Pengukuran Kadar Logam Metode Penelitian 1. Persiapan Sampel

3.3.9. Total Koliform Menggunakan Prosedur MPN

Penentuan nilai kemungkinan terbesar dari koliform yang terdapat di setiap sampel yang telah diberi perlakuan, dilakukan metode fermentasi beberapa tabung. Medium pertumbuhan bakteri yang digunakan adalah medium cair laktosa. Disiapkan dua jenis medium cair laktosa. Medium cair Single Strength Lactose Broth SSLB dan medium cair Double Strength Lactose Broth DSLB. Pada pembuatan medium cair SSLB, ditimbang 13.0 g serbuk laktosa dan dilarutkan dalam 1000 mL aquades. Larutan kemudian diaduk perlahan selama 10 menit. Medium cair DSLB dibuat dengan mencampurkan bahan medium cair SSLB sebanyak dua kali lipat beratnya. Larutan ini kemudian diletakkan di pengaduk magnetik dan diaduk perlahan selama 10 menit. Sebanyak 0.1 dan 1.0 mL sampel dan supernatan dari perlakuan dengan alum dan Moringa diukur dan dimasukkan kedalam tabung uji yang berisi 10 mL medium cair SSLB dan sampel dan supernatan dari perlakuan dengan alum dan Moringa diukur dan dimasukkan kedalam tabung uji yang berisi 10 mL medium cair DSLB. Tabung uji lalu diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37 o C. Hasil yang didapatkan dibandingkan dengan tabel untuk mendapatkan nilai kemungkinan terbesar dengan tingkat kepercayaan 95.0.

3.3.10. Pengukuran Kadar Logam

Logam berat dalam sampel yang diukur adalah Cd, Cr, dan Mn. Pengukuran kadar logam dilakukan terhadap supernatan dari sampel dengan dosis optimum. Konsentrasi ion logam berat diukur dengan SSA. 50 Disiapkan 6 buah larutan unsur yang akan diuji dengan 6 macam konsentrasi 0,1; 0,5; 1,0; 1,5 dan 2,0 mgL, dimana absorbansinya di antara 0,020 – 1, 00. Komposisi larutan kalibrasi harus menyamai larutan sampel yang akan diukur kecuali analitnya. Jika larutan blanko mengandung sejumlah analit, jumlah tersebut harus ditambahkan kedalam jumlah analit dalam larutan kalibrasi atau dikurangkan dari jumlah analit dalam larutan sampel. Disiapkan alat SAA sesuai petunjuk operasionalnya. Diaspirasikan larutan pembanding dan nol kan skala absorbansi atau 100 T. Diteruskan aspirasi sampai diperoleh sinyal yang stabil. Dipilih salah satu larutan kalibrasi yang mempunyai nilai absorbansi A : 0,2 – 0,4.dan diharapkan berada dalam dalam daerah yang linier. Dengan larutan ini tentukan kondisi SAA yang optimal tinggi dan posisi horizontal burner, nebulizer, laju alir, gases, dll. Diukur absorbansi larutan kalibrasi yang terpilih menggunakan larutan pembanding untuk mengembalikan pada angka nol skala absorbansi setiap kali satu pengukuran. Hitung nilai absorbansinya rata-rata. Dengan cara yang sama, diukur larutan blanko. Dihitung nilai absorbansi rata-rata. Dihitung konsentrasi analit dalam larutan blanko. Sampel air diatomisasikan pada alat Spektrofotometer serapan atom pada kondisi yang optimal. Berdasarkan kurva standar absorbansi berbanding konsentrasi unsur yang akan diuji, maka konsentrasi setiap unsur dapat ditentukan. 51 52

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Nilai Temperatur Setelah Penambahan Koagulan

Penambahan serbuk biji kelor Moringa oleifera dan PAC sebagai koagulan dalam proses pengolahan limbah cair dan penjernihan air tidak mempengaruhi perubahan temperatur secara signifikan. Pada sampel limbah cair, temperatur awal adalah 28,267 o C dan temperatur tertinggi setelah penambahan koagulan adalah 29,167 o C. Pada sampel air tanah, temperatur awalnya adalah 28,467 o C dan temperatur tertinggi setelah penambahan koagulan adalah 29,067 o C. Penggunaan koagulan pada proses pengolahan air tidak mengubah temperatur secara drastis. Temperatur dari masing-masing sampel masih berada dalam kisaran suhu normal untuk air. Tabel 2. Nilai temperatur setelah penambahan koagulan Sampel Temperatur o C Air Limbah Air Tanah Awal Kontrol PAC 100 mgL M.o 80 mgL M.o 100 mgL 29,1 28,3 28,6 28,7 28,8 28,7 28,5 28,9 28,9 29

4.2. Pengaruh Penggunaan M. oleifera Terhadap Perubahan Turbiditas

Pada tabel 3 dapat dilihat konsentrasi optimum bagi penurunan turbiditas air limbah adalah pada penggunaan koagulan Moringa oleifera 100 mgL, sedangkan air tanah pada 80 mgL. Pemberian konsentrasi optimum pada air limbah 52