kembali setelah ditambahkan serbuk biji Moringa oleifera. Hal ini menunjukkan bahwa bakteri-bakteri yang ada di dalam air bukan hanya diinaktivasi dalam
keadaan dorman, melainkan dibunuh. Moringa oleifera menghilangkan baik bakteri gram negatif maupun gram positif.
4.6. Pengaruh Penggunaan M. oleifera Terhadap Perubahan Kadar Logam
Berbagai macam usaha yang telah dilakukan untuk mengurangi konsentrasi logam terlarut di lingkungan salah satunya dengan proses koagulasi.
Logam yang diamati pada penelitian ini adalah Cd, Cr, dan Mn. Logam Cd dan Cr merupakan salah satu unsur dalam senyawa pewarna yang digunakan di industri
tekstil, sedangkan keberadaan Mn sering ditemukan di air tanah. Penentuan kadar logam pada penelitian ini dilakukan dengan instrumen Spektroskopi Serapan
Atom. Hasil pengukuran dapat dilihat pada gambar 10.
Gambar 10. Pengaruh penambahan koagulan terhadap kadar logam air limbah
62
Pada gambar 10 terlihat bahwa penambahan koagulan dapat menurunkan kadar logam pada air limbah secara signifikan. Penambahan koagulan Moringa
oleifera menurunkan kadar logam Cd dari 6 ppm hingga tidak terdeteksi,
sedangkan koagulan PAC menurunkan kadar logam Cd dari 6 ppm hingga 0,024 ppm, persentase penurunan sebesar 99. Kadar logam Cr diturunkan dari
6 ppm hingga tidak terdeteksi dengan penambahan koagulan Moringa oleifera dan PAC. Pada kadar logam Mn, penambahan koagulan Moringa oleifera
menurunkan kadar logam Mn dari 6 ppm hingga tidak terdeteksi, sedangkan pada penambahan koagulan PAC, kadarnya turun dari 6 ppm menjadi 0,092 ppm,
terjadi penurunan sebesar 98. Pada air tanah yang diuji, keberadaan logam berat terlarut Cd dan Cr tidak
terdeteksi. Kadar logam berat terlarut Mn pada air tanah adalah 0,594 mgL. Setelah penambahan koagulan M. oleifera, kadarnya menjadi tidak terdeteksi.
Sedangkan pada penambahan koagulan PAC, kadar Mn turun menjadi 0,265, terjadi penurunan sebesar 55,4.
Dari penelitian ini terbukti bahwa koagulan dapat menurunkan kadar logam dalam limbah cair. Hal ini bisa disebabkan penambahan koagulan akan
membentuk flok dan menarik logam-logam tersebut ke dalam flok. Pengolahan air buangan secara kimia biasanya dilakukan untuk menghilangkan partikel-partikel
yang tidak mudah mengendap koloid, termasuk logam-logam berat. Dengan penambahan koagulan, penyisihan bahan-bahan tersebut pada prinsipnya
berlangsung melalui perubahan sifat bahan-bahan tersebut, yaitu dari tak dapat diendapkan menjadi mudah diendapkan flokulasi-koagulasi, baik dengan atau
63
tanpa reaksi oksidasi-reduksi, dan juga berlangsung sebagai hasil reaksi oksidasi. Penurunan kadar logam ini juga mungkin terjadi karena protein kationik dari
Moringa berikatan dengan muatan negatif dari senyawa yang mengikat ion-ion
logam tersebut sehingga ion logam terendapkan. pH alkali yang ditimbulkan oleh penambahan koagulan Moringa juga
memungkinkan ion-ion logam yang bermuatan positif terendap sebagai hidroksida logam yang tidak larut karena M. oleifera melepaskan gugus OH
-
. Hal ini didukung fakta bahwa pada perlakuan tanpa koagulan, untuk mengendapkan
logam dilakukan dengan membubuhkan larutan alkali air kapur misalnya sehingga terbentuk endapan hidroksida logam-logam tersebut. Endapan logam
tersebut akan lebih stabil jika pH air 10,5. Hal ini tentu saja tidak efektif pada pengolahan air limbah dan air tanah karena akan membutuhkan proses tambahan
untuk menurunkan nilai pH.
4.7. Pengaruh Penggunaan M. oleifera Terhadap Oksigen Terlarut