Wawancara Metode Pengumpulan Data

dengan cairan alkohol daun tersebut direndam beberapa menit untuk melihat perubahan reaksi dari hasil penjemuran sebelumnya. Dari praktikum ini siswa dapat membuktikan apakah cahaya matahari dibutuhkan dalam proses fotosintesis. 4. Situasi kegiatan belajar mengajar secara umum. Kegiatan belajar mengajar kurang efektif disebabkan terbatasnya waktu yang diberikan untuk mempelajari proses fotosintesis. Dikarenakan materi ini hanya bagian dari Bab Tumbuhan Hijau. Dan itu menghambat siswa dalam memahami materi fotosintesis secara mendalam. Tempat belajar mengajar pun terbatas hanya dalam lingkup sekolah. Kesimpulan yang penulis dapatkan yaitu bahwa metode praktikum terbukti lebih efektif diterapkan dalam memberikan penjelasan mengenai materi fotosintesis karena secara langsung siswa akan dituntut untuk melakukan uji coba masing-masing dan apabila terdapat kesulitan dalam praktik, siswa dapat langsung bertanya pada guru sehingga pengetahuan siswa akan bertambah dengan sendirinya. Akan tetapi metode praktikum ini juga mengalami kendala karena tidak semua siswa secara serius mempraktikkan instruksi yang disampaikan guru. Terkadang mereka hanya bercanda dengan teman lainnya.

3.1.2 Wawancara

Setelah mengamati secara langsung keadaan proses belajar mengajar yang terjadi di sekolah, penulis kemudian melakukan metode kedua yaitu wawancara. Metode wawancara ini dipilih karena mempunyai kekuatan mudah dalam penerapannya. Selain itu juga murah, efektif, efisien serta dapat mengetahui data informasi yang dibutuhkan secara langsung. Proses wawancara ini dilakukan langsung dengan pihak sekolah, yaitu guru IPA untuk kelas 5 SD, Bapak Sularjo. Wawancara dilakukan pada hari Senin, tanggal 25 Oktober 2010, bertempat di ruang komputer SDN Kebayoran Lama Selatan 13 Pagi. Berikut hasil wawancara yang sudah penulis rangkum dalam beberapa poin, yaitu: 1. Dalam mempelajari proses fotosintesis, siswa masih kesulitan dalam memahami proses tersebut. 2. Keterbatasan media pembelajaran tentang fotosintesis sehingga siswa merasa jenuh. 3. Metode penyampaian materi yang saat ini telah dilakukan adalah :  Penjelasan langsung di depan kelas dengan gambar tumbuhan, serta bagian-bagian yang berhubungan dengan proses fotosintesis.  Buku pelajaran IPA sejumlah 4 buku sebagai pedoman siswa dalam memahami materi tersebut  Pemberian soal evaluasi berupa LKS Lembar Kerja Siswa maupun evaluasi langsung di dalam kelas.  Praktikum mengenai proses fotosintesis yang dilakukan di dalam laboratorium dan halaman sekolah. 4. Para siswa di SDN Kebayoran Lama Selatan 13 Pagi ini telah familiar dengan penggunaan komputer. Hal ini sangat membantu penulis dalam penyampaian informasi nantinya. 5. Keinginan para guru dan siswa untuk diadakannya media baru yang lebih efektif sehingga memacu minat belajar siswa dalam memahami materi pembelajaran fotosintesis. 6. Seluruh materi yang akan dimasukkan dalam aplikasi didasarkan pada rujukan guru IPA SDN Kebayoran Lama Selatan 13 Pagi yaitu dengan menggunakan Buku Sekolah Elektronik BSE yang disetujui oleh pemerintah. Ditambah juga dengan informasi dan materi yang didapatkan penulis dari pustaka terkait dan searching internet. 7. Informasi yang diminta guru untuk disertakan dalam aplikasi ini adalah:  Gambar-gambar yang cukup beserta informasinya,  Penampakan bagian dari proses fotosintesis secara umum  Evaluasi akhir dari hasil belajar dengan diadakannya kuis interaktif.

3.1.3 Kuesioner