1. Perubahan Fisik
Rangkaian  perubahan  yang  paling  jelas  yang  nampak  dialami oleh  remaja    adalah  perubahan  biologis  dan  fisiologis  yang
berlangsung  pada  masa  pubertas  atau  pada  awal  masa  remaja, yaitu sekitar 11-15 tahun pada wanita dan 12-16 tahun pada pria.
Hormon-hormon  baru  di  produksi  oleh  kelenjar  endokrin,  dan ini  membawa  perubahan  dalam  ciri-ciri  seks  primer  dan
memunculkan ciri-ciri seks sekunder.
2. Perubahan Emosionalitas
Akibat  langsung  dari  perubahan  fisik  dan  hormonal  tadi  adalah perubahan  dalam  aspek  emosional  pada  remaja  dan  juga
pengaruh  lingkungan  yang  terkait  dengan  perubahan  badaniah tersebut seperti timbulnya perasaan rindu, menyayangi, perasaan
cinta dan lain-lain.
3. Perubahan Kognitif
Semua  perubahan  fisik  yang  membawa  implikasi  perubahan emosional tersebut makin dirumitkan oleh fakta bahwa individu
juga  sedang  mengalami  perubahan  kognitif.  Perubahan  dalam kemampuan berpikir ini diungkapkan oleh Piaget sebagai tahap
terakhir  yang  disebut  sebagai  tahap  formal  operation  dalam perkembangan berikutnya.
39
Dalam  buku  Perananan  Pendidikan  Agama  Islam  Dalam  Mencegah Kenakalan  Remaja  ditambahkan  bahwa  perubahan  atau  perkembangan
masa remaja diatandai sebagai berikut: 1. Perkembangan Sosial
Pada  masa  ini  remaja  sudah  memiliki  kemampuan  untuk memahami  orang  lain,  sebagai  individu  yang  unik,  baik
menyangkut sifat pribadi, minat, nilai-nilai maupun perasannya. 2. Perkembangan Moral
Pada  Masa  ini  timbul  dorongan  untuk  melakukan  perbuatan- perbuatan  yang  dapat  di  nilai  baik  oleh  orang  lain.  Remaja
berperilaku  bukan  hanya  untuk  memenuhi  kepuasan  fisiknya, tetapi juga psikologisnya.
40
b. Pembagian Masa Remaja
Masa remaja menurut Drs. M. Alisuf Sabri dalam bukunya Psikologi umum  dan  perkembangan  berlangsung  dari  umur  1516  tahun  sampai
39
Hendrianti  Agustiani,  Psikologi  Perkembangan  Pendekatan  Ekologi  Kaitannya Dengan Konsep Diri Dan Penyesuaian Diri Pada Remaja, Bandung: PT. Refika Aditama, 2006,
h. 30
40
Aat  Syafaat,  dkk,  Peranan  Pendidikan  Agama  Islam  dalam  Mencegah  Kenakalan Remaja, Jakarta: Rajawali Press, 2008, h.103
usia  21  tahun  atau  berlangsung  saat  individu  matang  secara  seksual sampai  mencapai  usia  matang  secara  hukum.  ”Masa  remaja  ini  di  bagi
dua bagian,  yaitu pertama,  masa remaja awal,  yang  berlangsung  hingga 17  tahun  dan  kedua,  masa  remaja  akhir  yang  berlangsung  hingga
mencapai usia kematangan resmi secara hukum yaitu umur 21 tahun.”
41
Sejalan  dengan  pendapat  Drs.  M.  Alisuf  Sabri,  menurut  TB  Aat Syafaat,  S.Sos,  M.Si  dkk  dalam  buku  Pendidikan  Agama  Islam  dalam
Mencegah  Kenakalan  Remaja  dijelaskan  mengenai  rentang  usia  remaja yaitu: ”1. Masa pubertas 12-14 tahun, 2. Masa remaja awal 14-16
tahun,  3.  Akhir  masa  pubertas  17-18  tahun,  4.  Periode  remaja Adolesen 19-21 tahun.”
42
B. KERANGKA BERPIKIR
Kita  ketahui  bersama  bahwasanya  masa  remaja  merupakan  masa  yang  amat penting bagi kehidupan seseorang. Jika masa remaja seseorang dilaluinya dengan
baik  dan  mendapatkan  pengetahuan  yang  baik  pula  maka  masa  dewasanya  akan menjadi  baik  pula  terlepas  dari  pengaruh-pengaruh  buruk  yang  mungkin  saja
dihadapinya pada masa dewasa. Selain keluarga, masyarakat harus ikut berpartisifasi dalam upaya membentuk
akhlak  remaja.  Pendirian  Majelis  Ta’lim  Remaja  merupakan  alternatif  sarana pendidikan  non-formal  bagi  remaja.  Melalui  pendidikan  agama  yang
diselenggarakan Majelis Ta’lim Remaja, remaja akan mendapat pengetahuan yang lebih  banyak  selain  dari  sekolah.  Sehingga  pendidikan  agama  yang
diselenggarakan  Majelis  Ta’lim  Remaja  menjadi  penting  karena  jika  pendidikan agama pada Majelis Ta’lim tersebut berkualitas atau baik maka akan memberikan
pengaruh  yang  positif  bagi  pembentukan  akhlak  remaja.  Sebaliknya,  jika pendidikan agama yang diselenggarakan tidak berkualitas atau kurang baik maka
tidak akan mempengaruhi pembentukan akhlak remaja menjadi baik.
41
Alisuf  Sabri,    Pengantar  Psikologi  Umum  dan  Perkembangan.  Jakarta:  Pedoman Ilmu Jaya, 1993. hal. 160
42
Aat Syafaat, dkk, Peranan Pendidikan Agama …, h.101