhadap Harga Saham Bank Persero . Skripsi tidak diterbitkan. Jakarta : Program Studi Manajemen ABFI Institute Perbanas. Angelina, Astrid. 2011. Pengaruh Perubahan IHSG, BI Rate, Tingkat Inflasi, Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dolar, dan Jumlah Uang Beredar Terhadap Return Saham PT Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk. Skripsi tidak diterbitkan. Jakarta: Program Studi Manajemen ABFI Institute Perbanas. Arsyad, Lincolin. 1996. Ekonomi Manajerial. Edisi 3. Yogyakarta: BPFE. Endri. 2006. Analisis Pengaruh Nilai Tukar dan Tingkat Bunga Terhadap Return Indeks Harga Saham Di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Universitas Trisakti hlm 113-128. Gujarati, Damodar. 2003. Dasar-Dasar Ekonometrika. Jakarta : Erlangga. Hadi, Subakti. dan Azmi, Taufik. 2005. “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Pengembalian Saham Sektor Perdagangan Pada Bursa Efek Jakarta” , Jurnal Ekonomi, Vol. 14 No. 1 hlm 21-39. Hasan, Iqbal M. 2002. Pokok-Pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya. Jakarta: Penerbit Ghalia Indonesia. Hendri. 2005. Pengaruh Faktor-Faktor Makro Ekonomi IHSG, SBI, Inflasi, Kurs, dan Uang Beredar Terhadap Return Saham . Thesis tidak diterbitkan. Depok: Program Studi Ilmu Manajemen Pascasarjana FEUI. Iswardono. 1995. Kapita Selekta Ekonomi Moneter. Jakarta : Gunadarma Jogiyanto. 2003. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi 3. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta. Kuncoro, Mudrajad. 2001. Metode Kuantitatif. Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan AMP YKPN. Lael Joseph, Nathan dan Panayiotis Vezos. 2006 The Sensitivity of US Banks’ Stock Returns To Interest Rate and Exchange Rate Changes. Jurnal Asing hlm 182. Lubis, Ade Fatma. 2008. Pasar Modal. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi UI. Lukman. 2007. Pengantar Teori Mikro Ekonomi. Jakarta : UIN Jakarta Press. Manurung, Mandala Rahardja, Prathama. 2004. Uang, Perbankan dan Ekonomi Moneter Kajian Kontekstual Indonesia . Jakarta: Penerbitan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Nugroho, Heru. 2008. Analisis Pengaruh Inflasi, Suku Bunga, Kurs, dan Jumlah Uang Beredar Terhadap Indeks LQ45 . Tesis tidak diterbitkan. Semarang: Program Studi Magister Manajemen Universitas Diponegoro. Priyatno, Duwi. 2012. Belajar Praktis Analisis Parametrik dan Non Parametrik dengan SPSS . Yogyakarta: Gava Media Salvatore, Dominick. 2001. Managerial Economics. Edisi 4. Terjemahan Anitawati. Jakarta: Penerbit Erlangga. Santoso, Singgih. 2010. Mastering SPSS 18. Jakarta : Elex Media Komputindo. Siamat, Dahlan. 1993. Manajemen Bank Umum. Jakarta : Intermedia Sugiyono, “Statistika untuk penelitian”, CV Alfabeta, Bandung, 2008 Sukirno, Sadono. 2000. Makroekonomi Modern Perkembangan Pemikiran dari Klasik Hingga Keynesian Baru . Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Sulistyo, Joko. 2010. 6 Hari Jago SPSS 17. Yogyakarta: Penerbit Cakrawala. Suryajaya, Edbert. 2011. Potensi Investasi Saham di Bulan April. Investor, hlm. 58. Theodora, Parina. 2010. Bola Salju Krisis Yunani. Investor, hlm. 76-77. Thobarry, Achmad. 2009. Analisis Pengaruh Nilai Tukar, Suku Bunga, Laju Inflasi, dan Pertumbuhan GDP Terhadap Indeks Harga Saham Sektor Properti. Tesis tidak diterbitkan. Semarang : Program Studi Magister Manajemen Universitas Diponegoro. Widiyanti, Eka. 2011. Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia SBI, Tingkat Inflasi dan Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dolar Terhadap Tingkat Pengembalian Saham Sektor Perbankan Pada Bursa Efek Indonesia . Skripsi tidak diterbitkan. Jakarta: Program Studi Manajemen ABFI Institute Perbanas. Wijaya, Renny.2013. Pengaruh Fundamental Ekonomi Makro Terhadap IHSG pada BEI. Jurnal ilmiah mahasiswa Universitas Surabaya Vol.2 No.1. Yulyanto. 2008. BI-rate “naik”, investasi di pasar modal “turun”, online, http:www.yulyanto.com200810bi-rate-E2809CnaikE2809D- investasi-di-pasar-modal-E2809CturunE2809Dmore-462, diakses 31 Desember 2012 17:51 WIB. http:www.bi.go.id . Data BI Rate, Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dolar. Diakses 10 Maret 2013 9:49 WIB.

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Selisih Tingkat Suku Bunga The Fed Dengan BI Rate Dan Jumlah Uang Beredar Terhadap Nilai Tukar Rupiah

0 43 112

Analisis inflansi BI rate Kurs Rupiah dan jumlah uang beredar, terhadap volume perdagnagan saham di bursa efek indonesia

0 6 114

Analisis pengaruh nilai tukar rupiah terhadap dan Dollar Inflasi, dan Jumlah uang beredar (M2) terhadap dana pihak ketiga (DPK) serta implikasinya pada pembiayaan Mudharabah pada perbankan Syariah di Indonesia

0 13 137

Analisis pengaruh tingkat inflasi SBI, jumlah uang beredar, dan tingkat pendapatan terhadap nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika

0 11 115

Pengaruh faktor makroekonomi terhadap pertumbuhan sukuk korporasi di Indonesia (periode 2011-2015)

2 32 102

ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR RUPIAH, INFLASI, SUKU BUNGA, DAN JUMLAH UANG BEREDAR TERHADAP Analisis Pengaruh Nilai Tukar Rupiah, Inflasi, Suku Bunga, dan Jumlah Uang Beredar Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Surakarta Tahun 1995-2014.

0 3 11

ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR (KURS) DOLAR AMERIKA / RUPIAH (US$/RP), INFLASI, BI RATE, DAN JUMLAH UANG BEREDAR Analisis Pengaruh Nilai Tukar (Kurs) Dolar Amerika / Rupiah (US$/Rp), Inflasi, BI Rate, Dan Jumlah Uang Beredar Terhadap Harga Saham Pada Peru

0 2 15

ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR (KURS) DOLAR AMERIKA / RUPIAH (US$/RP), INFLASI, BI RATE, DAN JUMLAH UANG BEREDAR Analisis Pengaruh Nilai Tukar (Kurs) Dolar Amerika / Rupiah (US$/Rp), Inflasi, BI Rate, Dan Jumlah Uang Beredar Terhadap Harga Saham Pada Peru

1 4 17

ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR ( KURS) DOLAR AMERIKA/ RUPIAH (US$/ Rp), INFLASI, TINGKAT SUKU BUNGA Analisis Pengaruh Nilai Tukar ( Kurs) Dolar Amerika/ Rupiah (US$/ Rp), Inflasi, Tingkat Suku Bunga SBI, Dan Jumlah Uang Beredar (M2) Terhadap Indeks Harga

0 2 15

ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR ( AMERIKA/ RUPIAH (US$/ Rp), Analisis Pengaruh Nilai Tukar ( Kurs) Dolar Amerika/ Rupiah (US$/ Rp), Inflasi, Tingkat Suku Bunga SBI, Dan Jumlah Uang Beredar (M2) Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Di Bursa Efek Indon

0 1 17