Secara biologis kelompok yang paling rawan terhadap kekurangan pangan atau gizi adalah bayi, balita dan anak sekolah, wanita hamil dan menyusui,
penderita penyakit dan orang yang sedang dalam penyembuhan, penderita cacat, mereka yang diasingkan dan para jompo. Semua golongan ini sering kali dijumpai
pada masyarakat miskin dan tidak memliki lahan pangan. Disektor pertanian, terdapat proporsi rumah tangga miskin yang sangat besar
72,0 dibandingkan dengan sektor lainnya Irawan Romdiati, 2000. Kemiskinan inilah yang menjadi akar permasalahan dari ketidak mampuan
keluarga untuk menyediakan pangan dalam jumlah, mutu, dan ragam yang sesuai dengan kebutuhan setiap individu untuk memenuhi asupan kebutuhan karbohidrat,
protein, lemak, vitamin dan mineral yang bermanfaat bagi pertumbuhan dan perkembangan, serta kesehatan jasmani maupun rohani.
F. Konsep Pertumbuhan dan Perkembangan
1. Pertumbuhan
Pertumbuhan growth berkaitan dengan masalah perubahan dalam besar, jumlah, ukuran atau dimensi tingkat sel, organ maupun individu, yang bisa
diukur dengan ukuran berat gram, pound, dan kilogram, ukuran panjang cm, meter, umur tulang dan keseimbangan metabolik retensi kalsium dan nitrogen
tubuh Soetjiningsih,1995. Bogin 1988 mendefinisikan pertumbuhan sebagai meningkatnya secara
kuantitatif ukuran organ atau jaringan. Penambahan ukuran tinggi badan dakm
centimeter dan berat badan dalam kilogram menunjukan seberapa besar pertumbuhan anak telah terjadi. Pertumbuhan jaringan tubuh seperti hati dan
otak juga dapat dijelaskan dengan mengukur jumlah, berat atau besar sel yang ada. Sementara itu Johnston 1986 mendefinisikan pertumbuhan sebagai
peningkatan atau penurunan secara kuantitatif jaringan. Sedangkan Satoto 1990 mengutif dari pendapat Hurlock 1978 menjelaskan bahwa istilah
pertumbuhan berbeda dengan perkembangan, walaupun tidak bisa dipisahkan satu dengan yang lainnya. Pertumbuhan secara konseptual didefinisikan sebagai
perubahan kuantitatif dalam arti meningkatnya ukuran dan struktur.
2. Perkembangan
Perkembangan development adalah bertambahnya kemampuan skill dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur
dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan. Disini menyangkut adanya proses diferensiasi dari sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organ-organ dan
sistem organ yang berkembang sedemikian rupa sehingga masing-masing dapat memenuhi fungsinya. Termasuk juga perkembangan emosi, intelektual dan
tingkah laku sebagai hasil interaksi dari lingkungan Soetjiningsih,1995. Frankerburg dkk 1981 melalui DDST Denver Developmental Screening
Test mengemukakan 4 parameter perkembangan yang dipakai dalam menilai perkembangan anak balita yaitu:
1 Personal social kepribadiantingkah laku sosial. Aspek yang berhubungan
dengan kemampuan
mandiri, bersosialisasi
dan berinteraksi dengan lingkunganya.
2 Fine motor adaptive gerakan motorik halus
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk mengamati sesuatu, melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh
tertentu saja dilakukan otot-otot kecil, tetapi memerlukan koordinasi yang cermat. Misalnya kemampuan memegang suatu benda dan
kemampuan untuk menggambar. 3 Language bahasa
Kemampuan untuk memberikan respons suara, mengikuti perintah dan berbicara spontan.
4 Gross motor perkembangan motorik kasar
Aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh. Ada juga yang membagi perkembangan balita ini menjadi 7 aspek
perkembangan, seperti pada buku petunjuk program BKB Bina Keluarga dan Balita yaitu perkembangan:
1 Tingkah laku sosial 2 Menolong diri sendiri
3 Intelektual 4 Gerakan motorik halus
5 Komunikasi pasif 6 Komunikasi aktif
7 Gerakan motorik kasar.
G. Prinsip Gizi Pada Balita