viii C.
Sejarah Singkat dan Perkembangan Bioteknologi Inseminasi Buatan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 35
D. Motivasi dilakukan Inseminasi Buatan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 41
BAB IV TINJAUAN HUKUM INSEMINASI BUATAN DAN DAMPAK
PERKEMBANGAN BIOTEKNOLOGI
A. Inseminasi Buatan pada Manusia menurut Hukum Islam . . . . . . . . 44 B. Inseminasi Buatan pada Manusia menurut Tinjauan Hukum Perdata
di Indonesia . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 50 C. Dampak Perkembangan Bioteknologi dalam Inseminasi Buatan . . . 54
1. Dampak Inseminasi Buatan terhadap Perwalian Anak Perempuan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 56
2. Dampak Inseminasi Buatan terhadap Kewarisan . . . . . . . . . . . . 58 3. Dampak Inseminasi Buatan terhadap Kesehatan . . . . . . . . . . . . . 62
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 65 B. Saran . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 67
DAFTAR PUSTAKA . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 69
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. Undang-undang No. 21 Tahun 2004 tentang Keamanan Hayati atas
Konvensi Keanekaragaman Hayati. 2.
Gambar Proses Fertilisasi in Vitro FIV
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Allah menciptakan manusia sebagai makhluk yang berfikir yang membedakan dirinya dengan hewan. Manusia mempunyai potensi akal sehat
sehingga mampu membedakan antara yang benar dan yang salah, sedangkan hewan sama sekali tidak mempunyai kemampuan untuk membedakan kedua hal
tersebut.
1
Kehidupan sosial manusia selalu berubah-ubah dan mengalami transformasi, membawa dampak positif dan negatif. Hal ini merupakan tantangan
bagi umat Islam untuk menjawab permasalahan yang muncul, karena agama Islam sesuai dengan perubahan zaman.
Salah satu dari kemajuan atau perubahan tersebut adalah upaya seorang isteri menghamilkan suatu benih laki-laki bukan melalui cara alami melainkan
dengan memasukkan sperma laki-laki ke dalam rahim isteri dengan pertolongan dokter, di antaranya dengan melalui cara suntikan atau operasi, benih laki-laki itu
ditempatkan ke dalam rahim isteri sampai mengandung. Karena benih laki-laki disedot dari zakar laki-laki itu dan disimpan lebih dulu dalam tabung,
1
Rohadi Abdul Fatah dan Sudarsono, Ilmu dan Teknologi dalam Islam, Jakarta: Rineka Cipta, 1980, h.24.
1
2
kehamilan seperti itulah disebut inseminasi buatan.
2
Pengembangbiakan buatan dikerjakan manusia semenjak dahulu, dan diketahui sejak periode pertama dari sejarah manusia yang dilakukan pada hewan
dan tumbuh-tumbuhan, dan tercapailah hasil yang baik berupa jenis hewan yang baik dan buah-buahan yang tinggi mutunya. Sukses yang dicapai ini mendorong
manusia untuk mengadakan percobaan pernghamilan buatan pada wanita dengan memasukkan air mani laki-laki dan ini pun berhasil sehingga dengan
penghamilan buatan ini dapat ditumbuhkan janin menurut prosesnya yang wajar dalam rahim. Akhirnya lahirlah sebagai seorang anak sempurna.
Inseminasi buatan pada hakikatnya tidak bertentangan dengan sunnatullah, malahan justru membuktikan kebenaran sunnatullah, bahwa terciptanya manusia
itu dari sperma yang bercampur dengan sel telur wanita. Berfirman Allah SWT:
جﺎﺸْ أ ﺔ ْﻄ ْ نﺎﺴْﺈْا ﺎ ْﻘ ﺧ ﺎﱠإ نﺎﺴ ﻹا
76 :
2
Artinya: Sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dari setetes mani
yang bercampur. Al-Insan76: 2
Ayat ini dapat dipahami, bahwasannya tidak mutlak kehamilan harus melalui persetubuhan langsung, melainkan kehamilan bisa terjadi tanpa
hubungan kelamin, asal ada percampuran sperma dengan sel telur wanita. Kenyataan inipun sejak lama dimaklumi ahli fikih, sehingga mereka berkata,
2
M. Ali Hasan, Masail Fiqhiyah Al-Haditsah Pada Masalah Kontempore Hukum Islam, Jakarta: PT. Grafindo Persada, 2000, cet. pertama, h.71.
3
“Kehamilan mungkin terjadi dengan sampainya mani laki-laki ke dalam rahim walaupun tanpa persetubuhan”.
3
Produk-produk bioteknologi memang selalu menimbulkan keterkejutan, keheranan, dan akhirnya memunculkan kekaguman, karena tidak pernah
terbayangkan sebelumnya produk-produk bioteknologi dapat dibuat manusia. Bioteknologi merupakan penerapan prinsip Illmiah dan rekayasa
pengolahan bahan oleh agen biologi untuk menyediakan barang dan jasa.
4
Berbicara tentang perkembangan teknologi yang sarat dengan etika dan moral, hal itu tidak lain pada kajian tentang bioteknologi, yang mempunyai
cakupan yang sangat luas baik pada tumbuhan maupun hewan yang nantinya membawa ke trans genetic perpindahan sel dari satu makhluk ke makhluk lain
pada manusia. Pada bidang inilah kaum muslimin berhadapan dengan rangkaian masalah etika yang memiliki implikasi hukum.
Jika diamati dengan seksama, apa yang terjadi pada bioteknologi justru membuka misteri alam. Jika dahulu tanda-tanda itu datang lewat mukjizat, maka
kini setelah sudah tidak ada Nabi dan Rasul tanda-tanda itu datang lewat ilmu pengetahuan,
5
sebagaimana Firman Allah dalam surat Al-Mu’min40 ayat 81:
3
Mahmoud Syaltout, Al-Fatâwa, jilid II. Penerjemah H. Bustami A. Gani dan Zaini Dahlan Jakarta: Bulan Bintang, 1973, cet. pertama, h. 84.
4
Sarjono, Bioteknologi Latar Belakang dan Beberapa Penerapannya, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1991, h. 2.
5
M. Nurcholis Bakry, et. all, Bioteknologi dan Al-Qur’an Refrensi Dakwah Da’I Modern, Jakarta: Gema Insan Press, 1996, h. 58.
4
ﺄ ﻪﺗﺎﻳاء ْ ﻜﻳﺮﻳو نوﺮﻜْﺗ ﻪﱠ ا تﺎﻳاء ﱠي
ﺆ ا ٤
: ٨
Artinya: Dan dia memperlihatkan kepada kamu tanda-tanda kekuasaan
kekuasaannya. Maka tanda-tanda kekuasaan Allah yang mana yang kamu ingkari?.
Q.S Al-Mu’min40: 81 Kemajuan ilmu dan teknologi menuntut penghayatan etnik yang lebih luas
dan dalam ilmu pengetahuan dapat mempengaruhi penghidupan sehari-hari dan mengakibatkan sesuatu yang sangat merugikan bagi kehidupan seluruhnya, hak
asasi, kesehatan, keluarga dan privacy seseorang. Akan sangat menguntungkan individu dan masyarakat kalau di samping etika ilmiah, agama dapat berfungsi
sebagai pelindung dan tambatan harapan manusia terhadap proses dehumanisasi perkembangan teknologi yang terkendali. Peran agama dalam hal ini akan
berlainan dan lebih mendalam dari pada etika dan hukum.
6
Meskipun inseminasi buatan memiliki daya guna tinggi, namun juga sangat rentan terhadap penyalahgunaan dan kesalahan etika apabila dilakukan orang
yang tidak beragama, beriman, dan beretika sehingga sangat potensial berdampak negatif dan fatal. Kaidah dan ketentuan syariah merupakan pemandu etika dalam
penggunaan teknologi ini, sebab penggunaan dan penerapan teknologi belum tentu sesuai menurut agama, etika, dan hukum yang berlaku di masyarakat.
7
Perkembangan bioteknologi dalam inseminasi buatan yang walaupun membawa pengaruh yang sangat besar bagi kehidupan manusia, tak dapat
6
T. Jacob, Etika dan Kesehatan, Jakarta: Rajawali Press, 1985, h. 11.
7
Setiawan Budi Utomo, Fiqih Aktual Jawaban Tuntas Masalah Kontemporer, Jakarta: Gema Insani Press, 2003, Cet. Pertama, h. 188.
5
dihindarkan memiliki potensi untuk mendatangkan kerugian. Oleh sebab itu seringkali timbul pro dan kontra terhadap teknologi tersebut. Dari pendapat yang
pro dan kontra, memunculkan masalah etis, di antaranya bagaimana inseminasi buatan dapat dibenarkan, dan bagaimanakah status hukum anak yang lahir dari
inseminasi buatan tersebut, dan apa dampak hukum yang ditimbulkan nantinya. Berdasarkan alasan di atas, penulis tertarik untuk menjadikan kajian dalam
skripsi ini dengan judul: “DAMPAK PERKEMBANGAN BIOTEKNOLOGI DALAM INSEMINASI BUATAN TINJAUAN HUKUM ISLAM DAN
HUKUM PERDATA DI INDONESIA”, yang berkisar tentang pandangan Hukum Islam dan Hukum Positif dalam menanggapi perkembangan zaman,
khususnya di bidang bioteknologi dalam inseminasi buatan.
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, ruang lingkup permasalahan sangatlah luas. Seperti halnya perkembangan bioteknologi yang
berbagai macam ruang lingkupnya, yaitu yang meliputi beberapa bidang, di antaranya; bioteknologi dan hak atas kekayaan intelektual, bioteknologi dan
perdagangan internasional, bioteknologi pertanian dan peternakan, bioteknologi dalam produksi energi dan sebagainya. Inseminasi buatan merupakan salah satu
dari jenis perkembangan bioteknologi yang amat berpengaruh bagi masyarakat luas. Meskipun membawa pengaruh yang sangat besar bagi kehidupan manusia,
6
tak dapat dihindarkan memiliki potensi untuk mendatangkan kerugian. Oleh sebab itu seringkali timbul pro dan kontra terhadap teknologi tersebut pada
permasalahan perkembangan inseminasi buatan yang ada. Oleh karenanya, agar pokok permasalahan inseminasi buatan tidak terlalu meluas dan tetap pada
jalurnya, penulis membatasi ruang lingkup pembahasan dalam penulisan skripsi ini hanya berkisar pada perkembangan bioteknologi dalam inseminasi buatan
yang termasuk dalam bidang bioteknologi ini. Penulisan skripsi ini difokuskan kepada dampak yang terjadi atas perkembangan bioteknologi dalam inseminasi
buatan, baik itu dampak positif maupun negatif yang ditinjau dari segi Hukum Islam dan Hukum Perdata di Indonesia.
2. Perumusan Masalah
Bioteknologi dalam inseminasi buatan yang sarat dengan etika dan moral, kaum muslimin berhadapan dengan suatu rangkaian masalah etika yang memiliki
implikasi hukum. Meskipun inseminasi buatan memiliki pengaruh yang sangat besar untuk membantu pasangan suami isteri memperoleh keturunan, namun ada
saja pro dan kontra terhadap teknologi tersebut yang menimbulkan implikasi hukum bagi status anak yang lahir dan dampak hukum yang ditimbulkan
nantinya. Oleh karenanya untuk mempertegas arah pembahasan dalam skripsi ini,
penulis merinci masalah tersebut dalam bentuk pertanyaan:
7
a. Apa yang dimaksud dengan bioteknologi dalam inseminasi buatan dan bagaimana implikasinya bagi kesejahteraan manusia?
b. Apa yang dimaksud dengan inseminasi buatan dan bagaimana kedudukan
hukumnya dalam Hukum Islam dan Hukum Perdata di Indonesia? c.
Bagaimana perkembangan bioteknologi dalam inseminasi buatan saat ini? d.
Bagaimana dampak perkembangan bioteknologi dalam inseminasi buatan menurut Hukum Islam dan Hukum Perdata di Indonesia?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui pengertian bioteknologi dalam inseminasi buatan dan
implikasinya bagi kesejahteraan manusia. b.
Untuk mengetahui pengertian inseminasi buatan dan kedudukan hukumnya dalam Hukum Islam dan Hukum Perdata di Indonesia.
c. Untuk mengetahui perkembangan bioteknologi dalam inseminasi buatan
saat ini. d.
Untuk mengetahui dampak perkembangan bioteknologi dalam inseminasi buatan menurut Hukum Islam dan Hukum Perdata di Indonesia.
8
2. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini adalah:
a. Memberikan kejelasan kepada masyarakat tentang dampak yang terjadi
pada perkembangan bioteknologi dalam inseminasi buatan. b.
Untuk menambah ilmu dan wawasan bagi siapa saja yang membaca hasil penelitian ini.
c. Untuk meraih gelar sarjana Syariah S1 dalam bidang Hukum Islam di
Fakultas Syariah dan Hukum, Program Studi Perbandingan Mazhab dan Hukum, Konsentrasi Perbandingan Mazhab Fiqih, UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
D. Studi Kajian Terdahulu
Literatur dalam Islam umumnya memaparkan bahwa praktek inseminasi buatan adalah diperbolehkan dalam Islam jika benihnya tersebut berasal dari
pasangan suami isteri yang sah. Sebagaimana dikemukakan dalam pendahuluan, bahwa inseminasi buatan memang dibenarkan hanya saja perlu batasan-batasan
khusus. Sepanjang pengamatan penulis, karya-karya mengenai persoalan serupa berupa dampak perkembangan bioteknologi dalam inseminasi buatan belum ada.
Sebagai bahan perbandingan, maka penulis cantumkan studi kajian terdahulu pada skripsi di Fakultas Syariah dan Hukum, yaitu:
9
NO. REVIEW STUDI TERDAHULU
PERBEDAAN
1
Identitas: Rini Kartini, “Studi Perbandingan Tentang
Kedudukan Anak Dalam Kandungan Sebagai Hasil dari Zina dan Inseminasi Buatan Untuk
Menerima Harta Warisan Menurut Hukum Islam dan BW KUH Perdata”.
Fakultas Syari’ah dan Hukum, Program Studi Perbandingan Mazhab dan Hukum, 2004.
Substansi Pembahasan: -
Menjelaskan status anak dalam kandungan yang berasal dari anak di luar nikah dan
inseminasi buatan. -
Menjelaskan anak dalam kandungan melalui proses inseminasi buatan secara
alamiah. -
Menjelaskan kedudukan anak yang lahir di luar nikah dan inseminasi buatan dalam
menerima harta warisan menurut perbandingan Hukum Islam dan KUH
Perdata
Pendekatan: Kualitatif
Sumber yang digunakan: -
UU No. 1 Th. 1974 Tentang Perkawinan, KHI, KUH Perdata BW.
Penulis Menjelaskan dampak perkembangan bioteknologi
dalam inseminasi buatan yang berpengaruh pada kedudukan
anak dalam menerima warisan, perwalian bagi anak
perempuan dan dampak kesehatan bagi umat manusia
yang di tinjau dari sudut pandang Hukum Islam,
kesehatan dan KUH Perdata.
2 Identitas:
Mayumi Bunga, “Kedudukan Anak Hasil Inseminasi Buatan Dalam Perwalian Menurut
Perspektif Hukum Islam”. Fakultas Syariah dan Hukum, Program Studi
Administrasi Keperdataan Islam, 2006. Substansi Pembahasan:
-
Menjelaskan pengertian inseminasi buatan dan kedudukannya dalam Hukum Islam.
Menjelaskan perkembangan bioteknologi dalam
inseminasi buatan yang berimplikasi pada
kesejahteraan manusia, termasuk pada kedudukan
anak dalam hal perwalian bagi pernikahan anak
perempuan dari sudut pandang Hukum Islam dan
10
- Menjelaskan tentang wali nikah dan
kedudukannya dalam Hukum Islam. -
Menjelaskan kepastian hukum tentang hak wali nikah anak hasil inseminasi buatan
menurut Hukum Islam.
Pendekatan: Kualitatif
Sumber yang digunakan: -
UU No. 1 Th. 1974 Tentang Perkawinan, KHI, Al-Qur’an, Hadist dan Kitab-kitab
karangan para ahli. -
Interview wawancara dengan para ahli bidang Hukum Islam.
KUH Perdata. .
E. Objek Penelitian
Dalam penelitian ini yang berjudul Dampak Perkembangan Bioteknologi dalam Inseminasi Buatan Tinjauan Hukum Islam dan Hukum Perdata di
Indonesia, dalam hal ini penulis mencoba mengkaji dampak apa yang terjadi apabila perkembangan bioteknologi dalam inseminasi buatan terus menerus
dipraktekkan di masyarakat luas, meskipun inseminasi buatan tersebut terdapat keuntungan bagi pasangan suami isteri khususnya yang memang sulit
memperoleh anak sehingga memiliki keturunan. Perkembangan bioteknologi dalam inseminasi buatan ini akan ditinjau berdasarkan Hukum Islam dan Hukum
Perdata di Indonesia KUH Perdata.
11
Objek penelitian dalam penelitian adalah buku-buku ataupun kitab-kitab para ahli di bidang Hukum Islam yang berkaitan dengan hukum dilakukannya
inseminasi buatan dari perkembangan bioteknologi yang terjadi saat ini.
F. Metode Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai status
suatu gejala yang ada, yaitu keadaan gejala menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan.
8
Penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana dampak dari perkembangan bioteknologi dalam inseminasi buatan. Penelitian skripsi ini
menggunakan metode yang terinci sebagai berikut: 1.
Pendekatan Masalah Pendekatan masalah penelitian ini adalah pendekatan kualitatif yaitu
dengan melakukan analisa isi, menguraikan dengan cara menguraikan dan mendeskripsikan isi dari data-data yang penulis dapatkan, kemudian
menghubungkan dengan masalah yang diajukan sehingga ditemukan kesimpulan objektif, logis, konsisten dan sistematis sesuai dengan tujuan
yang dikehendaki dalam penulisan skripsi ini.
8
Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, Jakarta: PT. Asdi Mahasatya, 2005, h. 234.
12
2. Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 2 jenis sumber data, diantaranya:
a. Data Primer
1. Data primer yakni bahan pustaka yang berisikan pengetahuan ilmiah yang baru atau mutakhir, ataupun pengertian baru tentang
fakta yang diketahui maupun mengenai suatu gagasan.
9
Di antaranya adalah dari Undang-Undang No.1 Tahun 1974 Tentang
Perkawinan, Undang-Undang No. 23 Tahun 1992 Tentang Kesehatan, Kompilasi Hukum Islam KHI, dan KUH Perdata
BW, Kitab “al-Halâl wa al-Harâm Fi al-Islâm” Dr. Syaikh Yusuf al-Qardawi, Kitab al-Fatâwa karangan Mahmud Syaltout,
Kitab “al-Fiqh Al Islâmy wa Adillatuh” Karangan Dr.Wahbah Zuhaili.
2. Wawancara dan konsultasi kepada pihak yang dianggap kompeten. b. Data Sekunder
Sumber data sekunder yakni bahan pustaka yang berisikan informasi tentang bahan primer.
10
Dengan jalan mengadakan studi kepustakaan atas dokumen-dokumen yang berhubungan dengan masalah yang
9
Sorjono Soekanto dan Sri Mamudji, Peranan dan Penggunaan Perpustakaan Di dalam Penelitian Hukum
, Jakarta: Pusat Dokumentasi Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 1986. h.34
10
Ibid ., h. 35
13
diajukan. Dokumen yang dimaksud adalah Al-Qur’an, Hadist, Kitab- kitab karangan para ahli dalam bentuk karya Ilmiah, buku-buku serta
artikel-artikel di internet dan peraturan lainnya yang berkaitan dengan masalah yang diajukan.
3. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penulisan skripsi ini dilakukan dengan cara membaca dan mengutip dari data-data yang berkaitan dengan
permasalahan yang dibahas. Setelah proses pengumpulan data dikumpulkan, data yang sudah ada akan diolah dan dianalisis untuk
mendapatkan hasil akhir yang ada korelasinya dengan penelitian ini.
4. Teknik Analisa Data
a. Induktif
Metode induktif ini dilakukan dengan cara menganalisa data yang bersifat khusus untuk kemudian ditarik kesimpulan umum.
b. Komparatif
Yaitu metode yang membandingkan antara Hukum Positf dan Hukum Islam, untuk mengetahui bagaimana keduanya menyikapi masalah
inseminasi buatan pada perkembangan bioteknologi saat ini.
14
Teknik penulisan skripsi ini, berpedoman pada buku Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Syari’ah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta Tahun 2007.
G. Sistematika Penulisan
Di dalam Penyusunan penulisan skripsi ini, penulis menyusun pembahasannya menjadi 5 lima bab. Adapun perinciannya adalah sebagai
berikut:
BAB I Pendahuluan
yang meliputi latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, studi kajian terdahulu, objek
penelitian, metode penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II Tinjauan Teoritis Tentang Bioteknologi dalam Bidang Kesehatan. Bab
ini akan menerangkan tentang pengertian bioteknologi, ruang lingkup bioteknologi dan implikasi bioteknologi bagi kesejahteraan manusia.
BAB III Deskripsi Perkembangan Bioteknologi Inseminasi Buatan Dalam
Lingkup Teori dan Fungsi . Bab ini akan membahas perkembangan bioteknologi
inseminasi buatan yang meliputi pengertian dan teknik inseminasi buatan, proses pelaksanaan inseminasi buatan, sejarah dan perkembangan bioteknologi
inseminasi buatan, motivasi dilakukan inseminasi buatan.
BAB IV Tinjauan Hukum Inseminasi Buatan dan Dampak Perkembangan
Bioteknologi . Bab keempat ini akan menjabarkan inseminasi buatan pada manusia
menurut tinjauan Hukum Islam dan Hukum Perdata di Indonesia. Serta dampak
15
perkembangan bioteknologi Inseminasi Buatan, yang meliputi dampak terhadap perwalian anak perempuan, dampak terhadap kewarisan, dan juga dampak
terhadap kesehatan bagi umat manusia.
BAB V Penutup.
Bab ini berisi kesimpulan dan implikasi dari keseluruhan pembahasan yang telah diteliti dan saran yang dapat mendukung kesempurnaan
skripsi. Skripsi ini pada urutannya akan diakhiri dengan daftar bacaan sebagai rujukan dalam penjelasannya.
BAB II TINJAUAN TEORITIS TENTANG BIOTEKNOLOGI DALAM BIDANG