Subjek Pajak Penghasilan Objek Pajak Penghasilan

35 3 Meminta pengembalian kelebihan pembayaran pajak. 4 Mengajukan permohonan penghapusan dan pengurangan sanksi serta pembetulan surat ketetapan yang salah. 5 Memberi kuasa kepada orang lain untuk melaksanakan kewajiban perpajakan.

7. Pajak Penghasilan

Setelah mengetahui pengertian pajak, definisi penghasilan menurut UU No. 17 tahun 2000 pasal 4 ayat 1 adalah: “Setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak, baik yang berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia yang dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk menambah kekayaan Wajib Pajak yang bersangkutan, dengan nama dan dalam bentuk apapun”. Sehingga definisi Pajak Penghasilan menurut Siti Resmi 2004 adalah: “Pajak yang dikenakan terhadap subjek pajak atas penghasilan yang diterima atau diperolehnya dalam suatu tahun pajak”.

a. Subjek Pajak Penghasilan

Subjek Pajak Penghasilan adalah segala sesuatu yang mempunyai potensi untuk memperoleh penghasilan dan menjadi sasaran untuk dikenakan pajak penghasilan. Pasal 2 ayat 1 UU No. 17 tahun 2000 mengelompokkan Subjek Pajak Penghasilan sebagai berikut: 1 Subjek Pajak Orang Pribadi Orang pribadi sebagai subjek pajak dapat bertempat tinggal atau berada di Indonesia atau di luat Indonesia. 36 2 Subjek Pajak Warisan yang belum terbagi sebagi satu kesatuan, menggantikan yang berhak. Warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan merupakan subjek pajak pengganti, menggantikan yang berhak yaitu ahli waris. 3 Subjek Pajak Badan Badan adalah sekumpulan orang dan atau modal yang merupakan kesatuan baik yang melakukan usaha maupun tidak melakukan usaha yang meliputi perseroan terbatas, perseroan komanditer, perseroan lainnya, Badan Usaha Milik Negara atau Daerah dengan nama dan dalam bentuk apapun, firma, kongsi, koperasi, dana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi sosial politik, atau organisasi yang sejenis, lembaga, bentuk usaha tetap dan bentuk badan lainnya termasuk reksadana. 4 Subjek Pajak Badan Usaha Tetap BUT Badan Usaha Tetap BUT adalah bentuk usaha yang dipergunakan oleh orang pribadi yang bertempat tinggal di Indonesia atau berada di Indonesia tidak lebih dari 183 hari dalam jangka waktu 12 bulan, atau badan yang tidak didirikan dan tidak bertempat kedudukan di Indonesia, untuk menjalankan usaha atau melakukan kegiatan di Indonesia. 37

b. Objek Pajak Penghasilan

Yang dimaksud Objek Pajak adalah penghasilan, penghasilan yang dimaksud dalam perpajakan adalah setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak baik yang berasal dari Indonesia maupun luar Indonesia, yang dapat dipakai sebagai konsumsi atau untuk menambah kekayaan Wajib Pajak yang bersangkutan, dengan nama dan dalam bentuk apa pun. Menurut Pasal 4 ayat 1 UU Pajak Penghasilan yang dikenakan pajak atau disebut objek pajak yaitu: 1 Penggantian atau imbalan berkenaan dengan pekerjaan atau jasa yang diterima atau diperoleh termasuk gaji, upah, tunjangan, honorarium, komisi, bonus, gratifikasi, uang pensiun, atau imbalan dalam bentuk lainnya, kecuali ditentukan lain dalam Undang- Undang ini; 2 Hadiah dari undian atau pekerjaan atau kegiatan, dan penghargaan; 3 Laba usaha; 4 Keuntungan karena penjualan atau karena pengalihan harta; 5 Penerimaan kembali pembayaran pajak yang telah dibebankan sebagai biaya; 6 Bunga termasuk premium, diskonto, dan imbalan karena jaminan pengembalian utang; 38 7 Dividen, dengan nama dan dalam bentuk apapun termasuk dividen dari perusahaan asuransi kepada pemegang polis, dan pembagian sisa hasil usaha koperasi; 8 Royalti; 9 Sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta; 10 Penerimaan atau perolehan pembayaran berkala; 11 Keuntungan karena pembebasan utang, kecuali sampai dengan jumlah tertentu yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah; 12 Keuntungan karena selisih kurs mata uang asing; 13 Selisih lebih karena penilaian kembali aktiva; 14 Premi asuransi; 15 Iuran yang diterima atau diperoleh perkumpulan dari anggotanya yang terdiri dari Wajib Pajak yang menjalankan usaha atau pekerjaan bebas; 16 Tambahan kekayaan neto yang berasal dari penghasilan yang belum dikenakan pajak.

B. Motivasi

Istilah motivasi motivation berasal dari bahasa latin yakni “movere” yang berarti menggerakan to move. Winardi 2002 menyatakan bahwa motivasi mewakili proses-proses psikologikal yang menyebabkan timbulnya, diarahkannya dan terjadinya persistensi kegiatan-kegiatan sukarela volunteer yang diarahkan ke arah tujuan tertentu.

Dokumen yang terkait

Pengaruh Kepatuhan Wajib Pajak dan Pemeriksaan Pajak Terhadap Penerimaan PPh Pasal 25/29 Wajib Pajak Badan Pada KPP Pratama Medan Polonia

8 154 65

Analisis Data Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Badan Dalam Melaporkan Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan Di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Polonia

3 68 66

Pengaruh Reformasi Administrasi Perpajakan Terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Di KPP Pratama Waingapu (Penyuluhan Pajak Sebagai Variabel Moderating)

0 49 128

Analisis pengaruh kesadaran dan kepatuhan wajib pajak terhadap kinerja kantor pelayanan pajak (KPP) dengan pelayanan wajib pajak sebagai variabel intervening di kpp medan timur

9 52 93

Analisis pengaruh reformasi administrasi perpajakan terhadap kepatuhan wajib pajak pada kantor pelayanan pajak (KPP) Jakarta Tanah Abang Satu

1 19 94

Analisis Tingkat Pendidikan wajib Pajak Orang Pribadi Mempengaruhi Kepatuhan Membayar Pajak Pada KPP Pratama Bandung Tegallega

1 8 100

Analisis Faktor-faktor Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi (Studi Kasus di KPP Pratama Kalideres)

6 36 174

Pengaruh Sistem Modernisasi Administrasi Pajak terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Studi Kasus di KPP Pratama Majalaya dan KPP Pratama Bojonagara).

0 0 14

Pengaruh Pemeriksaan Pajak terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Badan (Studi Kasus pada KPP Pratama Soreang).

0 0 20

Pengaruh Sanksi, Motivasi dan Tingkat Pendidikan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi (Studi Kasus KPP Pratama Manado) | Tologana | ACCOUNTABILITY 8407 16647 1 SM

0 0 11