Sejarah dan Perkembangan Bioteknologi Inseminasi Buatan

yang akan dipertemukan dengan sel-sel telur isteri dalam tabung gelas di laboratorium. Sel-sel telur isteri dan sel-sel sperma suami yang sudah dipertemukan itu kemudian dibiakan ke dalam lemari pengeram. Pemantauan berikutnya dilakukan 18-20 jam kemudian. Pada pemantauan keesokan harinya diharapkan sudah terjadi pembelahan sel. Tahap Keempat ; Pemindahan Embrio. Kalau terjadi fertilisasi sebuah sel telur dengan sebuah sperma, maka terciptalah hasil pembuahan yang akan membelah menjadi beberapa sel, yang disebut embrio. Embrio ini akan dipindahkan melalui vagina ke dalam rongga rahim ibunya 2-3 hari kemudian. Tahap Kelima ; Pengamatan terjadinya kehamilan. Setelah implantasi embrio, maka tinggal menunggu apakah akan terjadi kehamilan. Apabila 14 hari setelah pemindahan embrio tidak terjadi haid, maka dilakukan pemeriksaan kencing untuk menentukan adanya kehamilan. Kehamilan baru dipastikan dengan pemeriksaan USG seminggu kemudian.

C. Sejarah dan Perkembangan Bioteknologi Inseminasi Buatan

Bioteknologi secara sederhana sudah dikenal manusia sejak ribuan tahun yang lalu. Sebagai contoh, di bidang teknologi pangan adalah pembuatan bir, roti, maupun keju yang sudah dikenal sejak abad ke-19, pemuliaan tanaman untuk menghasilkan varietas-varietas baru di bidang pertanian, serta pemuliaan dan reproduksi hewan. Di bidang medis, penerapan bioteknologi di masa lalu dibuktikan antara lain dengan penemuan vaksin, antibiotik dan insulin walaupun masih dalam jumlah yang terbatas akibat proses fermentasi yang tidak sempurna. Perubahan signifikan terjadi setelah penemuan bioreactor oleh Louis Pasteur. Dengan alat ini, produksi antibiotik maupun vaksin dapat dilakukan secara massal. 16 Di dalam inseminasi buatan, Daniel Rumondor memberikan isyarat bahwa inseminasi buatan agaknya diilhami oleh keberhasilan syeikh-syeikh Arab memperanakkan kuda sejak tahun 1322. Praktek inseminasi buatan pada manusia secara tidak langsung terkandung dalam cerita “Midrash” di mana Ben Sirah dikandung secara tidak sengaja karena ibunya memakai air bak yang sudah tercampur sedikit air mani. John Hubter, seorang guru dari Edward Jenner penemu vaksinasi dan P.S. Physick dari Philadelphia pada tahun 1785 berhasil mengadakan inseminasi buatan terhadap isteri seorang pedagang kain di London. Kemudian, eksperimen yang berhasil di Perancis diikuti oleh laporan dokter Amerika pada tahun 1866 bahwa ia berhasil melakukannya sebayak 55 pada 6 orang wanita dan mendapatkan bayi inseminasi buatan pertama di Negara itu. 17 Agaknya pengembangan teknologi kedokteran dalam bidang ini sejak Bonner berkomentar terhadap penemuan Abbe Lazaric Spallanzani yang pada tahun 1784 berhasil untuk pertama kali mengawinkan serangga, binatang amphibi, dan kemudian anjing, yang melahirkan 3 ekor anak anjing. Atas 16 Defri, “Sejarah dan Perkembangan Bioteknologi”, artikel diakses pada tanggal 15 desember 2009 dari http:id.shvoong.comexact-sciences1955061-sejarah-dan-perkembangan-bioteknologi. 17 Daniel Rumondor, Jangan Membunuh: Tinjauan Etis Terhadap Beberapa Praktek Kedokteran, Jakarta: Andi, 1988, h. 40. keberhasilan ini Bonnet memberikan komentar, “Akan datang waktunya penemuan ini yang amat penting buat masyarakat manusia”. 18 Karena Rusia sangat mencemaskan akibat perang atom, maka Stalin menyetujui gagasan yang dilontarkan oleh I.I Kuperin untuk mendirikan bank ayah atau bank sperma. Bahkan pada tahun 1968 Khruschov, dengan adanya Bank Sperma itu, ingin mengumpulkan sperma orang-orang yang jenius dalam lapangan ilmu pengetahuan, peperangan, sastra, dan lain-lain yang akan dikembangbiakan kepada gadis-gadis yang sehat, cantik serta ber-IQ tinggi agar nantinya terbentuk generasi orang jenius. 19 Pada abad ke-20 inseminasi buatan pada manusia dipelopori oleh keberhasilan Patrick Steptoe yang dibantu oleh Robert Edwards dan Barry Bavister dari Inggris atas lahirnya Louise Brown pada 25 Juli 1978 dari pasangan suami isteri Jhon Brown dan Leslie. Sperma dan ovum yang digunakan berasal dari suami isteri, kemudian embrionya di transplantasikan ke dalam rahim isterinya, sehingga lahirlah bayi tabung yang pertama yang bernama Louise Brown di Oldham Inggris dengan berat badan 2.700 gram. 20 Steptoe menolak anggapan bahwa ia menginginkan monster Frankenstein, tetapi ia sekedar membantu wanita-wanita mandul. 18 Ali Akbar, “Masalah Inseminasi Terhadap manusia”, Mimbar Ulama, No. 21, Tahun III, Juli 1978, h. 24 19 Ibid., h. 25 20 Salim HS, Bayi Tabung Tinjauan Aspek Hukum, Jakarta: Sinar Grafika, 1992, h. 6. Setelah keberhasilan P.C Steptoe dan R.G. Edward maka berturut-turut telah lahir bayi tabung yang kedua bernama Candice Reid di Australia pada tahun 1980, yang ketiga bernama Elizabet Can di Amerika pada bulan Desember 1981. Menurut American Medical Association, dalam pertengahan tahun 1983 tercatat sebanyak 100 bayi tabung di sebelas Negara. Kesebelas Negara itu adalah Inggris, Amerika Serikat, Australia, Belanda, Perancis, Swiss, India, Jerman, Belgia, Jepang, dan Singapura. Sedangkan menurut John Naisbite dan Patricia Abudene bahwa menjelang awal tahun 1989 lebih dari 100 anak dilahirkan oleh ibu pengganti yang menggunakan teknik bayi tabung. 21 Di Indonesia, keberhasilan inseminasi buatan ditandai dengan lahirnya Akmal dari pasangan Lindan-Soekotjo pada 25 Agustus 1987 dengan teknik GIFT, dan Dimas Aldila Akmal Sudiar, Lahir pada 2 Oktober 1988, dari pasangan Wiwik-Sudirman dengan teknik IVF. Keduanya adalah hasil kerja tim Makmal Terpadu Imuno Endokrinologi Fakultas Kedokteran UI. Latar belakang dikembangkannya inseminasi buatan di Indonesia, sebagaimana dinyatakan oleh H. Enud J. Surjana Ketua Makmal Terpadu FKUI dan Asri Rasad Dekan Fakultas Kedokteran UI adalah semata-mata untuk membantu pasangan suami isteri yang sulit memperoleh keturunan. 22 Menurut Mahmud Syaltout, Inseminasi buatan mempunyai sejarah yang 21 Ibid ., h. 7 22 Chuzaimah T. Yanggo dan Hafiz Anshary Az, Problematika Hukum Islam Kontemporer, h.3. cukup panjang, diantaranya sebagai berikut: Pengembangbiakan dengan perkawinan buatan sudah dipraktekkan oleh manusia semenjak dulu. Sebenarnya perkawinan buatan, yakni pengembangbiakkan dengan jalan buatan sudah dikerjakan oleh manusia semenjak dahulu, dan sudah diketahui sejak periode pertama dari sejarah manusia yang dilakukan pada binatang dan tumbuh-tumbuhan, dan tercapailah hasil yang baik berupa jenis hewan yang baik dan buah-buahan yang tinggi mutunya. Sukses yang dicapai ini mendorong menusia untuk mengadakan percobaan penghamilan pada wanita dengan memasukkan air mani laki-laki, dan ini berhasil pula, sehingga dengan penghamilan buatan itu dapat ditumbuhkan janin menurut prosesnya yang wajar dalam rahim. Akhirnya lahirlah ia sebagai anak yang sempurna. 23 Perkembangan bioteknologi dalam dasawarsa terakhir sangat pesat, suatu kondisi yang diprediksikan John Naisbitt Futurolog terkemuka dunia tentang abad 21 sebagai abad bioteknologi. 24 Sesuai dengan kemajuan teknologi, maka inseminasi buatan pun dalam prosesnya mengalami kemajuan-kemajuan, misalnya sperma yang dipakai tidak harus secepatnya dimasukkan ke dalam rahim. Melainkan bisa disimpan berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun, baru kemudian dipergunakan pada waktu kapan kehamilan itu dikehendaki. Penyimpanan itu bisa dilakukan oleh klinik-klinik khusus ataupun oleh bank sperma yang didirikan special untuk urusan-urusan yang berkaitan dengan inseminasi buatan dan sejenisnya. 25 23 Mahmud Syaltout, al-Fatâwa,. h. 8. 24 Amran Saru, dkk, “Bioteknologi Dan Aplikasinya Di Berbagai Bidang; Suatu Tinjauan Umum”, artikel di akses pada 10 Desember 2004 dari http:www.rudyct.comPPS702- ipb091459145_9.pdf. 25 M. Shaheb Taher, Inseminasi Buatan Menurut Hukum Islam,. h.7. Bank sperma atau yang juga kadang-kadang disebut bank ayah, mulai tumbuh pada awal tahun 1970, berkembang setelah banyaknya laki-laki yang menjarangkan anak dengan vasektomi, maksudnya dengan menyimpan spermanya di bank sebagai cadangan seseorang yang dapat sewaktu-waktu kelak memanfaatkannya, bilamana mereka membutuhkan anak lagi. 26 Di dalam perkembangan bioteknologi ini, terdapat beberapa era yang meliputi 4 empat era bioteknologi, di antaranya: 1. Era bioteknologi generasi pertama bioteknologi sederhana. Dalam hal ini, penggunaan mikroba masih secara tradisional, dalam produksi makanan dan tanaman serta pengawetan makanan. Sebagai contoh, pembuatan tempe, tape, cuka, dan lain-lain. 2. Era Bioteknologi Generasi Kedua Pada era bioteknologi generasi kedua ini, proses berlangsung dalam keadaan tidak steril. Contohnya, produksi bahan kimia aseton, asam sitrat, pengolahan air limbah, pembuatan kompos. 3. Era Bioteknologi Generasi Ketiga Bioteknologi ini dilakukan pada proses dalam kondisi steril, contohnya produksi antibiotik dan hormon. 4. Era Bioteknologi Generasi Baru Contoh dari bioteknologi pada generasi baru adalah produksi insulin, 26 Ibid., h.7 interferon, dan antibody monoclonal. 27 Demikianlah kemajuan di bidang bioteknologi dalam inseminasi buatan dan perkembangannya dari generasi ke generasi yang tidak lepas dari berbagai kontroversi yang melingkupi perkembangan teknologinya.

D. Motivasi Dilakukan Inseminasi Buatan