Kwashiorkor Marasmus Akibat KEP Kurang Energi Protein

6000.000,- per bulan Anonim, 2008. Jika dihitung dalam per kapita penduduk diperoleh sebesar Rp 1.500.000,- kapitabulan.

7. Jumlah anggota keluarga

Jumlah anak yang banyak pada keluarga yang keadaan sosial ekonominya cukup, akan mengakibatkan berkurangnya perhatian dan kasih sayang yang diterima oleh anak. Lebih-lebih jika jarak anak terlalu dekat. Menurut Apriadji 1986 jumlah anggota keluarga akan berpengaruh terhadap tingkat konsumsi makanan, yaitu jumlah dan distribusi makanan dalam rumah tangga. Dengan jumlah anggota keluarga yang besar diikuti dengan distribusi makanan yang tidak merata, dengan asumsi orang dewasa lebih banyak dari anak-anak akan menyebabkan anak balita dalam keluarga tersebut menderita kurang gizi.

J. Akibat KEP Kurang Energi Protein

Kekurangan protein terdapat pada masyarakat dengan sosial ekonomi rendah. Kekurangan protein murni pada stadium berat menyebabkan kwashiorkor pada anak-anak balita. Kekurangan protein sering ditemukan secara bersamaan dengan kekurangan energi yang menyebabkan kondisi malnutrisi yang dinamakan marasmus.

1. Kwashiorkor

Istilah kwashiorkor pertama diperkenalkan oleh Dr.Cecily Williams pada tahun 1933 ketika dia menentukan keadaan ini di Ghana, Afrika. Ditinjau dari golongan umur, kwashiorkor sering terjadi pada anak balita. Angka kejadian tertinggi pada umur 1½ - 2 tahun, yaitu saat terjadinya penyapihan sedangkan anak belum mengenal jenis makanan lainnya. Pada masa pertumbuhan balita memerlukan protein lebih banyak dibanding orang dewasa, apabila keseimbangan energi protein tidak terpenuhi, maka setelah beberapa saat anak akan menderita malnutrisi protein. Gejala kwashiorkor Gejala umum kwashiorkor adalah sebagai berikut: a. Pertumbuhan dan mental mundur, perkembangan mental apatis. b. Edema. c. Otot menyusut kurus. d. Depigmentasi rambut dan kulit. e. Karakteristik di kulit: timbul sisik, gejala kulit itu disebut dengan flaky paint dermatosis. f. Hipoalbuminemia, infiltrasi lemak dalam hati yang reversibel. g. Atropi dari kelenjar Acini dari pankreas sehingga produksi enzim untuk merangsang aktivitas enzim atau mengeluarkan juice duodenum terhambat. h. Anemia. i. Masalah diare dan infeksi. j. Menderita kekurangan vitamin A, dihasilkan karena ketidakcukupan sintesis plasma protein pengikat retinol sehingga sering kali timbul gejala kebutaan yang tetap atau permanen.

2. Marasmus

Marasmus adalah suatu keadaan kekurangan protein dan kalori yang kronis. Karakteristik dari marasmus adalah berat badannya sangat rendah Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat FKM UI, 2007. a. Gejala marasmus Gejala umum maarasmus adalah: 1 Kurus kering. 2 Tampak hanya tulang dan kulit. 3 Otot dan bawah kulit atropi mengecil. 4 Wajah seperti orang tua. 5 Keriput atau kulit wajah mengkerut. 6 Lemas, layukering. 7 Diare umum terjadi. b. Masalah penyebab terjadinya marasmus Marasmus terjadi karena adanya faktor-faktor sebagai berikut: 1 Masalah sosial yang kurang menguntungkan 2 Kemiskinan 3 Infeksi.

3. Stunting dan Wasting