Kepatuhan Wajib Pajak Kepatuhan Wajib Pajak 1. Pengertian Kepatuhan

46 penerapan sanksi baik hukum maupun administrasi. Jadi, kepatuhan itu merupakan sikap taat dalam melaksanakan sesuatu tanpa adanya unsur pemaksaan dari pihak manapun.

2. Kepatuhan Wajib Pajak

Menurut Burton 2005:4-6 ada beberapa hal yang dapat mempengaruhi kesadaran dan kepatuhan Wajib Pajak dalam memenuhi kewajiban pajaknya. Adapun faktor-faktor tersebut, antara lain: a. Tarif pajak. b. Pelaksanaan penagihan yang rapi, konsisten dan konsekuen. c. Ada tidaknya sanksi bagi pelanggar. d. Pelaksanaan sanksi secara konsisten, konsekuen dan tidak pandang bulu. Menurut kepatuhan wajib pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya pada dasarnya tercermin dari 3 tiga hal, yaitu: a. Pemenuhan kewajiban interim, seperti pembayaran masa dan Surat Pemberitahuan SPT Masa termasuk SPT PPN dan PPN BM yang dilaksanakan setiap bulan. b. Pemenuhan kewajiban tahunan, seperti menghitung dan melunasi utang pajak, serta melaporkan perhitungan dan SPT diakhir tahun. c. Pemenuhan ketentuan materil dan yuridis formal perpajakan melalui perlakuan pembukuan atas pengakuan penghasilan dan biaya serta berbagai transaksi keuangan lain untuk memperoleh dasar perhitungan pajak terutang yang tercermin dalam pembukuan Wajib Pajak. 47 Undang-undang tidak pernah menegaskan siapa dan bagaimana kriteria dari Wajib Pajak yang tergolong patuh. Kriteria siapa yang digolongkan patuh sebagai WP Patuh hanya diatur dalam Keputusan Menteri Keuangan Nomor 544KMK.042000 yang diubah dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 235KMK.032003 jo Keputusan Dirjen Pajak Nomor 550 tahun 2000. Hal ini pun hanya kriteria yang dikaitkan dengan masalah Pengambilan Pendahuluan Kelebihan Pembayaran Pajak sebagaimana diatur dalam Pasal 17C UUKUP Burton, 2005:46. Apabila 4 empat kriteria di bawah ini dipenuhi, maka WP dapat digolongkan sebagai WP Patuh. Kriteria Wajib Pajak Patuh tersebut diantaranya, yaitu: a. WP tepat waktu dalam menyampaikan Surat Pemberitahuan SPT untuk semua jenis pajak dalam 2 dua tahun terakhir. b. WP tidak mempunyai tunggakan pajak untuk semua jenis pajak, kecuali telah memperoleh izin untuk mengangsur atau menunda pembayaran pajaknya. c. WP tidak pernah dijatuhi hukuman karena melakukan tindak pidana dibidang perpajakan dalam jangka waktu 10 tahun. d. Dalam hal laporan keuangan diaudit akuntan publik yang tidak dalam pembinaan Ditjen lembaga Keuangan, atau badan pengawasan keuangan dan pembangunan serta harus dengan pendapat wajar tanpa pengecualian atau wajar dengan pengecualian, sepanjang pengecualian tidak mempunyai laba rugi fiskal. Di mana laporan auditnya harus: 48 1 disusun dalam bentuk panjang long form report 2 menyajikan rekonsiliasi laba rugi komersial dan fiskal e. Dalam hal laporan keuangan yang tidak diaudit oleh akuntan publik, maka Wajib Pajak dapat mengajukan permohonan untuk ditetapkan sebagai wajib pajak patuh sepanjang: 1 memenuhi kritetia pada butir 1 sampai 3 di atas, dan 2 dalam 2 dua tahun terakhir: - menyelenggarkan pembukuan sebagaimana dimaksud dalam pasal 28 UU No. 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum Perpajakan sebagaimana telah diubah dengan UU No. 16 Tahun 2000. - dalam hal WP patuh dilakukan pemeriksaan koreksi pada pemeriksaan terakhir untuk masing-masing jenis pajak yang terutang paling banyak 5. - Permohonan diajukan paling lambat 3 tiga bulan sebelum tahun buku terakhir. Sedangkan menurut Indra Ismawan 2001:83 agar terciptanya kepatuhan yang sukarela ada beberapa faktor yang mempengaruhi diantaranya: 1 Pelayanan yang baik 2 Prosedur yang sederhana dan mudah 3 Pemantauan kepatuhan dan verifikasi yang efektif 49

D. Kerangka Pemikiran

Dokumen yang terkait

Pengaruh Kepatuhan Wajib Pajak dan Pemeriksaan Pajak Terhadap Penerimaan PPh Pasal 25/29 Wajib Pajak Badan Pada KPP Pratama Medan Polonia

8 154 65

Analisis Data Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Badan Dalam Melaporkan Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan Di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Polonia

3 68 66

Pengaruh Reformasi Administrasi Perpajakan Terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Di KPP Pratama Waingapu (Penyuluhan Pajak Sebagai Variabel Moderating)

0 49 128

Analisis pengaruh kesadaran dan kepatuhan wajib pajak terhadap kinerja kantor pelayanan pajak (KPP) dengan pelayanan wajib pajak sebagai variabel intervening di kpp medan timur

9 52 93

Analisis pengaruh reformasi administrasi perpajakan terhadap kepatuhan wajib pajak pada kantor pelayanan pajak (KPP) Jakarta Tanah Abang Satu

1 19 94

Analisis Tingkat Pendidikan wajib Pajak Orang Pribadi Mempengaruhi Kepatuhan Membayar Pajak Pada KPP Pratama Bandung Tegallega

1 8 100

Analisis Faktor-faktor Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi (Studi Kasus di KPP Pratama Kalideres)

6 36 174

Pengaruh Sistem Modernisasi Administrasi Pajak terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Studi Kasus di KPP Pratama Majalaya dan KPP Pratama Bojonagara).

0 0 14

Pengaruh Pemeriksaan Pajak terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Badan (Studi Kasus pada KPP Pratama Soreang).

0 0 20

Pengaruh Sanksi, Motivasi dan Tingkat Pendidikan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi (Studi Kasus KPP Pratama Manado) | Tologana | ACCOUNTABILITY 8407 16647 1 SM

0 0 11