Pengaruh Penggunaan M. oleifera Terhadap Perubahan Total Koliform

4.5. Pengaruh Penggunaan M. oleifera Terhadap Perubahan Total Koliform

Lebih dari 80 penyakit di daerah tropis disebabkan penggunaan air yang tidak bersih. Keberadaan koliform di air permukaan, seperti air tanah, berasal dari sanitasi yang buruk Oluduro Aderiye, 2007. Sedangkan kandungan mikrobial yang terdapat dalam limbah cair merupakan hasil dari proses Biological Treatment pada proses pengolahan limbah cair. Pada proses ini dilibatkan bakteri- bakteri pengurai untuk menguraikan senyawa organik pada limbah. Penggunaan air untuk konsumsi tanpa pengolahan terlebih dahulu dapat menyebabkan penyakit serius yang penyebarannya melalui air serious water- borne disease. Pengolahan dengan cara koagulasi menggunakan koagulan alami Moringa oleifera menunjukkan hasil sebagai berikut. Tabel 9. Nilai total koliform per 100 ml sampel. Sampel DSLB SSLB SSLB MPN100 mL 10 mL 1 mL 0.1 mL Air Limbah Kontrol 3 3 3 1100 Air Limbah + PAC 3 3 2 1100 Air Limbah + M.o 3 2 2 210 Air Tanah Kontrol 2 2 1 28 Air Tanah + PAC 2 1 1 20 Air Tanah + M.o 1 1 11 Dari tabel 9, terlihat bahwa perlakuan dengan biokoagulan Moringa oleifera memberikan manfaat tambahan yaitu menurunkan kandungan mikrobial. Perlakuan dengan Moringa oleifera menurunkan nilai MPN hingga 80 pada pengolahan air limbah. Pada pengolahan air tanah, Moringa oleifera menurunkan kandungan mikrobial sekitar 45 lebih rendah. 60 Ketika biji M. oleifera dihancurkan dan dilarutkan kedalam air, protein menghasilkan muatan positif yang bertindak seperti magnet dan menarik partikel bermuatan negatif yang dominan seperti tanah liat, sutra, dan partikel beracun lainnya. Hal ini sesuai dengan penemuan Schwarz 2000 bahwa proses flokulasi menghilangkan sekitar 90 – 99 bakteri yang biasanya menempel di partikel padat, sehingga bakteri akan teragregasi bersama flok yang terbentuk dan dapat dihilangkan dari air. Pada pengadukan yang tepat, partikel-partikel yang bergerak ini akan membesar dan membentuk flokulat yang jika dibiarkan akan turun karena gravitasi. Hal ini menegaskan efektifitas dari Moringa sebagai koagulan untuk pemurnian air kotor. Selain itu, penurunan total koliform juga dipengaruhi oleh suasana basa yang diciptakan oleh koagulan Moringa. Sebagian besar mikroorganisme tumbuh dengan baik pada pH 6.0-8.0, namun ada pula yang memiliki pH optimum 3 acidophils dan 10.5 alkaliphils. Bakteri koliform merupakan mikroorganisme fakultatif anaerob yang dapat tumbuh pada lingkungan aerob maupun pada kondisi fermentasi dan menghasilkan asam laktat, maka dari itu pada suasana pH rendah, bakteri koliform tetap dapat tumbuh, namun tidak ada pada suasana pH basa Todar, 2008. Penambahan kaogulan Moringa yang berpengaruh terhadap kenaikan pH tentu saja menyebabkan koliform tidak dapat tumbuh. Biji Moringa oleifera juga memiliki aktivitas bakterisidal, ini dibuktikan oleh Oluduro dan Aderiye 2007 pada penelitian mereka. Bakteri jenis S. faecalis dan P. aerugenosa yang di biakkan pada air, tidak mengalami pertumbuhan 61 kembali setelah ditambahkan serbuk biji Moringa oleifera. Hal ini menunjukkan bahwa bakteri-bakteri yang ada di dalam air bukan hanya diinaktivasi dalam keadaan dorman, melainkan dibunuh. Moringa oleifera menghilangkan baik bakteri gram negatif maupun gram positif.

4.6. Pengaruh Penggunaan M. oleifera Terhadap Perubahan Kadar Logam