1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Allah menciptakan manusia sebagai makhluk yang berfikir yang membedakan dirinya dengan hewan. Manusia mempunyai potensi akal sehat
sehingga mampu membedakan antara yang benar dan yang salah, sedangkan hewan sama sekali tidak mempunyai kemampuan untuk membedakan kedua hal
tersebut.
1
Kehidupan sosial manusia selalu berubah-ubah dan mengalami transformasi, membawa dampak positif dan negatif. Hal ini merupakan tantangan
bagi umat Islam untuk menjawab permasalahan yang muncul, karena agama Islam sesuai dengan perubahan zaman.
Salah satu dari kemajuan atau perubahan tersebut adalah upaya seorang isteri menghamilkan suatu benih laki-laki bukan melalui cara alami melainkan
dengan memasukkan sperma laki-laki ke dalam rahim isteri dengan pertolongan dokter, di antaranya dengan melalui cara suntikan atau operasi, benih laki-laki itu
ditempatkan ke dalam rahim isteri sampai mengandung. Karena benih laki-laki disedot dari zakar laki-laki itu dan disimpan lebih dulu dalam tabung,
1
Rohadi Abdul Fatah dan Sudarsono, Ilmu dan Teknologi dalam Islam, Jakarta: Rineka Cipta, 1980, h.24.
1
2
kehamilan seperti itulah disebut inseminasi buatan.
2
Pengembangbiakan buatan dikerjakan manusia semenjak dahulu, dan diketahui sejak periode pertama dari sejarah manusia yang dilakukan pada hewan
dan tumbuh-tumbuhan, dan tercapailah hasil yang baik berupa jenis hewan yang baik dan buah-buahan yang tinggi mutunya. Sukses yang dicapai ini mendorong
manusia untuk mengadakan percobaan pernghamilan buatan pada wanita dengan memasukkan air mani laki-laki dan ini pun berhasil sehingga dengan
penghamilan buatan ini dapat ditumbuhkan janin menurut prosesnya yang wajar dalam rahim. Akhirnya lahirlah sebagai seorang anak sempurna.
Inseminasi buatan pada hakikatnya tidak bertentangan dengan sunnatullah, malahan justru membuktikan kebenaran sunnatullah, bahwa terciptanya manusia
itu dari sperma yang bercampur dengan sel telur wanita. Berfirman Allah SWT:
جﺎﺸْ أ ﺔ ْﻄ ْ نﺎﺴْﺈْا ﺎ ْﻘ ﺧ ﺎﱠإ نﺎﺴ ﻹا
76 :
2
Artinya: Sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dari setetes mani
yang bercampur. Al-Insan76: 2
Ayat ini dapat dipahami, bahwasannya tidak mutlak kehamilan harus melalui persetubuhan langsung, melainkan kehamilan bisa terjadi tanpa
hubungan kelamin, asal ada percampuran sperma dengan sel telur wanita. Kenyataan inipun sejak lama dimaklumi ahli fikih, sehingga mereka berkata,
2
M. Ali Hasan, Masail Fiqhiyah Al-Haditsah Pada Masalah Kontempore Hukum Islam, Jakarta: PT. Grafindo Persada, 2000, cet. pertama, h.71.
3
“Kehamilan mungkin terjadi dengan sampainya mani laki-laki ke dalam rahim walaupun tanpa persetubuhan”.
3
Produk-produk bioteknologi memang selalu menimbulkan keterkejutan, keheranan, dan akhirnya memunculkan kekaguman, karena tidak pernah
terbayangkan sebelumnya produk-produk bioteknologi dapat dibuat manusia. Bioteknologi merupakan penerapan prinsip Illmiah dan rekayasa
pengolahan bahan oleh agen biologi untuk menyediakan barang dan jasa.
4
Berbicara tentang perkembangan teknologi yang sarat dengan etika dan moral, hal itu tidak lain pada kajian tentang bioteknologi, yang mempunyai
cakupan yang sangat luas baik pada tumbuhan maupun hewan yang nantinya membawa ke trans genetic perpindahan sel dari satu makhluk ke makhluk lain
pada manusia. Pada bidang inilah kaum muslimin berhadapan dengan rangkaian masalah etika yang memiliki implikasi hukum.
Jika diamati dengan seksama, apa yang terjadi pada bioteknologi justru membuka misteri alam. Jika dahulu tanda-tanda itu datang lewat mukjizat, maka
kini setelah sudah tidak ada Nabi dan Rasul tanda-tanda itu datang lewat ilmu pengetahuan,
5
sebagaimana Firman Allah dalam surat Al-Mu’min40 ayat 81:
3
Mahmoud Syaltout, Al-Fatâwa, jilid II. Penerjemah H. Bustami A. Gani dan Zaini Dahlan Jakarta: Bulan Bintang, 1973, cet. pertama, h. 84.
4
Sarjono, Bioteknologi Latar Belakang dan Beberapa Penerapannya, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1991, h. 2.
5
M. Nurcholis Bakry, et. all, Bioteknologi dan Al-Qur’an Refrensi Dakwah Da’I Modern, Jakarta: Gema Insan Press, 1996, h. 58.
4
ﺄ ﻪﺗﺎﻳاء ْ ﻜﻳﺮﻳو نوﺮﻜْﺗ ﻪﱠ ا تﺎﻳاء ﱠي
ﺆ ا ٤
: ٨
Artinya: Dan dia memperlihatkan kepada kamu tanda-tanda kekuasaan
kekuasaannya. Maka tanda-tanda kekuasaan Allah yang mana yang kamu ingkari?.
Q.S Al-Mu’min40: 81 Kemajuan ilmu dan teknologi menuntut penghayatan etnik yang lebih luas
dan dalam ilmu pengetahuan dapat mempengaruhi penghidupan sehari-hari dan mengakibatkan sesuatu yang sangat merugikan bagi kehidupan seluruhnya, hak
asasi, kesehatan, keluarga dan privacy seseorang. Akan sangat menguntungkan individu dan masyarakat kalau di samping etika ilmiah, agama dapat berfungsi
sebagai pelindung dan tambatan harapan manusia terhadap proses dehumanisasi perkembangan teknologi yang terkendali. Peran agama dalam hal ini akan
berlainan dan lebih mendalam dari pada etika dan hukum.
6
Meskipun inseminasi buatan memiliki daya guna tinggi, namun juga sangat rentan terhadap penyalahgunaan dan kesalahan etika apabila dilakukan orang
yang tidak beragama, beriman, dan beretika sehingga sangat potensial berdampak negatif dan fatal. Kaidah dan ketentuan syariah merupakan pemandu etika dalam
penggunaan teknologi ini, sebab penggunaan dan penerapan teknologi belum tentu sesuai menurut agama, etika, dan hukum yang berlaku di masyarakat.
7
Perkembangan bioteknologi dalam inseminasi buatan yang walaupun membawa pengaruh yang sangat besar bagi kehidupan manusia, tak dapat
6
T. Jacob, Etika dan Kesehatan, Jakarta: Rajawali Press, 1985, h. 11.
7
Setiawan Budi Utomo, Fiqih Aktual Jawaban Tuntas Masalah Kontemporer, Jakarta: Gema Insani Press, 2003, Cet. Pertama, h. 188.
5
dihindarkan memiliki potensi untuk mendatangkan kerugian. Oleh sebab itu seringkali timbul pro dan kontra terhadap teknologi tersebut. Dari pendapat yang
pro dan kontra, memunculkan masalah etis, di antaranya bagaimana inseminasi buatan dapat dibenarkan, dan bagaimanakah status hukum anak yang lahir dari
inseminasi buatan tersebut, dan apa dampak hukum yang ditimbulkan nantinya. Berdasarkan alasan di atas, penulis tertarik untuk menjadikan kajian dalam
skripsi ini dengan judul: “DAMPAK PERKEMBANGAN BIOTEKNOLOGI DALAM INSEMINASI BUATAN TINJAUAN HUKUM ISLAM DAN
HUKUM PERDATA DI INDONESIA”, yang berkisar tentang pandangan Hukum Islam dan Hukum Positif dalam menanggapi perkembangan zaman,
khususnya di bidang bioteknologi dalam inseminasi buatan.
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah