Kadmium Cd Kromium Cr

Salah satu zat aktif active agent yang terkandung dalam biji kelor yaitu 4 α L-ramnosiloksi-benzil-isotiosianat yang memiliki aktivitas anti mikroba Grabow, 1985 Gambar 8. Struktur 4 α L-ramnosiloksi-benzil-isotiosianat

2.8. Logam berat

Logam berat adalah unsur logam yang mempunyai densitas 5 g cm 3 . Secara alamiah, logam berat terdapat dalam perairan, namun kadarnya sangat kecil Hutagalung, 1997. Peningkatan konsentrasi logam berat umumnya disebabkan oleh masuknya limbah industri, limbah pertambangan, limbah pertanian dan limbah domestik. Hal ini disebabkan senyawa logam berat sering digunakan dalam industri, baik sebagai bahan baku, bahan tambahan, maupun sebagai katalis.

2.8.1. Kadmium Cd

Kadmium Cd merupakan unsur esensial bagi fungsi biologis dan memiliki tingkat toksisitas yang tinggi bagi tumbuhan dan hewan, namun konsentrasi normal pada lingkungan tidak menimbulkan toksisitas yang akut. Bahaya Cd bagi manusia adalah akumulasi yang kronis pada korteks ginjal, merusak sistem fisiologis tubuh, antara lain sistem urinaria, sistem respirasi, 37 sistem sirkulasi darah dan jantung, kerusakan sistem reproduksi, sistem saraf, bahkan dapat mengakibatkan kerusakan tulang Widowati dkk., 2008. Kadmium bersifat tahan panas dan merupakan logam yang sering digunakan dalam lempengan elektroda, pengecatan, stabilizer. Kadmium relatif aktif dalam lingkungan aquatik dan garam-garamnya dapat larut dalam air. Unsur ini digunakan dalam campuran logam poros dengan koefisien gesek yang rendah dan tahan lama. Ia juga banyak digunakan dalam aplikasi sepuhan listrik electroplating. Kadmium digunakan pula dalam pembuatan solder, baterai Ni-Cd, dan sebagai penjaga reaksi nuklir fisi. Senyawa kadmium digunakan dalam fosfor tabung TV hitam-putih dan fosfor hijau dalam TV bewarna. Kadmium dan solusi senyawa-senyawanya sangat beracun. Dalam industri pertambangan logam Pb dan Zn, proses pemurniannya akan selalu diperoleh hasil samping kadmium.

2.8.2. Kromium Cr

Berdasarkan pada sifat-sifat kimianya, logam kromium Cr dalam persenyawaan mempunyai bilangan oksidasi +2, +3, dan +6. Kromium banyak digunakan dalam bidang perindustrian. Kegunaan umum yang dikenal dari senyawa-senyawa kromat dan dikromat ini adalah dalam bidang-bidang seperti tekstil, penyamakan, pencelupan, fotografi, zat warna, dan sejenisnya. Kromium dapat masuk dalam badan perairan dengan dua cara, yaitu secara alamiah dan non alamiah. Masuknya Cr secara alamiah dapat terjadi karena erosi batuan mineral, dan dengan cara debu dan partikel Cr yang dibawa air hujan. 38 Masuknya Cr yang terjadi secara non alamiah lebih merupakan dampak dari aktivitas yang dilakukan manusia. Sumber-sumber Cr yang berkaitan dengan aktivitas manusia dapat berupa limbah atau buangan industri sampai buangan rumah tangga. Proses-proses kimiawi yang berlangsung dalam badan perairan juga dapat mengakibatkan terjadinya peristiwa reduksi senyawa-senyawa Cr VI yang sangat beracun menjadi Cr III yang kurang beracun. Peristiwa reduksi yang terjadi pada senyawa Cr VI dan Cr III, dapat berlangsung bila badan perairan berada dan atau mempunyai lingkungan yang bersifat asam. Untuk perairan yang berlingkungan basa, ion-ion Cr III akan diendapkan di dasar perairan Palar, 2004. Kromium merupakan logam yang terintegrasi dalam molekul zat pewarna tekstil dalam jumlah yang cukup signifikan. Logam ini merupakan salah satu parameter dalam baku mutu air limbah industri tekstil Smith, 1988.

2.8.3. Mangan Mn