Latar Belakang Penelitian PENDAHULUAN
5 Jumlah uang beredar semakin banyak setiap tahunnya. Pada September
2008, jumlah uang beredar sebesar 1778,139 triliun rupiah, IHSG berada pada
posisi Rp 1832,51. Pada bulan berikutnya, jumlah uang beredar sebesar 1812,490
triliun rupiah dan IHSG berada pada posisi Rp 1256,7. Kenaikan jumlah uang beredar juga terkait dengan meningkatnya BI rate yang mencapai 9,5. Renny
Wijaya, 2013
Tabel 1 Daftar Nilai IHSG, BI
rate, Tingkat Inflasi, Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dolar, Jumlah Uang Beredar Dalam Arti Luas M2, dan Harga Saham
Bank Mandiri Pada Tahun 2009, 2010, dan 2011 No
Keterangan 2009
2010 2011
1 Harga
Saham Gabungan IHSG
Rp 2.534,356 Rp 3.703,51
Rp 3.821,99
2 BI rate
6,50 6,50
6
3 Nilai Kurs
Rp 9.4479353 Rp 9.0368946
Rp9.1139.023
4 Inflasi
2,78 6,96
3,79
5 M2 miliar
Rp 2.141.383,70 Rp 2.471.205,79
Rp 2.877.220
6 Saham
Bank Mandiri
Rp 4.489,8 Rp 6.324,21
Rp 6.665,77
sumber: www.bi.go.id
, www.yahoofinance.com
Dari data pada tabel diatas terlihat nilai BI rate pada tahun 2009 sebesar 6,50 , kemudian tidak berubah pada tahun 2010 sebesar 6,50 dan kembali
6 menurun menjadi 6 pada tahun 2011. Perubahan nilai BI Rate juga diikuti
dengan perubahan harga saham gabungan IHSG yang pada tahun 2009 ditutup sebesar 2.534,356. Namun, pada tahun 2010 IHSG mengalami
peningkatan menjadi sebesar 3.703,51. Pada tahun 2011, IHSG kembali
mengalami kenaikan menjadi sebesar 3.821,99.
Perubahan IHSG tidak hanya disebabkan oleh perubahan nilai BI rate
tetapi juga disebabkan oleh perubahan nilai kurs. Hal tersebut dapat terlihat pada tabel diatas, IHSG cenderung mengalami peningkatan pada
tahun 2010 akibat tingginya nilai kurs yaitu IHSG sebesar 3.703,51 pada saat
nilai kurs sebesar 9.0368946. Variabel yang cenderung meningkat di tiap tahunnya adalah jumlah
uang beredar dalam arti luas M2 dan tingkat inflasi. Di tahun 2009 M2 tumbuh sebesar 12,95 dan di tahun 2010 kembali meningkat
pertumbuhannya sebesar 15,40. Untuk tingkat inflasi sendiri, meski naik dari tahun 2009 ke tahun 2010 yaitu masing-masing sebesar 2,78 dan
6,96, namun pada tahun 2011 kembali mengalami penurunan sebesar
3,79.
Dalam membeli
saham, investor
harus selalu
mempertimbangkan risiko.
Apabila investor
mengharapkan untuk
memperoleh tingkat keuntungan yang tinggi, maka ia harus bersedia menanggung risiko yang tinggi pula.
7 Investor lokal maupun internasional dapat masuk ke suatu
perusahaan dengan membeli saham perusahaan yang diinginkan sesuai dengan tingkat pengembalian yang tinggi. Masuknya investor ke
dalam sebuah perusahaan membuat perusahaan tersebut memperoleh sumber dana tambahan, namun keputusan investor tersebut dalam
berinvestasi di suatu negara tidak hanya dipengaruhi oleh faktor fundamental
internal suatu
perusahaan saja
melainkan faktor
fundamental eksternal juga mempengaruhi keputusan investor. Penelitian
ini memfokuskan
untuk membahas
lima faktor
fundamental eksternal yaitu BI rate, nilai tukar rupiah terhadap dolar, inflasi, IHSG dan jumlah uang beredar M2. Objek penelitian ini
memfokuskan pada harga saham industri sektor perbankan yaitu Bank Mandiri. Keenam hal tersebut memiliki keterkaitan satu sama lain
yang saling
mempengaruhi atau
dipengaruhi yang
kemudian menggerakkan roda perekonomian.
Dipilihnya Bank Mandiri sebagai objek penelitian tentu penulis mempunyai
alasan tersendiri.
Menurut majalah
infobank, Bank
Mandiri sukses mengukuhkan diri sebagai bank dengan asset terbesar di Indonesia, nilai assetnya mencapai Rp.551,89 triliun hingga pada
akhir tahun 2011 atau naik sekitar 22,75 persen dari tahun sebelumnya 2010 dengan jumlah asset sebesar Rp. 449,77 triliun. Kemudian
pada akhir 2012, asset Bank Mandiri berhasil tumbuh 27 persen menjadi Rp.630 triliun.
8 Hal inilah yang menjadi alasan penulis mengambil Bank Mandiri
sebagai objek penelitian. Karena dari jumlah asset yang dimiliki suatu perusahaan menggambarkan bahwa performa perusahaan tersebut baik
sehingga banyak investor yang membeli saham perusahaan tersebut. Faktor eksternal pertama yang mempengaruhi harga saham
yaitu nilai tukar rupiah terhadap dolar. Di Indonesia kurs valas mengalami perubahan setiap waktu. Apabila nilai tukar kurs naik
maka tingkat pengembalian yang diharapkan dari adanya investasi akan menurun, sehingga bagi para investor semakin rendah tingkat
perubahan nilai kurs adalah semakin baik. Hubungan atau pengaruh kurs terhadap Indeks Harga Saham itu sendiri sangat berkaitan erat.
Hal ini dikarenakan kurs adalah salah satu faktor yang mempengaruhi Indeks Harga Saham, sedangkan Indeks Harga Saham adalah dampak
simultan dari
berbagai kejadian
utama pada
fenomena-fenomena ekonomi. Apabila kurs menguat, maka secara tidak langsung Indeks
Harga Saham juga akan naik, tapi bila kurs itu melemah maka Indeks Harga Saham juga akan turun. Naik turunnya harga saham akan terjadi
karena apresiasi rupiah terhadap mata uang asing khususnya nilai tukar
rupiah terhadap
dollar yang
menyebabkan naik
turunnya permintaan saham di pasar modal oleh investor. Astrid Angelina,
2011 Kurs valas bukan satu-satunya faktor fundamental eksternal
ekonomi yang mempengaruhi harga saham. Faktor lain yang turut
9 mempengaruhi
yaitu BI rate
. Kenaikan
tingkat BI rate
dapat mengakibatkan investor mengambil keputusan menarik dana mereka
dari pasar modal. Sebaliknya turunnya tingkat suku bunga membuat investor akan menanamkan modalnya pada pasar modal. Kondisi ini
sangat menguntungkan bagi
perusahaan karena
perusahaan dapat
mengambil kredit untuk menambah modal atau investasi dengan tingkat bunga yang rendah. Astrid Angelina, 2011
Inflasi menunjukkan adanya kenaikan tingkat harga secara umum, dimana nilai uang sebagai refleksi tingkat harga umum tidak stabil. Dengan
adanya inflasi yang tidak bisa diprediksi maka akan memberikan dampak terhadap performa saham yang nantinya juga berdampak pada tingkat
pengembalian saham. Jika inflasi naik maka nilai rupiah turun atau harga barang-barang cenderung naik, demikian pula sebaliknya Hadi Azmi,
2005. Untuk IHSG mempunyai hubungan searah dengan return saham.
Kebanyakan saham cenderung mengalami kenaikan harga jika indeks harga saham naik. Sebaliknya, jika indeks harga saham turun, maka kebanyakan
saham akan mengalami penurunan harga. Endri, 2006 Permintaan uang tunai untuk tujuan spekulasi menunjukkan jumlah
uang tunai yang diminta untuk tujuan membiayai transaksi pengeluaran yang sifatnya spekulatif. Misalnya membeli surat berharga obligasi atau saham.
Jumlah uang tunai yang diminta untuk tujuan spekulasi dipengaruhi secara negatif oleh suku bunga. Artinya, semakin tingi suku bunga semakin sedikit
10 jumlah uang tunai yang diminta untuk tujuan spekulasi, dan sebaliknya.
Sehingga jumlah uang yang beredar akan berpengaruh secara positif terhadap kinerja saham. Astrid Angelina, 2011
Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Hadi dan Azmi 2005 pada 7 perusahan yang bergerak disektor
perdagangan menunjukkan terdapat
hubungan negatif antara nilai
tukar rupiah terhadap dolar terhadap tingkat pengembalian. Eka
Widiyanti 2011
melakukan analisa
yang hasilnya
perubahan tingkat suku bunga SBI tidak berpengaruh terhadap tingkat pengembalian saham sektor perbankan. Sedangkan perubahan nilai
tukar rupiah
terhadap dolar
berpengaruh terhadap
tingkat pengembalian saham sektor perbankan.
Astrid Angelina 2011 juga melakukan analisa BI rate, kurs, inflasi, IHSG dan jumlah uang beredar M2 terhadap stock return
Bank Rakyat Indonesia. Dari hasil perhitungan uji t, diketahui bahwa IHSG adalah faktor yang berpengaruh positif dan signifikan terhadap
return saham pada BRI, sedangkan variabel lainnya menunjukkan
bahwa BI rate, tingkat inflasi, nilai tukar rupiah terhadap dolar, dan jumlah uang beredar tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
return saham BRI.
Begitu pula hasil penelitian yang dilakukan Afdhalul Amri 2011, hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai tukar rupiahUSD
dan tingkat inflasi memiliki pengaruh yang signifikan dan positif
11 terhadap harga saham bank persero. Sementara tingkat suku bunga BI
tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga saham bank persero.
Berkaitan dengan hal tersebut, maka penulis ingin mengangkat
judul “Analisis Pengaruh Perubahan BI Rate, Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dollar, Inflasi, IHSG dan Jumlah Uang Beredar M2
Terhadap Tingkat
Pengembalian Saham
PT. Bank
Mandiri Persero Tbk”.