BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada dasarnya seluruh aspek kehidupan manusia telah diatur oleh syari’at islam. Baik itu hubungan dan perilaku kita kepada sang pencipta, sesama
manusia, maupun sesama mahluk Allah swt lainnya. Akan tetapi dewasa ini seiring berkembangnya kemajuan ilmu dan teknologi, banyak diantara kita
yang tidak mampu lagi mengindahkan tatanan syari’at agama dan lebih mementingkan kehidupan dunia. Sehingga tidak dapat kita pungkiri bahwa
salah satu penyebab kemunduran dan kehancuran umat islam adalah ketika sebagian perilaku umat islam tidak sesuai dengan ajaran dan norma agama.
Sebagaimana telah kita sadari bersama bahwa dampak positif dari pada kemajuan teknologi sampai kini, adalah sifat fasilitatif memudahkan
kehidupan manusia yang hidup sehari-hari sibuk dengan berbagai macam problema yang semakin mengemelut. Teknologi menawarkan berbagai macam
kemudahan dan kesenangan yang semakin beraneka ragam yang membuat kita semakin mudah menjalankan kehidupan karena segala hal yang kita butuhkan
dapat terpenuhi dengan kecanggihannya. Akan tetapi selain dampak positif, dampak-dampak negatif dari teknologi
modern telah mulai terasa di depan mata kita, yang pada prinsipnya berkekuatan melemahkan daya mental spiritualjiwa yang sedang tumbuh
berkembang dalam berbagai bentuk penampilan dan gaya-gayanya. Tidak hanya nafsu mutmainah yang dapat diperlemah oleh rangsangan negatif dari
teknologi elektronis dan informatika, melainkan juga fungsi-fungsi kejiwaan lainnya seperti kecerdasan pikiran, ingatan, kemauan dan perasaan emosi
diperlemah kemampuan aktualnya dengan alat-alat teknologis-elektronis dan informatika seperti komputer, foto-copy jarak jauh, video cassett recorder dan
komoditi celluloid film, video-disc dan sebagainya.
1
Kurang selektifnya masyarakat muslim dalam menerima dampak informasi terhadap kemajuan IPTEK tersebut mengakibatkan banyak perilaku
masyarakat muslim modern yang bertentangan dengan tatanan syariat islam yang pada gilirannya membawa kerusakan moralkrisis akhlak karena
berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut tidak diiringi dengan meningkatnya pengetahuan mereka akan agama.
Krisis akhlak yang semula hanya menerpa sebagian kecil elite politik penguasa, kini telah menjalar kepada masyarakat luas, termasuk kalangan
pelajar. Menghadapi fenomena tersebut, tuduhan seringkali diarahkan kepada dunia pendidikan sebagai penyebabnya. Dunia pendidikan benar-benar
tercoreng wajahnya dan tampak tidak beradaya untuk mengatasi krisis tersebut. Hal ini bisa dimengerti, karena pendidikan berada digaris terdepan
dalam menyiapkan sumber daya manusia berkualitas, dan secara moral memang harus berbuat demikian. Itulah sebabnya belakangan ini banyak
sekali seminar yang digelar kalangan pendidikan yang bertekad mencari solusi untuk mengatasi krisis akhlak. Para pemikir pendidikan menyerukan agar
kecerdasan akal diikuti dengan kecerdasan moral, pendidikan agama dan pendidikan moral harus siap menghadapi tantangan global, pendidikan harus
berkontribusi yang nyata dalam mewujudkan masyarakat yang semakin berbudaya dan sebagainya.
2
Selain berpengaruh terhadap masyarakat pada umumnya, kemajuan ilmu Pengetahuan dan teknologi memberikan pengaruh yang besar bagi perilaku
1
Muzayin Arifin, Pendidikan Islam dalam Arus Dinamika Masyarakat suatu pendekatan filosofis, pedagogis, psikososial dan kultural. Jakarta: Golden Terayon Press, tanpa tahun, h. 13
2
Abudin Nata, Manajemen Pendidikan, Jakarta: Prenada Media, 2003, h 219
remaja baik perilaku mereka terhadap orang tua, guru-guru maupun orang- orang disekitarnya. Banyak diantara mereka yang tidak lagi mematuhi aturan-
aturan yang diberikan orang tua, guru-guru serta aturan-aturan yang ada di lingkungan masyarakat. Sehingga banyak muncul kasus-kasus kenakalan
remaja seperti tawuran, pergaulan bebas, penggunaan obat-obat terlarang dan hal-hal lain yang tidak baik yang seharusnya tidak dilakukan.
Remaja merupakan masa peralihan antara masa kanak-kanak menuju masa dewasa yang penuh tanggung jawab yang diperkiraan usia 13-21 tahun. Pada
masa ini seseorang masih belum dikatakan dewasa karena meski pada lahirnya remaja terlihat seperti orang dewasa pada umumnya akan tetapi, baik sifat
maupun sikapnya masih mencerminkan kekanak-kanakan. Sehingga pengaruh-pengaruh negatif dari luar khususnya kemajuan ilmu pengetahuan
dan teknologi amat cepat terserap dan jika remaja tersebut tidak dibina sebagaimana mestinya, maka dengan sangat mudah membentuk watak dan
perilaku negatif bagi mereka dalam kehidupan sehari-hari. Pada dasarnya, remaja ingin disebut sebagai orang dewasa yang mampu mengatur diri mereka
sendiri. Akan tetapi disisi lain mereka belum mampu menghidupi dirinya secara mandiri karena masih bergantung pada orang tuanya.
Salah satu kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang paling sering digunakan oleh remaja adalah akses internet yang saat ini semakin mudah dan
murah. Jika kemajuan teknologi internet tersebut digunakan untuk menambah pengetahuan maka hal tersebut tentunya sangat baik akan tetapi jika si
penggunanya memanfaatkan teknologi internet hanya untuk hal-hal yang tidak baik, seperti mencuri, menonton ataupun membaca hal-hal yang tidak
semestinya maka dengan sangat mudah akan merusak akhlak mereka. Pada sisi lain, pendidikan agama yang diberikan sekolah belum memadai dan
memenuhi kebutuhan rohani ketenangan jiwa para remaja sehingga perlu adanya dukungan orang tua dan partisipasi aktif masyarakat untuk
memberikan pendidikan agama. Pada dasarnya keluarga merupakan wadah awal pendidikan agama
berlangsung. Pendidikan agama yang diberikan orang tua amat berpengaruh
pada perilaku remaja Pendidikan agama memiliki peran yang penting dalam pembentukan akhlak remaja. Sekolah-sekolah baik negeri maupun swasta
dewasa ini memberikan pendidikan agama sesuai keyakinan yang dianut peserta didiknya masing-masing. Akan tetapi, pendidikan agama yang
diberikan sekolah belum memadai dan memenuhi kebutuhan rohani para remaja saat ini mengingat pendidikan agama yang diberikan pada sekolah
umum berkisar 1-2 jam pelajaran saja. Sehingga perlu adanya partisipasi masyarakat untuk memberikan pendidikan agama khususnya bagi remaja.
Salah satunya adalah dengan jalan membentuk atau mendirikan Majelis Ta’lim khusus bagi remaja atau lembaga pendidikan non formal lain yang
mampu membina akhlak remaja. Adanya lembaga pendidikan non formal seperti Majelis Ta’lim Remaja diharapkan dapat membantu untuk memenuhi
kebutuhan rohani remaja. Perkembangan Majelis-Majelis Ta’lim berawal dari swakarsa dan swapercaya masyarakat berkat motivasi agamanya kemudian
mengembang terus seiring dengan tuntunan pembangunan. Majelis Ta’lim merupakan salah satu lembaga pendidikan islam yang
bersifat non formal, yang senantiasa menanamkan akhlak yang luhur dan mulia, meningkatkan kemajuan ilmu pengetahuan dan keterampilan
jama’ahnya serta memberantas kebodohan umat islam agar dapat memperoleh kehidupan yang bahagia dan sejahtera dan di ridhai Allah SWT.
3
Sesuai dengan makna yang terkandung dalam Majelis Ta’lim yang berarti wadah atau tempat menuntut ilmu, Majelis Ta’lim biasanya memiliki visi,
misi dan diselenggarakan dalam upaya menambah pengetahuan pendidikan agama pada masyarakat. Oleh karena itu, pendidikan agama yang
diselenggarakan tersebut harus sesuai dengan kebutuhan rohani para remaja dengan memperhatikan perkembangan kedewasaannya. Bukan hanya
berbentuk ceramah yang pada akhirnya sering dikatakan masuk telinga kanan lalu keluar dari telinga kiri. Hal tersebut tentu saja kurang efektif karena hanya
menyentuh ranah kognitif remaja saja sedang ranah afektif kurang mendapat
3
Hasbullah, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia Lintasan Sejarah Pertumbuhan dan perkembangan, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2001, Cet. I hal. 201.
perhatian. Pendidikan agama yang diberikan harus dapat membimbing para remaja agar mereka dapat hidup dengan akhlak yang baik serta memiliki rasa
kepedulian sosial yang tinggi. Hal tersebutlah yang merupakan tujuan pertama Majelis Ta’lim karena ”Pembinaan akhlak mulia bukanlah hal yang ringan di
tengah-tengah perkembangan masyarakat yang semakin dinamis ini. Perubahan sosial dan cepatnya arus informasi produk ilmu pengetahuan dan
teknologi dan berkembangnya masyarakat industri modern tidak selalu sesuai dengan nilai-nilai Qur’ani.”
4
Salah satunya Majelis Ta’lim tersebut adalah Majelis Ta’lim Remaja Masjid Jami’ Al Ikhwaniyah, yang telah lama terbentuk sejak lama dan
memberikan banyak pengetahuan terhadap para jama’ahnya yang bertujuan untuk membina akhlakul karimah remaja daerah sekitar. Upaya untuk
membina akhlak remaja terus dilakukan Majelis Ta’lim ini akan tetapi semakin kuatnya pengaruh negatif dari perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi mengakibatkan mulai semakin lemahnya pengaruh yang diberikan Majelis Ta’lim ini terhadap akhlak remaja.
Dari latar belakang diatas, penulis merasa tertarik untuk mengadakan
penelitian dengan judul ”PENDIDIKAN AGAMA PADA MAJELIS TA’LIM
IKRAMI DAN
PENGARUHNYA TERHADAP
PEMBENTUKAN AKHLAK REMAJA
B. Identifikasi Masalah