C. Pandangannya Terhadap Islam dan Kemodernan
Din Syamsuddin dikenal sebagai tokoh Islam yang bercorak pemikiran modern. Disamping organisasi yang ia pimpin berlatar belakang sebagai wakil
dari kaum modenis Islam, ia juga memiliki karakter sendiri dalam mengartikan Islam modern. Menurut Din, Islam modern bukanlah sebagai Islam baru. Istilah
modern seringkali diidentikkan dengan sesuatu yang baru. Dalam Islam perlu dipahami modernisme sebagai kemajuan, dan tidak meninggalkan prinsip-prinsip
hakiki.
15
Din Syamsuddin memahami Islam modern sebagai arah perjuangan menggulingkan sifat-sifat tradisional yang merasuk kepada ajaran Islam yang
melahirkan bid’ah, khurafat, dan hal-hal yang tidak sesuai dengan ajaran pokok Islam. Menurutnya, Islam harus dipahami sebagai sistem dan peraturan
disamping sebagai kepercayaan terhadap Allah SWT. manakala zaman sudah berkolaborasi antara tradisi lokal, nilai ajaran Islam, dan budaya modernisme
bercampur menjadi satu tempat yang kemudian banyak melahirkan pemikiran- pemikiran baru maka di situlah harus ada gerakan pembaruan tajdid yang
mengajak manusia untuk kembali kepada Qur’an dan Sunnah. Din memberikan penjelasan bahwa kemodernan adalah bentuk kemajuan.
Dimensinya sangat luas sehingga mencakup kepada aspek politik, ekonomi, sosial, agama dan budaya.
16
Namun, pada aspek agama kemodernan harus dipandang sebagai sesuatu yang positif. Adalah kejayaan dan kemenangan bagi
Islam manakala masyaraktnya dapat besaing secara sehat di dalam era globalisasi
15
Wawancara pribadi
16
Ibid.
ini serta menjaga keyakinan dan keberagamaan setiap individu sesuai dengan ajaran Islam. Berkaitan dengan isu-isu Islam modern, Din hanya beranggapan
bahwa semua itu merupakan produk berpikir masyarakat modern yang dipengaruhi oleh modernisasi agama.
Din juga menekankan unsur relativisme dalam memberikan pengertian Islam modern.
17
Ia bukanlah tokoh muslim yang otoriter dalam berbicara. Din menghargai jika adanya perbedaan-perbedaan pandangan dalam memaknai Islam
dan kemodernan. Sikap itu adalah bagian dari moderatisme seorang Din Syamsuddin. Dalam kesehariannya, Din selalu memberikan pelajaran penting
tentang arti keislaman, baik untuk lingkungan organisasinya, keluarga dan bahkan masyarakat umum yang hendak berdiskusi dengannya. Ia sama sekali
tidak mendudukan Islam modern sebagai penghapusan doktrin-doktrin yang sudah ada sebelumnya, apalagi jika sumbernya diketahui jelas berdasarkan Al-
Qur’an dan Sunnah. Namun sikap kewaspadaan selalu harus dimiliki bagi setiap masyarakat modern mengingat kemajuan zaman telah menghimpit dunia menjadi
sempit dan mudah dijangkau oleh siapapun dan kapanpun.
17
Relativisme yang dimaksud adalah ukuran tingkat keabsahan pendapat yang didasarkan atas pemahaman seseorang dan tidak bersifat mutlak
BAB IV GERAKAN DAKWAH ISLAM MODERN MENURUT DIN SYAMSUDDIN