sesuai dengan kebutuhan masyarakat. sehingga dakwah tidak memberikan kesan “asal-asalan” dalam menyampaikan pesan agama kepada masyarakat.
Problematika kontemporer yang menyebabkan beragamnya pandangan masyarakat atas masalah-masalah keagamaan semakin mengharuskan dakwah
Islam untuk tampil dalam satu format yaitu membendung arus modernisme menjadi nilai kemajuan berpikir umat Islam.
20
Seyogyanya dakwah Islam memberikan perubahan bagi kemajuan berpikir umat Islam melalui
pendalamannya terhadap isu-isu Islam modern.
B. Gerakan Dakwah Islam Modern Sebagai Solusi Krisis Spiritual, Moral
dan Sosial Bangsa
Dalam peranannya sebagai gerakan sosial yang menyadarkan masyarakat akan pentingnya nilai moral dan spiritual dalam diri masing-masing, dakwah
memberikan arti penting bagi pembentukan karakter manusia.
21
Dakwah Islam memuat persoalan moral manusia sebagai makhluk ciptaan Allah SWT. kesadaran
dirinya sebagai manusia yang diberi tanggung jawab sebagai khalifah di bumi, ia merupakan makhluk yang istimewa. Batasan tingkah laku manusia dalam kajian
dakwah dapat dianalisa melalui interaksi, interelasi dan interkomunikasinya dengan manusia
22
, baik dalam kondisi perorangan maupun dalam kehidupan kelompok. Dengan memperhatikan aspek perilaku manusia yang menerima
persuasi dakwah, akan dapat memperlihatkan suatu aktivitas dakwah Islam yang
20
Din Syamsuddin, Prinsip Modenisme dalam Islam, makalah seminar UMY, 2009
21
Totok Jumantoro, Psikologi Dakwah dengan Aspek-aspek Kejiwaan yang Qur’ani, Jakarta: Amzah, 2001
22
Ibid.
urgensinya adalah membina akhlak masyarakat untuk menjaga stabilitas kenyamanan dalam kehidupan.
Krisis yang terjadi selama ini melanda bangsa Indonesia disebabkan oleh keringnya mentalitas dan moralitas masyarakat,
23
sehingga ia tidak mampu menghadapi tantangan-tantangan global yang semakin mengujinya pada taraf
kemanusiaan. Pendidikan moral bagi masyarakat Islam sangatlah diperlukan dalam proses kedewasaan beragama.
Dalam petikan wawancara penulis, Din Syamsuddin menyatakan tiga hal penting yang dapat membendung arus modernisasi yang menyebabkan krisis
moral di masyarakat. antara lain : pertama, hendaknya masyarakat memahami modernisasi sebagai bentuk kemajuan. Kemajuan berpikir, kemajuan bertindak,
kemajuan pembangunan. Bukan dengan sebaliknya modernisasi diartikan sebagai westernisasi. Menerima dan menggunakan cara-cara kehidupan Barat, sehingga
banyak kultur atau budaya bangsa yang tergadaikan dan tergantikan dengan kultur-kultur Barat. Tentu saja ini bukan dalam pengertian sebenarnya tentang
modernisasi. Kedua, masyarakat Islam di Indonesia harus mengoptimalkan dan meningkatkan kualitas pengetahuan keagamaannya. Karena tidak menutup
kemungkinan, menurut Din Syamsuddin masalah ini akan sedikit demi sedikit mengkikis ideologi masyarakat Islam dan perilaku kesehariannya. Sehingga wajar
jika seringkali ditemukan aneka ragam cara hidup beragama yang terlalu jauh dari ajaran Islam.
Ketiga, yaitu peranan lembaga dakwah Islam harus melibatkan semua unsur masyarakat untuk mengenal Islam secara murni, dengan tidak disertai
23
Wawancara pibadi denga Din Syamsuddin
fraksi-golongannya yang hanya ingin mendapatkan perhatian lebih dari masyarakat. Lembaga dakwah dapat mengkoordinasikan secara terstruktur
komunikasi masyarakat Islam dalam menjaga nilai-nilai moralitasnya.
24
Krisis yang dihadapi umat Islam dewasa ini yang meliputi krisis spiritual, moral dan sosial adalah bagian dari pengaruh sistem dakwah Islam yang tidak
terorganisir secara baik.
25
Dewasa ini, masih kita dapati cara dakwah yang cenderung provokatif, mengadu domba antargolongan, serta membawa isu-isu
rasial. Padahal, yang demikian itu akan membuat masyarakat merasa dijadikan komoditas atas pelecehan agama. Karena ia hanya bicara agama kami adalah
benar dan agama mereka adalah salah. Tentu persoalannya bukan itu. Ada nilai moral yang kemudian menjadi kekuatan kita dalam menjalankan ajaran agama
Islam. Menghadapi problematika Islam kontemporer yang begitu kompleks dan
terkadang mengakibatkan runtuhnya kekuatan spiritual membuat peranan dakwah Islam semakin diharapkan melakukan aksi yang mendukung pembenahan spiritual
bagi masyarakat Islam. Di kota-kota besar yang masyarakatnya cenderung berpikiran maju, aktivitas mereka sering disibukkan dengan kegiatan-kegiatan
dunia serta pekerjaan-pekerjaan yang setiap saat menuntutnya untuk menyediakan waktu banyak, sehingga pada gilirannya kebutuhan spiritualitas sering terlupakan
dalam suasana yang dekat dengan keduniaan. Di sini, dakwah berperan sebagai penghilang dahaga spiritual masyarakat sebagai makhluk yang bertuhan.
24
Wawancara Pribadi dengan Din Syamsuddin, Jakarta, 16 Januari 2010
25
Abdul Basith, M. Ag, Wacana Dakwah Kontemporer, Yogyakarta: STAIN Purwokerto press dan Pustaka Pelajar, 2005
Pandangan semacam ini akan melahirkan sikap kesalehan sebagai manusia yang mengabdikan dirinya kepada Allah SWT. kekayaan spiritualitas masyarakat
akan melahirkan kesalehan sosial, yang pada gilirannya akan tercipta suasana masyarakat yang saling memahami satu sama lainnya. Mereka akan saling
melengkapi kekurangan-kekurangan yang ada pada lingkungannya. Kesalehan sosial juga membentuk karakter bangsa yang kokoh dan terjaga dari perbuatan-
perbuatan yang keluar dari rambu-rambu syariat. Sehingga masyarakat akan menjunjung tinggi norma agama yang juga akan membantu setiap individu untuk
menghindari perbuatan-perbuatan cela seperti korupsi, menipu, dzalim terhadap diri sendiri dan orang lain, menganiaya, dan penyakit masyarakat lainnya.
Syaikh Abdul Qadir Jailani pernah mengatakan bahwa “seorang mukmin senantiasa memiliki niat yang baik dan lurus di dalam setiap perilakunya. Dia
tidak bekerja di dunia ini demi urusan dunia semata. Dia membangun di dunia demi akhirat.”
26
Petuahnya merupakan gambaran perilaku orang yang shaleh, bekerja di dunia demi membangun masa depannya di akhirat. Meskpiun demikian,
Islam tidak melarang manusia untuk mencari kenikmatan dunia. Islam juga menganjurkan kepada manusia agar tetap mencari kebahagiaan di dunia. Firman
Allah SWT. di dalam Al-Qur’an :
☺ ☯
Artinya: “Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu kebahagiaan negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan
bahagianmu dari kenikmatan duniawi...” QS. Al-Qashass,28:77
26
Syaikh Abdul Qadir Jailani, al-Fathu Rabbani wal Faidhurrahmani, terj. Arief B. Iskandar, Percikan Cahaya Ilahi, Bandung: Pustaka Hidayah, 2005 h. 98
Berangkat dari kesalehan individu, setiap orang akan saling menjaga dan menebar kebaikan diantara sesamanya sehingga terciptalah kesalehan sosial yang
pada akhirnya akan menghidupkan kondisi masyarakat yang bermoral dan bersosial tinggi.
Dakwah Islam akan menjadi solusi atas krisis spiritual jika dilakukan dengan metode yang relevan dengan kebutuhan para jamaahnya. Peranan dakwah
di sini, tidak sekedar sebagai transformasi sosial, lebih dari itu ia merupakan media pengantar manusia untuk bertemu dengan kekuatan immateri, sehingga
muncul perasaan rendah, pasrah dan tunduk dihadapan tuhannya. Kondisi ini yang kemudian akan melahirkan semangat spiritual yang berpusat pada jiwa manusia.
Dimulai dari dakwah Islam sebagai bagian dari media meraih semangat spiritual seseorang.
Ketika semangat spiritual bersarang pada jiwa manusia, maka dirinya akan menyadari bahwa kehidupannya di dunia hanya untuk mempersiapkan diri untuk
menghadapi hari esok, yaitu kehidupan yang kekal di akhirat. Dakwah Islam harus mampu menjelaskan secara objektif bagaimana sisi-sisi kehidupan itu terjadi.
Mentalitas muslim seperti ini tentu akan terlihat pandai dalam bergaul dengan masyarakat lainnya. Moralitas dan etika selalu dijadikan sebagai modal
pergaulannya di masyarakat. Ia tidak menempatkan materi dunia sebagai modal pergaulan, melainkan budi pekerti dan akhlak mulia yang menjadikan seorang
muslim bernilai di hadapan manusia lainnya, tanpa ia meninggikan kedudukannya sendiri. Jika moralitas sudah terbentuk dalam etika pergaulan masyarakat maka
kebersahajaan sesama manusia akan mengindahkan kehidupannya setiap saat
27
.
27
Syaikh Abdul Qadir Jailani, Ibid.
Sikap hidup seperti tersebut di atas adalah bagian dari esensi dakwah Islam yang sebenarnya, ia mengutamakan moral, kemanusiaan, persaudaraan,
persamaan, serta penghormatan sesama manusia lainnya. Tidak hanya sesama masyarakat yang satu agama tetapi semua agama bisa hidup rukun saling
berdampingan dengan mengedepankan norma-norma agama. Begitulah bentuk dakwah Islam sebagai solusi krisis moral, spiritual dan sosial bangsa yang dewasa
ini semakin menantang masyarakat Islam untuk menunjukkan bahwa Islam mampu mendamaikan bangsa indonesia dan keluar dari konflik yang
mengatasnamakan agama. Kemanusiaan humanisme, persamaan egaliterianisme dan keragaman pluralisme adalah bagian dari prinsip dakwah
Islam. Sifat dakwah yang kolaboratif, progressif, dan visioner akan sangat
membantu kehidupan berbangsa dan berbernegara dengan baik. Di mana setiap masyarakat merasa bahwa dirinya adalah bagian dari anggota masyarakat yang
juga sekaligus mempengaruhi karakter bangsa yang didiaminya. Mentalitas yang terbentuk adalah satu dalam kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, seperti
yang termaktub dalam sila pertama Pancasila, yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa. Sedikitnya ada lima jenis gerakan dakwah Islam berdasarkan kebutuhan
masyarakat modern
28
: a.
Dakwah Sosial Persoalan sosial yang berada dalam kehidupan masyarakat khususnya di
Indonesia merupakan aspek paling penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Sepanjang tahun 2009, kita dapat merilis persoalan-persoalan yang
28
Wawancara pribadi dengan Din Syamsuddin, Jakarta, 16 Februari 2010
mempengaruhi dampak sosial, diantaranya adalah meluapnya ideologi radikal kelompok jaringan teroris di Indonesia, persoalan korupsi pemimpin-pemimpin
negara, pelemahan institusi hukum, demokrasi, dan bencana alam yang sering melanda tanah air. Semua itu adalah masalah-masalah sosial yang berdampak jera
terhadap kondisi masyarakat bangsa. Di sini, perlu ada serangkaian aktivitas dakwah yang membantu memulihkan persoalan-persoalan tersebut menjadi baik
dan kembali pada asalnya. Mengakarnya ideologi radikal kelompok jaringan teroris disebabkan
karena dangkalnya pemahaman agama yang menimbulkan kesalahan tafsir sehingga pada gilirannya mereka terprovokasi oleh orang-orang yang
mengganggu kehidupan masyarakat dengan memberikan doktrin jihad kepada sasarannya untuk melakukan aksi-aksi teror yang ditujukan kepada kelompok
non-muslim. Jika sudah terjadi tentu pandangan dunia pun miring kepada Islam. Padahal, mereka tidak tahu soal siapa yang melakukan aksi teror tersebut. Islam
menjadi sasaran masyarakat pro perdamaian dunia sehingga dianggapnya sebagai pemicu doktrin radikal. Tentu persoalan ini harus mendapatkan perhatian dari
gerakan dakwah Islam. Lembaga-lembaga dakwah harus bertanggung jawab atas ummat yang mengalami depresi akidah, ia harus berada pada posisi tengah dalam
memperbaiki pemahaman-pemahaman radikal sehingga tidak akan mengganggu ketentraman kehidupan masyarakat.
Selain itu juga masalah korupsi yang dilakukan para pemimpin bangsa ini mengakibatkan krisis kepercayaan publik terhadap pemimpinnya umara.
Bagaimana mungkin masyarakat mempercayai ‘umara yang dipilihnya jika kemudian mereka mengkhianati kepercayaan itu. Di sinilah kemudian dakwah
Islam memiliki peran dan tanggung jawab untuk meluruskan moralitas para pemimpin bangsa ini agar tetap menjalankan amanahnya sesuai dengan ajaran
Islam. Pun dengan persoalan bencana alam, kita tidak boleh sepenuhnya menyerahkan persoalan ini atas dasar kehendak Tuhan. Manusia yang diberi
amanah untuk menjaga keutuhan bumi juga bertanggung jawab atas segala yang terjadi di bumi. Akibat kurangnya kesadaran manusia sebagai khalifah fil ardh,
menyebabkan ia melakukan tindakan eksploitasi bumi dengan tidak memperhatikan dampak-dampak lingkungan sosialnya
29
. Sehingga sering terjadi bencana banjir, tanah longsor, gempa bumi, dan lain-lainnya. Islam melarang
perbuatan merusak bumi.
¸¸¸ ⌧
☺ º
Artinya: “......dan janganlah kamu berbuat kerusakan di muka bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat
kerusakan.” QS. Al-Qashass,28:77
Dengan demikian, persoalan yang menyangkut sosial masyarakat membutuhkan
perhatian dakwah Islam untuk menjaga nilai-nilai agama Islam agar tidak runtuh bersama dengan keruntuhan sosial yang terjadi. Dakwah Islam memiliki peran
penting dalam menghidupkan sosialisme di kalangan masyarakat. b.
Dakwah keluarga Lingkungan keluarga juga rentan terjadi kerusakan sebagaimana yang
terjadi dalam kehidupan sosial masyarakat yang lebih besar. Keluarga merupakan bentuk masyarakat yang paling kecil dalam berbangsa. Dinamika kehidupan
keluarga tidak selamanya mengalami keindahan dan keselarasan. Ada kalanya di
29
Lih. QS. Al-Baqarah,2:24-25 dan QS. Al-Baqarah,2:30
lingkungan keluarga mengalami pertikaian atau yag disebut dengan konflik keluarga. Beragam bentuk masalahnya seperti konflik suami isteri, pertengkaran
anak terhadap orang tua, atau anak terhadap anak yang lainnya, serta masalah- masalah lainnya yang bisa menimbulkan konflik keluarga.
Peranan agama sangatlah membantu dalam mengharmoniskan hubungan rumah tangga seseorang. Apalagi dalam Islam hubungan keluarga dikonsepsikan
dengan “sakinah, mawaddah, rahmah”
30
. Keharmonisan dalam rumah tangga membentuk karakter keluarga menjadi bermoral, mulia dan terpandang. Nilai-nilai
ajaran Islam menjaga prioritas hubungan kesejahteraan keluarga. Karena dari lingkungan keluarga seseorang akan memahami kehidupan masyarakat yang lebih
luas. Atau dengan kata lain keluarga adalah cerminan kehidupan masyarakat. jika di masyarakatnya tergolong sebagai orang yang saleh maka di lingkungan
keluarganya pun sudah sepatutnya menjadi baik dan shaleh. Firman Allah dalam Al-Qur’an:
☯ ☺
⌧ °
Artinya: “Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu
cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu
benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.” QS. Ar- Rum,30:21
30
Lih. QS. Ar-Rum,30:21
Dengan demikian, konsep Islam dalam keluarga sangat memberikan arti kedamaian, dengan kasih sayang, ketentraman, dan kesejahteraan dalam keluarga.
Mengingat hal ini adalah pelajaran dini untuk berbaur dengan masyarakat lainnya. Dakwah Islam memiliki peranan penting dalam pembinaan keluarga sakinah,
mawaddah warahmah. c.
Dakwah ekonomi Persoalan ekonomi menjadi bagian vital dalam kehidupan masyarakat. ia
tidak hanya berfungsi untuk memenuhi kebutuhan hidup tetapi juga sebagai kekuatan ekonomi masyarakat dalam menjadikan dakwah Islam sebagai kekuatan
Islam. Persoalan ekonomi yang timbul di masyarakat sangatlah beragam bentuknya. Di satu sisi ekonomi masyarakat tergolong cukup dan di sisi lain
tergolong tidak cukup atau masih berada dalam hidup miskin. Kemiskinan adalah musuh bersama. Setiap agama tidak menghendaki
ummatnya miskin. Karena kemiskinan bisa menjerumuskan seseorang kepada kekufuran. Untuk itu, Islam menganjurkan kepada umatnya untuk mencari
kenikmatan hidup serta memanfaatkan kekayaan alam bumi ini. hal ini demi terciptanya kebaikan dan kesejahteraan masyarakat. tidak saja dalam kehidupan
beragama melainkan juga dalam kehidupan bernegara, prinsip ekonomi menjadi vital dalam membangun kehidupan.
Dengan demikian, dakwah Islam harus dapat menjadi pemicu masyarakat untuk bergeliat mencari kehidupan yang layak dan sejahtera lahir dan bathin.
d. Dakwah pembangunan
Dakwah pembangunan patut kita artikan sebagai proses implementasi dakwah Islam secara umum dalam kehidupan sehari-hari. Persoalan ini memiliki
dampak yang sangat luas cakupannya. Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, peran dakwah Islam dapat membantu upaya pemerintah ulil amri untuk
mensejahterakan masyarakatnya.
31
Implementasi dakwah Islam secara umum dapat diklasifikasikan dalam bidang pembangunan, hal ini mencakup berbagai
macam aspek seperti pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan, kelautan, pertanian dan lain-lain. Selain dari pada itu, dakwah Islam juga harus mampu menjadi
bagian dari solusi atas permasalahan-permasalahan yang terjadi dalam kehidupan masyarakat.
Inilah bentuk kemajuan dakwah Islam dalam implementasi pembangunan. Cita-cita tersebut harus terus diupayakan dalam jangka waktu yang panjang.
Dengan demikian, dakwah Islam menjadi mudah melihat dan mengukur kebutuhan masyarakatnya. Serta tidak monoton berbicara dalam lingkup yang
sangat sempit. Adakalanya dakwah disampaikan dengan lisan dan adakalanya juga dakwah disampaikan dengan aksi atau perbuatan nyata
32
. e.
Dakwah perempuan Yang terakhir adalah dakwah perempuan. Seperti halnya Al-Qur’an
menggunakan nama perempuan an-Nisa’ sebagai nama surat di dalam Al- Qur’an, dakwah Islam pun memiliki perhatian yang secara khusus menangani
masalah perempuan. Disamping perempuan sebagai objek dakwah yang memiliki berbagai masalah kehidupan. Mulai dari kedudukannya di abad modern ini, yang
sering dijadikan bahan diskusi di kalangan akademis.
31
Achmad Amrullah, Dakwah Islam dan Perubahan Sosial, Yogyakarta: Prima Duta, 1983
32
Abdul Basith, M. Ag, Wacana Dakwah Kontemporer, Yogyakarta: STAIN Purwokerto press dan Pustaka Pelajar, 2005
Persoalan gender adalah persoalan yang mengangkat dan menurunkan martabat perempuan. Banyak silang pendapat masyarakat Islam tentang
kedudukan perempuan atas laki-laki. Hal itu diakibatkan adanya perbedaan memahami ayat-ayat gender di dalam Al-Qur’an
33
. Pada dasarnya, kedudukan perempuan dalam Islam mendapat tempat penting dan pada level tertentu ia
sebagai tiang negara. Persoalan gender memang krusial dan harus didudukkan dalam prospek
dakwah modern. Jika masyarakat dibiarkan dalam kondisi ketidaktahuannya maka akan mengancam generasi perempuan masa depan nanti. Seyogyanya, dakwah
Islam dapat menjadi perekat bagi masyarakat dalam memahami perempuan dalam Islam. Pada bab dua, dituliskan bahwa dalam memahami ayat-ayat gender di
dalam Al-Qur’an harus melihat kontekstualnya, tidak sebatas teksnya saja. Karena dengan demikian akan terbuka pengertian yang sebenarnya yang dihasilkan
melalui ilmu pengetahuan tafsir Al-Qur’an. Dalam hal ini Nasarudin Umar angkat bicara soal gender. Menurutnya
persoalan kedudukan perempuan telah ada sejak zaman Nabi Muhammad SAW. tetapi kemudian Rasulullah selalu memberikan penjelasan kepada masyarakat
akan kedudukan perempuan dan laki-laki yang keduanya adalah sama. Tidak ada perbedaan antara perempuan dan laki-laki. Lebih lanjut ia mengatakan bahwa
“Islam mendudukan perempuan pada posisi sejajar dengan laki-laki. Berdasarkan penciptaan makhluk-makhluk Allah SWT. dengan bermacam-macam bentuk dan
33
Mansour Fakih, Kekerasan Gender dalam Pembangunan, makalah halaqah P3M, Jakarta, 1996
perbedaan, serta yang dapat membedakan keduanya hanyalah tingkat ketakwaan kepada Allah SWT. sebagai hamba yang mengabdi kepada-Nya”
34
. Dengan demikian, dakwah Islam harus mampu melakukan pendalaman
materi dalam rangka menengahi perbedaan pendapat di kalangan masyarakat soal kedudukan perempuan. yang seharusnya ditonjolkan adalah bagaimana sikap
masyarakat memahami perbedaan terseut bukan justeru menonjolkan silang pendapatnya yang berujung konflik internal umat Islam. Di sisi lain persoalan ini
juga akan berdampak pada kondisi sosial perempuan.
C. Format Ideal Gerakan Dakwah Islam Modern