Analisis Hasil Hitung ANALISIS DAN PEMBAHASAN PENELITIAN
77 d. Uji Multikolinieritas
Untuk mengetahui ada atau tidaknya multikolinieritas maka dilakukan pemeriksaan dengan melihat nilai Variance Inflation Factor VIF pada model
regresi. Pada umumnya jika VIF lebih dari 10, maka variabel tersebut mempunyai persoalan multikolinieritas dengan variabel bebas lainnya. Berikut hasil
pemeriksaan uji multikolinieritas:
Tabel 10 Hasil Pengujian Multikolinieritas
Coefficients
a
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 Constant
BI Rate .592
1.688 Kurs
.515 1.940
Inflasi .864
1.158 IHSG
.882 1.134
M2 .681
1.469 a. Dependent Variable: Return Saham Bank Mandiri
Berdasarkan tabel diatas, ternyata nilai VIF lebih kecil dari 10 untuk semua variabel bebas. Demikian pula nilai tolerance pada tabel di atas lebih
dari 0,1 untuk semua variabel bebas. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat multikolinieritas antara variabel bebas dalam model regresi.
78 2. Uji Koefisien Regresi Secara Simultan Uji F
Uji F digunakan untuk menguji hipotesis bahwa variasi dari semua variabel bebas X menerangkan proporsi yang signifikan dari variasi pada
variabel terikat Y. Hipotesis untuk melakukan uji F adalah sebagai berikut: H
06
: Perubahan IHSG, BI rate, tingkat inflasi, nilai tukar rupiah terhadap dolar, jumlah uang beredar secara simultan bersama-sama tidak
berpengaruh terhadap return saham. Ha
6
: Perubahan IHSG, BI rate, tingkat inflasi, nilai tukar rupiah terhadap dolar, jumlah uang beredar secara simultan bersama-sama
berpengaruh terhadap return saham. Berikut ini merupakan hasil pengujian variabel secara simultan yang
ditunjukkan pada tabel 4.5:
Tabel 11 Hasil Uji Simultan Uji Statistik F
ANOVA
b
Model Sum of Squares
df Mean Square
F Sig.
1 Regression
.395 5
.079 27.844
.000
a
Residual .119
42 .003
Total .515
47 a. Predictors: Constant, M2, IHSG, Inflasi, BI Rate, Kurs
b. Dependent Variable: Return Saham Bank Mandiri
79 Berdasarkan tabel 4.5 di atas, diperoleh nilai F hitung sebesar 27,844.
Dengan menggunakan tingkat keyakinan 95, a = 5, df 1 jumlah variabel-1 = 5, dan df 2 n-k-l = 48-5-1 = 42 n adalah jumlah data dan k adalah jumlah
variabel independen, hasil yang diperoleh untuk F tabel adalah sebesar 2,438. Berdasarkan analisis di atas maka diperoleh nilai F hitung F tabel 27,844
2,438, maka H
06
ditolak artinya Perubahan IHSG, BI rate, tingkat inflasi, nilai tukar rupiah terhadap dolar, jumlah uang beredar secara simultan bersama-sama
berpengaruh secara signifikan terhadap return saham PT Bank Mandiri Persero Tbk. selama periode Desember 2008 sampai dengan Desember 2012.
3. Uji Koefisien Regresi Secara Parsial Uji t Berikut ini hasil pengujian variabel secara parsial yang ditunjukkan pada
tabel 4.4:
80
Tabel 12 Hasil Uji Parsial Uji Statistik t
Coefficients
a
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error
Beta 1
Constant -1.325
1.740 -.761
.451 BI Rate
.411 .468
.085 .878
.385 Kurs
.107 .142
.078 .753
.455 Inflasi
-.001 .002
-.041 -.515
.609 IHSG
1.559 .141
.875 11.059
.000 M2
.024 .055
.038 .425
.673 a. Dependent Variable: Return Saham Bank Mandiri
Kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut: H
diterima jika –t tabel t hitung t tabel H
ditolak jika –t hitung -t tabel atau t hitung t tabel a. Pengaruh Perubahan BI Rate terhadap Return Saham
Hipotesis H
01
: Perubahan BI rate tidak berpengaruh terhadap return saham.
Ha
1
: Perubahan BI rate berpengaruh terhadap return saham.
Berdasarkan tabel 4.4 diperoleh nilai t hitung sebesar 0,878. Dengan menggunakan a = 5 : 2 = 2,5 uji 2 sisi dengan derajat kebebasan df n-k-1
81 atau 48-5-1 = 42 n adalah jumlah data dan k adalah jumlah variabel independen.
Dengan pengujian 2 sisi signifikansi = 0,025, hasil diperoleh untuk t tabel adalah sebesar 2,018.
Berdasarkan hasil analisis di atas diperoleh nilai t hitung t tabel 0,878 2,018, maka H
01
diterima artinya secara parsial perubahan BI rate tidak berpengaruh secara signifikan terhadap return saham PT Bank Mandiri Persero
Tbk. b. Pengaruh Perubahan Kurs terhadap Return Saham
Hipotesis H
02
: Perubahan Kurs tidak berpengaruh terhadap return saham.
Ha
2
: Perubahan Kurs berpengaruh terhadap return saham.
Berdasarkan tabel 4.4 diperoleh t hitung t tabel 0,753 2,018, maka H
02
diterima, artinya secara parsial perubahan BI rate tidak berpengaruh secara signifikan terhadap return saham PT Bank Mandiri Persero Tbk.
c. Pengaruh Perubahan Tingkat Inflasi terhadap Return Saham Hipotesis
H
03
: Perubahan tingkat inflasi tidak berpengaruh terhadap return saham.
Ha
3
: Perubahan tingkat inflasi berpengaruh terhadap return saham.
Berdasarkan tabel 4.4 diperoleh -t hitung -t tabel -0,515 -1,997, maka H
03
diterima, artinya secara parsial perubahan tingkat inflasi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap return saham PT Bank Mandiri Persero Tbk.
d. Pengaruh Perubahan IHSG terhadap Return Saham Hipotesis
82 H
04
: Perubahan IHSG tidak berpengaruh terhadap return saham.
Ha
4
: Perubahan IHSG berpengaruh terhadap return saham.
Berdasarkan tabel 4.4 diperoleh t hitung t tabel 11.059 2,018, maka H
04
ditolak, artinya secara parsial perubahan IHSG berpengaruh secara signifikan terhadap return saham PT Bank Mandiri Persero Tbk.
e. Pengaruh Perubahan Jumlah Uang Beredar terhadap Return Saham Hipotesis
H
05
: Perubahan jumlah uang beredar tidak berpengaruh terhadap return
saham. Ha
5
: Perubahan jumlah uang beredar berpengaruh terhadap return saham.
Berdasarkan tabel 4.4 diperoleh t hitung t tabel 0,425 2,018, maka H
05
diterima, artinya secara parsial perubahan jumlah uang beredar tidak berpengaruh secara signifikan terhadap return saham PT Bank Mandiri Persero
Tbk. 4. Uji Koefisien Determinasi R
2
Analisis determinasi R
2
mengukur proporsi dari variasi total variabel terikat yang dijelaskan oleh variabel bebas atau variabel penjelas dalam regresi.
Koefisien determinasi memiliki kelemahan, yaitu bias terhadap jumlah variabel bebas yang dimasukkan dalam model regresi di mana setiap penambahan
satu variabel bebas dan jumlah pengamatan dalam model akan meningkatkan nilai R
2
meskipun variabel yang dimasukkan tersebut tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikatnya. Untuk mengurangi kelemahan tersebut
83 maka digunakan koefisien determinasi yang telah disesuaikan, Adjusted R Square
R
2 adj
. Selengkapnya mengenai hasil uji Adj R
2
dapat dilihat pada tabel 4.11 di bawah ini:
Tabel 13 Hasil Analisis Determinasi
Model Summary
b
Model R
R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 .876
a
.768 .741
.0532926
a. Predictors: Constant, M2, IHSG, Inflasi, BI Rate, Kurs b. Dependent Variable: Return Saham Bank Mandiri
Dari hasil penelitian diperoleh R korelasi sebesar 0,876. Hal ini menunjukkan terjadi korelasi yang sangat kuat 0,80 – 1,000 antara perubahan
IHSG, BI rate, tingkat inflasi, nilai tukar rupiah terhadap dolar, dan jumlah uang beredar terhadap return saham.
Berdasarkan tabel di atas diperoleh angka adj R
2
adjusted R square
sebesar 0,741 atau 74,1. Artinya, seluruh variabel independen BI rate, nilai
tukar rupiah terhadap dolar, tingkat inflasi, IHSG, dan jumlah uang beredar hanya menjelaskan variasi dari variabel dependen return saham sebesar 74,1 ,
sedangkan sisanya dapat dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan
84 dalam pengujian ini. Pengaruh lain yang mempengaruhi return saham adalah
sebesar 25,9 . 5. Interpretasi
Pengolahan data dilakukan menggunakan program SPSS 17.0 for Windows
, dan setelah diolah maka didapatkan hasil sebagai berikut:
Tabel 14 Hasil Analisis Regresi Berganda
Coefficients
a
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error
Beta 1
Constant -1.325
1.740 -.761
.451 BI Rate
.411 .468
.085 .878
.385 Kurs
.107 .142
.078 .753
.455 Inflasi
-.001 .002
-.041 -.515
.609 IHSG
1.559 .141
.875 11.059
.000 M2
.024 .055
.038 .425
.673 a. Dependent Variable: Return Saham Bank Mandiri
Berdasarkan hasil pengolahan data di atas, dapat dibuat model regresi yang menyangkut variabel-variabel dalam penelitian ini, yaitu:
Y = -1,325 + 1,559 X
4
85 Keterangan:
Y = Return saham
a = Konstanta
X
4
= Indeks Harga Saham Gabungan b
4
= Koefisien regresi Dari hasil pengujian hipotesis, maka dapat diinterpretasikan bahwa dari 5
variabel yang digunakan, hanya ada 1 variabel yang memiliki pengaruh signifikan terhadap variabel dependen tingkat pengembalian saham Bank
Mandiri, yaitu Indeks Harga Saham Gabungan. Sementara variabel BI Rate, nilai tukar rupiah terhadap dolar, inflasi dan jumlah uang beredar M2 tidak
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen tingkat pengembalian saham Bank Mandiri.
Adapun interpretasi statistik penulis pada model persamaan regresi di atas adalah sebagai berikut :
a. Konstanta sebesar -1,325: artinya jika BI rate X
1
, nilai tukar rupiah terhadap dolar X
2
, tingkat inflasi X
3
, IHSG X
4
, dan jumlah uang beredar X
5
nilainya adalah 0, maka tingkat return saham Y bernilai sebesar -1,325. b. Pengaruh BI Rate terhadap tingkat pengembalian saham.
Berdasarkan pada tabel 14. di atas, variabel BI Rate mempunyai nilai signifikansi 0,385 0,05. Hal ini berarti menerima H
sehingga dapat disimpulkan bahwa BI Rate tidak berpengaruh terhadap tingkat pengembalian
saham.
86 Koefisien parameter BI rate yang positif mungkin dapat dijelaskan sebagai
berikut, ketika BI rate naik sebagian investor akan menjual sahamnya dan mengalihkan uangnya pada pasar uang, sementara investor lain menunggu
sampai saham-saham tersebut oversold dan membeli saham tersebut ketika harga sudah sangat murah, ketika suku bunga perlahan turun karena bank-
bank kelebihan likuiditas maka saham-saham tersebut kembali menjadi rebutan dan harganya melonjak naik. Penjelasan lain mungkin dapat
diterangkan dengan kenyataan bahwa pada waktu itu sektor ril macet karena tiadanya kucuran kredit dari perbankan. Perbankan pada waktu itu merasa
pengucuran kredit pada sektor ril mengandung resiko yang besar dikarenakan adanya pengaruh yang sangat besar dari perdagangan bebas. Oleh karena itu
pihak perbankan menanamkan uangnya pada investasi yang bebas dari resiko dalam hal ini bank-bank menanamkan uangnya pada Sertifikat Bank
Indonesia SBI. Sehingga akibatnya pengusahan sector riil mengharapkan suntikan dana dari pasar modal dan mereka menerbitkan saham-saham baru
pada saat permintaan menurun akibatnya saham-saham tersebut berharga murah, namun sebagian investor berani membeli saham-saham tersebut dan
berharap harganya segera akan naik, dan kenyataannya memang harga saham-saham tersebut berangsur-angsur naik dan menghasilkan capital gain.
Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Hadi dan Azmi 2005, Astrid Angelina 2011, Renny Wijaya 2013 yang
menyimpulkan bahwa tingkat pengembalian saham tidak bergantung pada BI Rate.
87 c. Pengaruh kurs terhadap tingkat pengembalian saham.
Berdasarkan pada tabel 14. di atas, variabel BI Rate mempunyai nilai signifikansi 0,455 0,05. Hal ini berarti menerima H
sehingga dapat disimpulkan bahwa kurs rupiah terhadap dolar tidak berpengaruh terhadap
tingkat pengembalian saham. Penulis menduga terdapat beberapa hal yang menyebabkan perubahan nilai
tukar rupiah terhadap dolar tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat pengembalian saham diantaranya adalah tidak adanya pergerakan yang
signifikan pada kurs mata uang dolar. Sedangkan disisi lain, pasar saham yang diwakili dengan harga saham Bank Mandiri cenderung mengalami
penguatan. Hal ini diduga bahwa Bank Indonesia BI telah melakukan intervensi ke dalam pasar uang untuk menjaga batas atas dan batas bawah
nilai tukar rupiah terhadap dolar, sehingga kurs mata uang rupiah terhadap dolar tetap stabil dan tidak mempengaruhi pasar saham. Oleh karena itu
hipotesa kurs mata uang rupiah terhadap dolar berpengaruh secara positif terhadap tingkat pengembalian saham Bank Mandiri diterima.
Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Nathan Lael dan Panayiotis Vezos 2006, Achmad Thobarry 2009, dan Astrid
Angelina 2011 yang menyatakan bahwa kurs berpengaruh secara positif terhadap tingkat pengembalian saham.
d. Pengaruh inflasi terhadap tingkat pengembalian saham. Berdasarkan pada tabel 14. di atas, variabel BI Rate mempunyai nilai
signifikansi 0,609 0,05. Hal ini berarti menerima H sehingga dapat
88 disimpulkan bahwa inflasi tidak berpengaruh terhadap tingkat pengembalian
saham. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Heru
Nugroho 2008 dan Astrid Angelina 2013 yang menyatakan bahwa inflasi memiliki hubungan negative terhadap tingkat pengembalian saham. Hal ini
berarti naiknya inflasi akan menurunkan harga saham, begitu juga sebaliknya. Penulis menduga bahwa tingkat inflasi di Indonesia bukan termasuk tingkat
inflasi yang terlalu tinggi sehingga tidak terlalu berpengaruh terhadap harga saham.
e. Pengaruh IHSG terhadap tingkat pengembalian saham. Berdasarkan pada tabel 14 di atas, variabel perubahan IHSG mempunyai nilai
signifikasi 0,000 0,05. Hal ini berarti menerima H
4
sehingga dapat disimpulkan bahwa perubahan IHSG berpengaruh signifikan terhadap tingkat
pengembalian saham. Hubungan antara perubahan IHSG dan tingkat pengembalian saham bersifat positif. Hasil penelitian ini mendukung hasil
penelitian yang dilakukan oleh Astrid Angelina 2013 menyimpulkan bahwa perubahan IHSG mempunyai pengaruh positif terhadap tingkat pengembalian
saham. IHSG pada tahun penelitian cenderung mengalami peningkatan. Hal ini bisa
dilihat dari awal tahun 2009 sekitar Rp.1300 naik menjadi Rp.4000 pada akhir tahun 2012. Menaiknya IHSG berarti menggambarkan naiknya beberapa harga
saham secara keseluruhan, terutama untuk saham-saham yang tergolong blue chip.
Untuk harga saham Bank Mandiri sendiri memang mengalami
89 peningkatan dari tahun ke tahun penelitian. Maka dapat disimpulkan bahwa
IHSG mempunyai hubungan positif terhadap tingkat pengembalian saham. Koefisien regresi variabel IHSG X
4
sebesar 1,559: artinya jika variabel independen lain nilainya tetap dan IHSG mengalami kenaikan sebesar 1,00
poin, maka tingkat return saham Y akan mengalami kenaikan sebesar 1,559. Koefisien bernilai positif artinya terjadi hubungan positif antara
IHSG dengan return saham, yang artinya semakin naik nilai IHSG maka semakin naik pula nilai return saham.
f. Pengaruh jumlah uang beredar M2 terhadap tingkat pengembalian saham. Berdasarkan pada tabel 14. di atas, variabel BI Rate mempunyai nilai
signifikansi 0,673 0,05. Hal ini berarti menerima H sehingga dapat
disimpulkan bahwa jumlah uang beredar M2 tidak berpengaruh terhadap tingkat pengembalian saham.
Penulis menduga hubungan positif antara jumlah uang beredar dengan tingkat pengembalian saham dikarenakan masyarakat Indonesia telah menggunakan
uangnya selain untuk tujuan transaksi juga menggunakan uangnya untuk tujuan spekulatif, yaitu dengan membeli surat-surat berharga atau saham.
Oleh karena itu jumlah uang beredar memiliki hubungan positif terhadap tingkat pengembalian saham diterima.
Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Heru Nugroho 2008 dan Astrid Angelina 2011 yang menyatakan bahwa jumlah
uang beredar dalam arti luas M2 memiliki hubungan positif terhadap tingkat pengembalian saham.
90