Pengaruh Kemasan Sunsilk Terhadap Minat Pembelian Ulang Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Methodist Indonesia

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM STRATA-1 MEDAN

PENGARUH KEMASAN SUNSILK TERHADAP MINAT PEMBELIAN ULANG PADA MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA

DRAFT SKRIPSI DIAJUKAN OLEH

HANNA SORMIN 040502155 MANAJEMEN

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Universitas Sumatera Utara Medan


(2)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur dipanjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat yang telah dilimpahkanNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang mengambil judul “Pengaruh Kemasan Sunsilk Terhadap Minat Pembelian Ulang Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Methodist Indonesia”.

Tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Fakultas Ekonomi Departemen Manajeman Universitas Sumatera Utara.

Selama penyelesaian skripsi ini, penulis memperoleh banyak masukan, motivasi, perhatian, dan doa dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, MEc, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Prof. DR. Ritha F. Dalimunthe, SE, MSi, selaku Ketua Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dra. Nisrul Irawati, MBA, selaku Sekretaris Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Dra. Ramona R.I. Hasibuan, MP, selaku Dosen Pembimbing. Terima kasih atas kesabaran dan perhatian ibu yang selalu ada didalam menyertai dan membantu penulis selama penyusunan skripsi ini.


(3)

5. Ibu Dra. Komariah Pandia, Msi, selaku Dosen Penguji I. Terima kasih atas saran, kritik dan bimbingan serta arahan yang telah Ibu berikan sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini.

6. Ibu Dr. Arlina Nurbaity Lubis, SE, MBA, selaku Dosen Penguji II. Terima kasih atas saran, kritik dan bimbingan serta arahan yang telah Ibu berikan sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini.

7. Ibu DR. Isfenti Sadalia, SE, MEc, selaku Dosen Wali yang telah memberikan arahan dan dukungan kepada penulis untuk tetap berusaha melakukan yang terbaik.

8. Seluruh Dosen dan staf pegawai Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, khususnya pegawai Departemen Manajemen: Bang Jumadi, Kak Dhani, Kak Susi, dan Kak Vina yang telah banyak membantu penulis.

9. Bapak Drs. D. Sihombing, Ak selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Methodist Indonesia.

10. Bapak J. Sormin dan mama P. E br Hutapea yang penulis kasihi. Terima kasih buat perhatian, pengertian, doa yang tiada henti serta dana bagi penulis dalam penyusunan skripsi ini sampai selesai.

11. Kakak-kakakku Tiur Asnija Sormin S.Pd, Ester Eirene Sormin, Amd, Grace Juliana Sormin, Amd, Jumpa Anita Sianturi, atas doa, perhatian dan waktu yang telah disediakan bagi penulis setiap saat.

12. Kelompok Christy (Kak Meyga, Anne, Eka, dan Marya) atas perhatian dan dukungan yang telah diberikan pada penulis.


(4)

13. Teman-temanku Laoura, Lusi, Cien, Rike, Minar, Prettina, Tkonk, Novalina, Maria, Lamtiar, Surya, Andre, yang telah menyediakan waktu, masukan serta perhatian yang tulus pada penulis dalam penyelesaian skripsi.

14. Teman-teman Pemuda/i ku Kak Floren, Kak Pita, Lady, Mirna, Evi yang telah menyediakan waktu untuk selalu memberikan semangat serta perhatian pada penulis dalam penyelesaian skripsi

15. Buat pihak-pihak lain yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu, yang telah membantu penulis baik moril maupun materil.

Penulis berharap agar skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang berkenan untuk membacanya dan menyadari skripsi ini masih memiliki keterbatasan, penulis dengan kerendahan hati menerima saran dan masukan yang membangun untuk perbaikan dimasa depan.

Medan, Agustus 2008 Penulis


(5)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAKSI ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Perumusan Masalah ... 5

C. Kerangka Konseptual ... 5

D. Hipotesis ... 8

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 8

1. Tujuan Penelitian ... 8

2. Manfaat Penelitian ... 8

F. Metode Penelitian ... 9

1. Batasan Operasional ... 9

2. Defenisi Operasional ... 9

3. Skala Pengukuran Variabel ... 12

4. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 12

5. Populasi dan Sampel ... 12

6. Jenis dan Sumber Data ... 14

7. Teknik Pengumpulan Data ... 14


(6)

BAB II URAIAN TEORETIS ... 19

A. Penelitian Terdahulu ... 19

B. Pengertian Pemasaran ... 20

C. Produk ... 20

D. Kemasan ... 21

E. Fungsi Pengemasan ... 21

F. Konsep Pengemasan ... 23

G. Strategi Kemasan ... 23

H. Struktur Kemasan ... 25

I. Kemasan Produk Dalam Pemasaran ... 26

J. Model Pengambilan Keputusan Pembelian ... 27

K. Minat Pembelian Ulang ... 30

BAB III GAMBARAN PERUSAHAAN ... 32

A. Sejarah Perusahaan PT Unilever Indonesia, Tbk ... 32

B. Bidang Usaha PT Unilever Indonesia, Tbk ... 33

C. Sunsilk Sebagai Salah Satu Produk Unilever ... 33

D. Deretan Produk Sunsilk ... 35

E. Shampo Sunsilk Sebagai Salah Satu Deretan Produk Sunsilk ... 35

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... 37

A. Analisis Data ... 37

1. Karakteristik Responden ... 37

2. Analisis Deskriptif ... 38


(7)

B. Analisis Regresi Linier Berganda ... 49

1. Determinan ... 49

2. Uji F ( Uji Secara Serentak) ... 50

3. Rumus Persamaan Regresi Linier Berganda ... 51

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 55

A. Kesimpulan ... 55

B. Saran ... 56

DAFTAR PUSTAKA. ... 57 LAMPIRAN


(8)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Top Brand Shampo ... 3

Tabel 1.2 Packaging Consumer Branding Award 2005 ... 4

Tabel 1.3 Jumlah Mahasiswa FE UMI ... 5

Tabel 1.4 Operasionalisasi Variabel ... 11

Tabel 1.5 Instrumen Skala Likert ... 12

Tabel 1.6 Jumlah Populasi Mahasiswa Jurusan Manajemen ... 13

Tabel 1.7 Jumlah Sampel Mahasiswa Jurusan Manajemen ... 13

Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Tahun Masuk ... 37

Tabel 4.2 Pendapat Responden Terhadap Variabel Warna ... 38

Tabel 4.3 Pendapat Responden Terhadap Variabel Desain ... 39

Tabel 4.4 Pendapat Responden Terhadap Variabel Bentuk ... 40

Tabel 4.5 Pendapat Responden Terhadap Variabel Ukuran ... 41

Tabel 4.6 Pendapat Responden Terhadap Variabel Material Fisik ... 42

Tabel 4.7 Pendapat Responden Terhadap Variabel Informasi dalam Label ... 43

Tabel 4.8 Pendapat Responden Terhadap Variabel Minat Pembelian Ulang ... 44

Tabel 4.9 Uji Validitas 1 ... 46

Tabel 4.10Uji Validitas 2 ... 47

Tabel 4.11Uji Reliabilitas ... 48

Tabel 4.12Determinan ... 49

Tabel 4.13Uji F ... 51

Tabel 4.14Coefficienta ... 51


(9)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 1.1 : Kerangka Konseptual ... 8 Gambar 2.1 : Model Keputusan Pembelian ... 30


(10)

ABSTRAKSI

Hanna Sormin (2008), Pengaruh Kemasan Sunsilk Terhadap Minat

Pembelian Ulang Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas

Methodist Indonesia. (Dibimbing oleh Ibu Dra. Ramona R.I. Hasibuan, MP. Ibu Prof. DR. Ritha F. Dalimunthe, SE, Msi selaku Ketua Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Penguji Ibu Dra. Komariah Pandia, Msi dan Ibu Dr. Arlina Nurbaity Lubis, SE, MBA).

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh dari kemasan Sunsilk terhadap minat pembelian ulang pada mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Methodist Indonesia. Hipotesis dari penelitian ini adalah terdapat pengaruh yang siginifikan antara kemasan Sunsilk yang terdiri dari warna, desain, bentuk, ukuran, material fisik, dan informasi dalam label terhadap minat pembelian ulang pada mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Methodist Indonesia.

Metode penelitian yang digunakan adalah analisis deskriptif dan analisis regresi linear berganda. Hasil analisis data dengan analisis regresi linier berganda menunjukkan bahwa variabel warna, desain, bentuk, ukuran, material fisik, informasi dalam label secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat pembelian ulang pada mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Methodist Indonesia dengan Fhitung diperoleh 6,867 lebih besar dari nilai Ftabel (2,68).

Hasil perhitungan koefisien determinasi (R2

) diperoleh 0,439 atau sama dengan 43,9%. Koefisien determinasi menunjukkan bahwa pengaruh kemasan Sunsilk terhadap minat pembelian ulang pada mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Metodist Indonesia adalah sebesar 43,9% dan sisanya 56,1% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti oleh penulis.

Kata kunci: Kemasan (Warna, Desain, Bentuk, Ukuran, Material Fisik, Informasi dalam Label), Minat Pembelian Ulang.


(11)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Pertumbuhan pasar dan berbagai ritel swalayan menunjukkan semakin banyaknya produk-produk baru yang ada. Persaingan yang semakin ketat ini mendorong produsen untuk lebih berfikir keras dalam menciptakan suatu produk yang lebih unik dan berbeda dalam upaya menarik minat pembelian konsumen dan mempertahankan konsumennya. Salah satu strategi yang dapat dilakukan produsen selain melalui merek adalah desain kemasan yang unik dan menarik.

Fungsi kemasan secara primer adalah melindungi dan membungkus produk. Namun seiring dengan perkembangan, produsen mulai menyadari bahwa kemasan memilki fungsi lain lebih dari sekedar membungkus dan melindungi produk. Kemasan mempunyai posisi yang sangat penting, selain terkait dengan produk yang dikemas, sekaligus juga merupakan penampilan pertama dari citra pemasaran suatu produk.

Kemasan merupakan cara terbaik mengkomunikasikan kepada konsumen alasan paling menarik dan meyakinkan agar konsumen membeli produk (Schulz, 2003:100). Informasi atau pesan yang disampaikan lewat kemasan haruslah jelas dan singkat serta menggiurkan untuk meraih perhatian konsumen dan pembelian konsumen. Dengan kata lain, kemasan dapat dijadikan sebagai alat promosi perusahaan dalam memasarkan produknya.

Kesan (image) produk juga dapat terbentuk lewat kemasan. Produk yang memiliki image sebagai produk yang kokoh, awet, mewah atau tahan lama akan


(12)

mendorong konsumen untuk memilih produk tersebut karena sesuai dengan syarat yang diinginkannya.

Menurut Shimp (2000:308), suatu kemasan mengkomunikasikan makna tentang merek melalui beragam simbolik yaitu warna, desain, bentuk, ukuran, material fisik dan informasi dalam label. Kemasan sangat penting sebagai alat untuk mengkomunikasikan produk atau brand dan dapat membuat konsumen tertarik ketika berada di tempat belanja karena kebanyakan konsumen membeli suatu produk lebih tertarik pada warna dan bentuk kemasan. Membuat suatu produk atau brand dilirik hanyalah tujuan awal dari kemasan. Tujuan akhirnya adalah membuat konsumen membeli dan membeli kembali (Marketing Mix edisi November 2005). Pembelian kembali (ulang) merupakan pembelian yang terjadi setelah konsumen mempunyai pengalaman dengan produk sebagai indikasi adanya kepercayaan atau kepuasan atas produk tersebut (Suwandi 2007: 3).

Hal inilah yang ingin dilakukan Sunsilk dalam mengkomunikasikan produk yang ditawarkan melalui kemasannya. Shampo Sunsilk merupakan salah satu produk perawatan rambut yang mempunyai kemasan dengan bentuk yang unik serta warna yang menarik. Bentuknya yang ramping mendeskripsikan kefemininan wanita. Produk ini memiliki beragam varian, berwarna warni dengan ikon perempuan cantik yang memperlihatkan keindahan mahkotanya. Tujuan dari pemberian warna yang berbeda pada setiap kemasan Shampo Sunsilk adalah untuk memberikan diferensiasi dari masing-masing varian. Dengan warna berbeda, konsumen bisa merasakan manfaat yang berbeda dari setiap varian.

Sunsilk merupakan sebuah brand yang mengerti perempuan, khususnya untuk kebutuhan rambutnya. Sunsilk selalu berusaha memahami setiap perempuan


(13)

yang ingin merasakan kebahagiaan. Oleh karena itu, pada setiap kemasan Sunsilk terdapat gambar perempuan dalam kesehariannya. Semua upaya yang dilakukan Unilever untuk membangun kepercayaan konsumen Sunsilk tidaklah sia-sia. Hasilnya, Sunsilk selalu berhasil meraih top brand award selama delapan tahun berturut-turut (2000-2007) dan top brand award 2008 untuk kategori Shampo. Hal ini terlihat pada Tabel 1.1 berikut ini:

Tabel 1.1

TOP BRAND SHAMPO

Merek TBI (Top Brand Index)

2000-2007

TBI (Top Brand Index) 2008

Sunsilk 28,44% 25,4%

Clear 23,55% 25,3%

Pantene 14,89% 15,4%

Lifebuoy 11,31% 12,3%

Rejoice 6,78% 7,4%

Sumber: Majalah Marketing edisi Februari 2007 dan edisi Khusus 2008 Pada Tabel 1.1 dapat diketahui bahwa selama delapan tahun berturut-turut (2000-2007), Sunsilk berhasil meraih top brand index tertinggi diantara merek shampo lainnya yaitu sebesar 28,44%. Namun pada top brand 2008 , top brand

index Sunsilk mengalami penurunan sebesar 3,04%, Meskipun TBI Sunsilk

mengalami penurunan, Sunsilk masih tetap berada diperingkat yang pertama. Pada ajang Packaging Consumer Branding Award 2005, kemasan Sunsilk berhasil mencapai level outstanding brand untuk kategori shampo berdasarkan penilaian terhadap branding, design, technical printing dan merchandising (Tabel 1.2).


(14)

Tabel 1.2

PACKAGING CONSUMER BRANDING AWARD 2005 R Brand B D P M Brand Score

1 Sunsilk 0.838 0.812 0.897 0.908 4,241 2 Clear 0.827 0.703 0.891 0.923 4,038 3 Pantene 0.818 0.704 0.887 0.631 3,801 4 Head&shoulder 0.791 0.692 0.885 0.603 3,711 5 Lifebuoy 0.774 0.689 0.888 0.604 3,679 R = Rank, B = Branding, D = Design, P = Technical Printing, M = Merchandising Sumber: Marketing Mix edisi November 2005

Tabel 1.2 menunjukkan bahwa Sunsilk mencapai peringkat pertama dengan skor untuk branding sebesar 0.838, design sebesar 0.812, printing sebesar 0.897 dan merchandising sebesar 0.908, lebih tinggi dibandingkan produk lainnya.

Supaya selalu tampak segar dan mengikuti perkembangan zaman, diawal tahun 2008 Sunsilk melakukan inovasi dan pengembangan atas kemasannya. Penggantian kemasan ini dilakukan untuk membuat merek Sunsilk terlihat senantiasa up to date dan lebih mendekatkan lagi dengan target marketnya yaitu perempuan.

Sunsilk mengerti bahwa rambut tidak hanya simbol bagi perempuan dalam mengekspresikan identitas dirinya, namun juga mempunyai sebuah kekuatan emosional yang ada dalam diri setiap perempuan untuk menjalani hidupnya. Rambut dapat mengubah penampilan yang dapat menimbulkan rasa bahagia, percaya diri dan yakin dalam menjalani hidup dan meraih cita-citanya. Adanya tanda seru di kemasan terbaru Sunsilk mengkomunikasikan bahwa semangat hidup tak bisa menunggu, sesuai dengan semangat hidup wanita di usia 20-an tahun.

Penulis memilih Fakultas Ekonomi Universitas Methodist Indonesia sebagai objek penelitian karena sebagian besar target market Sunsilk adalah


(15)

perempuan dan bila dilihat dari persentase jumlah keseluruhan mahasiswa, 60% diantaranya adalah mahasiswa perempuan, lebih besar dibandingkan dengan laki-laki. Hal ini terlihat pada Tabel 1.3 berikut ini:

Tabel 1.3

JUMLAH MAHASISWA FE UMI Angkatan Perempuan Laki-laki

2004 135 89

2005 180 120

2006 193 128

2007 222 148

Total 730 485

Sumber: Tata Usaha UMI, 2008, diolah

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan sebelumnya maka penulis mengambil judul “Pengaruh Kemasan Sunsilk Terhadap Minat Pembelian Ulang Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Methodist Indonesia”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan sebelumnya, maka penulis mengambil pokok masalah yang dapat dirumuskan sebagai berikut: “Apakah kemasan Sunsilk mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap minat pembelian ulang pada mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Methodist Indonesia?”

C. Kerangka Konseptual

Konsumen melakukan pembelian karena mereka mencari manfaat yang disediakan suatu produk. Sehingga, tempat terbaik untuk menyampaikan manfaat produk tersebut adalah dibagian depan kemasan.


(16)

Kemasan adalah mencakup semua kegiatan merancang dan memproduksi wadah atas pembungkus untuk satu produk (Kotler, 2001: 593). Menurut Tjiptono ( 2002 : 104 ) pengemasan ( packaging ) merupakan proses yang berkaitan dengan perancangan dan pembuatan wadah ( container ) atau pembungkus ( wrapper ) untuk suatu produk.

Kemasan adalah cara terbaik untuk mengkomunikasikan kepada konsumen alasan yang paling menarik dan meyakinkan agar konsumen membeli produk (Schulz, 2003:100). Informasi atau pesan yang disampaikan lewat kemasan haruslah jelas dan singkat serta menggiurkan untuk meraih perhatian konsumen dan pembelian konsumen.

Konsumen dalam membeli tidak hanya didasarkan pada ciri-ciri suatu produk tetapi juga dipengaruhi oleh faktor-faktor lain seperti harga, citra toko, nama merek, identitas merek dan juga kemasan yang dapat dijadikan sebagai faktor pertimbangan. Bentuk dan warna merupakan bagian dari kemasan yang dapat mempengaruhi perilaku konsumen. Informasi label kemasan memberikan tambahan untuk dipertimbangkan oleh konsumen.

Menurut Shimp (2000:308), suatu kemasan mengkomunikasikan makna tentang merek melalui beragam simbolik yaitu:

1. Warna

Warna memiliki kemampuan mengkomunikasikan pada para pembeli tentang suatu produk. Warna berperan dalam mempengaruhi panca indera dan emosional seseorang.


(17)

2. Desain

Desain memberi informasi dan membawa makna pada konsumen tentang apa yang tersirat dalam kemasan.

3. Bentuk

Bentuk yang unik dan memudahkan identifikasi konsumen terhadap suatu produk yang nantinya akan memperkuat identifikasi merek tersebut.

4. Ukuran

Ukuran ditujukan untuk memuaskan kebutuhan konsumen dari beragam segmen pasar, untuk mewakili suatu pemanfaatan yang berbeda dan juga untuk memperoleh ruang pajang di gerai-gerai eceran.

5. Material fisik

Mareial fisik atau bahan dapat membangkitkan emosi konsumen, khususnya emoi bawah sadar. Berbagai kemasan dikonstruksi dari bahan yang dapat menimbulkan perasaan tertentu dibenak konsumen.

6. Informasi dalam label

Informasi merujuk pada kata-kata kunci pada kemasan, informasi pada panel/ permukaan dibagian belakang, bahan-bahan, peringatan, gambar-gambar serta ilustrasi.

Menurut Schiffman dan Kanuk dalam Suwandi (2007: 3) terdapat dua jenis pembelian yaitu pembelian coba-coba dan pembelian ulang. Pembelian coba-coba merupakan awal dari konsumen melakukan hubungan dengan produk maupun organisasi sedangkan pembelian ulang menunjukkan pembelian yang terjadi setelah konsumen mempunyai pengalaman dengan produk maupun organisasi sebagai indikasi adanya kepercayaan atau kepuasan.


(18)

Berdasarkan beberapa teori pendukung, maka dapat digambarkan kerangka konseptual sebagai berikut:

Sumber: Shimp (2000) dan Suwandi(2007),diolah Gambar 1.1 : Kerangka Konseptual

D. Hipotesis

Berdasarkan perumusan masalah yang telah ditetapkan, maka penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut:

Terdapat pengaruh yang siginifikan antara kemasan Sunsilk yang terdiri dari warna, desain, bentuk, ukuran, material fisik, dan informasi dalam label terhadap minat pembelian ulang pada mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Methodist Indonesia.

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh kemasan Sunsilk terhadap minat pembelian ulang pada mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Methodist Indonesia.

2. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah: Kemasan (X)

1. Warna (X1) 2. Desain (X2)

3. Bentuk (X3) 4. Ukuran (X4) 5. Material Fisik (X5)

6. Informasi dalam Label (X6)


(19)

a. Bagi penulis

Penelitian ini merupakan suatu kesempatan bagi penulis untuk menerapkan teori-teori yang diperoleh selama dibangku perkuliahan serta memperluas wawasan penulis mengenai kemasan dan kaitannya dengan minat pembelian ulang.

b. Bagi peneliti selanjutnya

Penelitian ini dapat menjadi bahan referensi atau masukan bagi penulis lain dalam melakukan penelitian dengan objek maupun masalah yang sama dan mengembangkan penelitian di masa yang akan datang.

F. Metode Penelitian

1. Batasan Operasional

Batasan operasional dalam penelitian ini adalah:

1. Variabel yang diteliti adalah variabel bebas yaitu warna, desain, bentuk, ukuran, material fisik, informasi dalam label dan variabel terikat yaitu minat pembelian ulang.

2. Produk yang diteliti adalah kemasan Shampo Sunsilk dan objek penelitiannya yaitu mahasiswi Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen Universitas Methodist Indonesia.

2. Definisi Operasional

Defenisi operasional variabel akan menuntun peneliti untuk memenuhi unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana caranya mengukur suatu variabel.


(20)

a. Variabel kemasan sebagai variabel bebas, diukur dengan menggunakan enam elemen, yaitu:

1. Warna

Warna memiliki kemampuan mengkomunikasikan pada para pembeli tentang suatu produk. Warna berperan dalam mempengaruhi panca indera dan emosional seseorang.

2. Desain

Desain memberi informasi dan membawa makna pada konsumen tentang apa yang tersirat dalam kemasan.

3. Bentuk

Bentuk yang unik dan memudahkan identifikasi konsumen terhadap suatu produk yang nantinya akan memperkuat identifikasi merek tersebut.

4. Ukuran

Ukuran ditujukan untuk memuaskan kebutuhan konsumen dari beragam segmen pasar, untuk mewakili suatu pemanfaatan yang berbeda dan juga untuk memperoleh ruang pajang di gerai-gerai eceran.

5. Material fisik

Material fisik atau bahan dapat membangkitkan emosi konsumen, khususnya emosi bawah sadar. Berbagai kemasan dikonstruksi dari bahan yang dapat menimbulkan perasaan tertentu dibenak konsumen.


(21)

6. Informasi dalam label

Informasi merujuk pada kata-kata kunci pada kemasan, informasi pada panel/ permukaan dibagian belakang, bahan-bahan, peringatan, gambar-gambar serta ilustrasi.

b. Minat pembelian ulang (Y) sebagai variabel terikat.

Minat pembelian ulang didefinisikan sebagai respon terhadap objek dan minat pembelian ulang menunjukkan keinginan untuk melakukan pembelian untuk waktu yang akan datang.

Tabel 1.4

OPERASIONALISASI VARIABEL

Variabel Indikator Skala

Warna 1. Menarik

2. Kombinasi warna variatif 3. Identitas merek

Likert

Desain 4. Mencerminkan kualitas produk baik 5. Bagus

6. Menarik

7. Mencerminkan sosok perempuan yang percaya diri

Likert

Bentuk 8. Unik

9. Tidak sulit untuk dikenali

10.Mencerminkan sosok perempuan yang percaya diri

Likert

Ukuran 11.Praktis

12.Mudah untuk dibawa 13.Ukuran variatif

Likert

Material Fisik

14.Kuat

15.Tidak mudah bocor 16.Ringan

17.Mencerminkan kualitas produk baik

Likert

Informasi dalam label

18.Mudah dibaca

19.Dapat menyampaikan pesan

Likert

Minat Pembelian Ulang

20.Warna yang menarik 21.Desain bagus

22.Bentuk yang unik 23.Ukuran yang praktis 24.Material fisik yang ringan

25.Informasi dapat dibaca dengan jelas

Likert


(22)

3. Skala Pengukuran Variabel

Adapun skala pengukuran variabel dalam penelitian ini menggunakan skala likert sebagai alat untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2006: 86).

Skala likert menggunakan lima tingkatan jawaban yang dapat dilihat pada Tabel 1.5 berikut ini:

Tabel 1.5

INSTRUMEN SKALA LIKERT

No Pertanyaan Skor

1 Sangat Setuju (SS) 5

2 Setuju (S) 4

3 Ragu-ragu (RG) 3

4 Tidak Setuju (TS) 2 5 Sangat Tidak Setuju (STS) 1

4. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada mahasiswa S-1 Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen Universitas Methodist Indonesia yang berlokasi di Jalan Hang Tuah No. 8 Medan. Waktu penelitian dimulai dari bulan Februari sampai Juni 2008.

5. Populasi dan Sampel

a) Populasi

Menurut Sugiyono (2006: 72) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas subjek atau objek yang mempunyai kualitas tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulan.


(23)

Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswi S-1 Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen Universitas Methodist Indonesia angkatan 2004-2007.

Data populasi dapat dilihat pada Tabel 1.6 Tabel 1.6

JUMLAH POPULASI MAHASISWA JURUSAN MANAJEMEN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA

Angkatan Jumlah mahasiswa Perempuan

2004 45

2005 60

2006 59

2007 66

Total Populasi 230 Sumber: Tata Usaha UMI, 2008, diolah b) Sampel

Sampel yang diambil adalah 20% dari populasi yaitu 46 mahasiswi. Menurut Gay dalam Umar (2000: 79), jumlah ini sudah dianggap representatif dan sudah mewakili populasi.

Data jumlah sampel adalah sebagai berikut: Tabel 1.7

JUMLAH SAMPEL MAHASISWA JURUSAN MANAJEMEN Angkatan Jumlah mahasiswa

Perempuan

2004 9

2005 12

2006 12

2007 13

Total Populasi 46

Sumber: Tata Usaha UMI, 2008, diolah

Teknik penarikan sampel yang dipakai adalah metode purposive

sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan mempertimbangkan


(24)

membatasi sampel (Sugiyono, 2006: 78). Adapun kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu adalah mahasiswi yang telah melakukan pembelian Shampo Sunsilk minimal telah dua kali melakukan pembelian Shampo Sunsilk. Tujuan dari penetapan ini adalah dengan mempertimbangkan pengalaman mahasiswi yang dianggap mampu mengukur beberapa variabel.

6. Jenis dan Sumber Data

a. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari responden terpilih pada lokasi penelitian. Data primer diperoleh dengan memberikan daftar pertanyaan kepada responden mengenai kemasan Shampo Sunsilk dan minat pembelian ulang mereka serta pertanyaan deskriptif responden.

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui studi dokumentasi yang dapat menjadi referensi pendukung yaitu berupa buku, majalah, internet.

7. Teknik Pengumpulan Data

a. Wawancara

Yaitu dengan melakukan wawancara langsung (komunikasi langsung) dengan responen yaitu mahasiswi Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen Universiats Methodist Indonesia.


(25)

b. Kuisioner (daftar pertanyaan)

Yaitu satu set pertanyaan yang tersusun secara sistematis dan standar yang diberikan kepada sampel penelitian tentang pengaruh kemasan terhadap minat pembelian ulang.

c. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi yaitu mengumpulkan data melalui buku, internet, dan majalah yang dapat menjadi referensi pendukung.

8. Metode Analisis Data

Metode yang digunakan adalah sebagai berikut: a. Uji Validitas dan Reabilitas

Uji validitas digunakan penulis untuk mengukur data yang telah didapat setelah penelitian dimana merupakan data valid dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur. Pengujian validitas instrument digunakan dengan menggunakan program SPSS 13.0 for

windows, dengan kriteria sebagai berikut:

1. Jika rhitung>rtabel, maka pernyataan tersebut dinyatakan valid. 2. Jika rhitung <rtabel, maka pernyataan tersebut dinyatakan tidak valid. Reliabilitas merupakan tingkat keandalan suatu instrument penelitian. Instrumen yang reliabel adalah instrument yang apabila digunakan berulang kali untuk mengukur objek yang sama (Sugiyono, 2006:110). Pengujian dilakukan dengan program SPSS 13.0 for windows. Butir pertanyaan yang dusah dinyatakan valid dalam uji validitas akan ditentukan dengan kriteria sebagai berikut:


(26)

e

X

b

X

b

X

b

X

b

X

b

X

b

a

Y

=

+

1 1

+

2 2

+

3 3

+

4 4

+

5 5

+

6 6

+

1. Jika ralpha positif atau>rtabel , maka pernyataan reliabel. 2. Jika ralpha negatif atau<rtabel, maka pernyataan tidak reliabel. b. Metode Analisis Deskriptif

Metode analisis deskriptif yaitu suatu metode analisis yang digunakan dengan cara mengumpulkan, mengolah, mengklasifikasikan, dan meginterpretasikan data sehingga diperoleh gambaran yang jelas mengenai masalah yang diteliti.

c. Metode Analisis Regresi Linier Berganda

Metode Analisis Regresi Linier Berganda digunakan untuk melihat secara langsung pengaruh beberapa variabel bebas dimana rumusnya adalah sebagai berikut:

keterangan:

Y = minat pembelian ulang konstanta a= enam sampai pertama regresi koefisien b b16=

Warna X1 =

Desain

X2 =

Bentuk X3 =

Ukuran X4 =

Fisik Material X5=

Label dalam Informasi X6=

epshilon


(27)

1. Uji F (uji secara serentak)

Dilakukan untuk menguji apakah setiap variabel bebas (X1,X2,X3,X4,X5,X6) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat (Y) secara serentak.

Kriteria pengujian sebagai berikut: 0 b , b , b , b , b , b :

Ho 1 2 3 4 5 6= artinya secara bersama-sama tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas (X1,X2,X3,X4,X5,X6) yaitu berupa variabel warna, desain, bentuk, ukuran, material fisik, informasi dalam label terhadap variabel terikat (Y) sebagai minat pembelian ulang.

0 b , b , b , b , b , b :

H1 1 2 3 4 5 6≠ artinya secara bersamaan terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas (X1,X2,X3,X4,X5,X6) yaitu warna, desain, bentuk, ukuran, material fisik, informasi dalam label terhadap variabel terikat (Y) sebagai minat pembelian ulang.

Dengan kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut: %

5 :

0 diterima jika F <F padaα =

H hitung tabel

% 5 :

1 diterima jika F >F padaα =

H hitumg tabel

2. Determinan ( 2

R )

Koefisien determinasi (R ) pada intinya untuk mengukur proporsi 2

atau persentase sumbangan variabel bebas yaitu variabel warna (X1), desain (X2), bentuk (X3), ukuran (X4), material fisik (X5), informasi dalam label (X ) terhadap variasi naik turunnya variabel


(28)

terikat atau minat pembelian ulang (Y) secara bersama-sama, dimana:

1 0≤R2≤

Jika R semakin besar (mendekati satu), maka dapat dikatakan 2

bahwa pengaruh variabel bebas (X1,X2,X3,X4,X5,X6) yang terdiri atas warna, desain, bentuk, ukuran, material fisik, informasi dalam label terhadap minat pembelian ulang sebagai variabel terikat (Y) adalah besar.

Hal ini berarti model yang digunakan semakin kuat untuk menerangkan pengaruh variabel bebas (X1,X2,X3,X4,X5,X6)

terhadap minat pembelian ulang (Y).

Sebaliknya jika R semakin mengecil (mendekati nol), maka dapat 2

dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas (X1,X2,X3,X4,X5,X6) yang terdiri atas warna, desain, bentuk, ukuran, material fisik, informasi dalam label terhadap minat pembelian ulang sebagai variabel terikat (Y) semakin kecil.

Hal ini berarti model yang digunakan tidak kuat untuk menerangkan pengaruh variabel bebas yang diteliti terhadap variabel terikat.


(29)

BAB II

URAIAN TEORETIS

A. Penelitian Terdahulu

Penelitian yang berkaitan dengan kemasan telah dilakukan oleh Manaf (2005) dengan judul “Pengaruh Kemasan terhadap Proses Keputusan Pembelian Konsumen Extra Joss pada PT.Bintang Toedjoe (Studi Kasus Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia Bandung, Angkatan 2001-2004)”. Berdasarkan hasil penelitian ini variabel kemasan yang diukur berdasarkan ukuran, label, bentuk, bahan, warna, gambar, dan merek dagang berpengaruh positif dan signifikan terhadap proses keputusan pembelian konsumen extra joss pada PT.Bintang Toedjoe dengan koefisien determinasi sebesar 22,56%.

Penelitian sejenis ini juga telah dilakukan oleh Mandasari (2004) dengan judul “Pengaruh Kemasan Cup Produk Susu KPBS terhadap Proses Keputusan Pembelian di Wilayah Pangalengan (Studi Kasus Pada Konsumen Produk Susu KPBS Kemasan Cup di Wilayah Pangalengan)”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara kemasan cup produk susu KPBS melalui dengan proses keputusan pembelian di wilayah pangalengan.

Sitompul (2006) juga melakukan penelitian serupa dengan judul “ Pengaruh Kemasan Terhadap Keputusan Pembelian Minuman Fanta pada siswa SMU St. Thomas I Medan “. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa ada pengaruh kemasan terhadap keputusan pembelian fanta pada siswa St. Thomas I Medan.


(30)

B. Pengertian Pemasaran

Definisi pemasaran menurut Kotler (2005:10) adalah proses sosial yang dengan proses itu individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk dan jasa yang bernilai dengan pihak lain.

Definisi tersebut menunjukkan bahwa pemasaran merupakan kegiatan komplek yang terjadi akibat pemindahan atau penyaluran barang-barang dan jasa dari produsen kepada konsumen dan mencakup kegiatan sebelum dan sesudah kegiatan penyaluran barng dan jasa.

C. Produk

Menurut Kotler dan Susanto (2001:593), produk adalah apa saja yang dapat ditawarkan ke pasar untuk diperhatikan, diperoleh, digunakan atau dikonsumsi yang dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan.

Klasifikasi produk ekonomi menurut Lamb et.al (2001:414) adalah: 1. Convinience Products (Produk kemudahan)

Convinience products adalah jenis yang relatif murah dan menggunakan

sedikit upaya untuk berbelanja sehingga konsumen tidak perlu bersusah payah berbelanja untuk jenis seperti itu.

2. Specialty Products (Produk khusus)

Specialty products adalah suatu barang yang dicari konsumen secara intensif


(31)

3. Shopping Products (Produk belanja)

Shopping products adalah produk yang memerlukan perbandingan berbelanja,

karena biasanya lebih mahal dibandingkan produk kemudahan dan ditemukan pada lebih sedikit toko.

4. Unsought Products (Produk yang tidak dicari)

Unsought products adalah suatu produk yang tidak dikenal oleh calon pembeli

atau produk yang tidak dikenal tetapi pembeli tidak aktif mencarinya.

D. Kemasan

Menurut Kotler dan Susanto (2001: 593), pengemasan merupakan aktivitas merancang dan memproduksi kotak atau pembungkus produk. Kotak atau pembungkus ini disebut kemasan.

Menurut Sastradipoera (2003:127) kemasan adalah:

1. Sebuah barang atau seperangkat produk yang dibungkus atau ditutup seragam untuk dijual di pasar.

2. Setiap jenis pembungkus atau wadah yang terbuat dari bahan-bahan tertentu yang menutup sesuatu

3. Paket yang berukuran kecil atau sedang yang terbuat dari kardus atau bahan-bahan lainnya.

E. Fungsi Pengemasan

Secara tradisional, fungsi primer kemasan adalah untuk memuat dan melindungi produk. Namun beberapa waktu terakhir ini banyak faktor-faktor yang membuat pengemasan menjadi alat pemasaran yang penting. Pengemasan yang


(32)

inovatif dapat memberikan keunggulan kepada sebuah perusahaan terhadap para pesaingnya. Menurut Shimp (2003: 307), selain sebagai pelindung dan pembungkus produk, kemasan juga berguna untuk:

1. Menggambarkan perhatian pada sebuah merek

2. Memisahkan merek dari kumpulan produk yang kompetitif pada poin pembelian

3. Menyesuaikan harga/nilai bagi konsumen

4. Menandakan/mengartikan berbagai fitur dan keuntungan merek 5. Memotivasi pilihan merek

Fungsi pengemasan menurut Sastradipoera (2003: 128)yaitu: 1. Pengemasan sebagai alat untuk melindungi produk.

Kemasan yang dirancang dengan tepat akan melindungi produk dari gesekan, benturan, bantingan, perubahan cuaca, api, air, bahan kimia yang dapat merusak, dan bahan-bahan lain yang akan mengurangi mutu, jumlah dan penampilan.

2. Pengemasan sebagai sarana yang memberikan kemudahan penggunaan. Fungsi kemasan lainnya adalah fungsi yang dapat memberikan kemudahan bagi penggunaan produk oleh para pelanggan atau konsumen. Oleh sebab itu kemasan harus mudah dibuka dan ditutup tanpa kerusakan yang berarti. 3. Pengemasan sebagai sarana penjualan.

Kemasan dapat menjadi pembantu yang bermanfaat ketika pedagang menjual produk dan sekaligus memberikan kemudahan dalam penggunaannya merupakan alat penjualan yang pasti. Terkadang konsumen membeli suatu produk bukan untuk memperoleh produk yang dibungkusnya,


(33)

namun justru kemasannya. Hal ini mungkin disebabkan karena kemasan tersebut berguna untuk keperluan lain, menarik untuk dipajang dan alasan lainnya. Kemasan yang baik merupakan alat untuk melakukan promosi.

F. Konsep Pengemasan

Konsep pengemasan menurut Kotler dan Susanto (2001:594) mendefinikan apa bentuk atau fungsi dasar kemasan bagi suatu produk. Apakah fungsi utamanya untuk memberikan perlindungan yang baik pada produk, memperkenalkan metode penggunaan baru, menyatakan mutu tertentu atas produk atau perusahaan, atau hal lainnya. Keputusan juga harus dibuat untuk unsur-unsur pengemasan lainnya yaitu ukuran, bentuk, bahan, warna dan lambing merek. Keputusan harus dibuat atas panjang produknya, teks, cellophone, atau lapisan film lainnya, dll. Keputusan harus akurat atas peralatan anti bocor yang digunakan. Berbagai unsur pengemasan tersebut harus diselarakan. Ukuran berinterkasi dengan bahan, warna dan lainnya. Unsur pengemasan juga harus diselaraskan dengan keputusan penetapan harga, pengiklanan dan unsur pemasan lainnya.

G. Strategi Kemasan

Strategi pengemasan menurut Satradipoera (2003: 129) adalah strategi pengemasan yang meliputi rencana dan metode yang cermat untuk melindungi dan memberikan kemudahan penggunaan produk dan memberikan kemasan yang tepat pada produk tersebut bagi kepentingan penjualan.


(34)

Usaha untuk menentukan penampilan produk lebih baik memiliki beberapa strategi kemasan yang dapat menjadi bahan pertimbangan bagi perusahaan, antara lain :

a. Mengubah kemasan

Menyadari kemasan yang ditampilkan tidak memiliki daya tarik yang begitu baik lagi dari konsumen, sehingga manajemen dihadapkan untuk mengambil tindakan mengubah kemasan dengan alasan:

1. menangkal menurunnya omset penjualan

2. memperluas pasar dengan menarik kelompok baru pada konsumen 3. memanfaatkan bahan kemasan baru

4. membantu program promosi menjadi daya utama dalam iklan b. Kemasan lini produk

Suatu perusahaan harus memutuskan apakah mengembangkan kemasan yang sama untuk beberapa produk atau kemasan yang berbeda untuk masing-masing produk

c. Kemasan yang dipakai ulang

Strategi dalam kebijakan kemasan adalah pemakaian ulang kemasan dari produk yang telah laku

d. Kemasan aneka ragam

Terdapat kecenderungan dari berbagai perusahaan yang mengarah kepada penggunaan kemasan yang beranekaa ragam. Hal ini disebabkan aneka ragam dapat meningkatakan penjualan.


(35)

H. Struktur Kemasan

Suatu kemasan mengkomunikasikan makna tentang merek melalui berbagai komponen simbolik yaitu warna, desain, bentuk, ukuran, material fisik, serta informasi dalam label. Berbagai komponen tersebut bersama-sama diupayakan untuk mewakili apa yang bertindak sebagai struktur kemasan (Shimp, 2003:307) yaitu:

1. Pemanfaatan warna dalam kemasan

Warna memiliki kemampuan untuk mengkomunikasikan banyak hal pada para pembeli perspektif termasuk kualitas, rasa serta kemampuan produk untuk merumuskan beragam kebutuhan psikologis. Strategi pemanfaatan warna dalam kemasan cukup efektif karena warna mempengaruhi orang secara emosional.

2. Desain

Desain merujuk pada pengorganisasian berbagai elemen dalam kemasan. Desain kemasan yang efektif adalah salah satu yang memungkinkan arus mata yang sehat dan menyediakan poin fokus bagi konsumen

3. Bentuk

Bentuk yang unik dan memudahkan identifikasi konsumen terhadap suatu produk yang nantinya akan memperkuat identifikasi merek tersebut.

4. Ukuran kemasan

Para produsen menawarkan wadah yang berbeda ukuran untuk memuaskan kenutuhan yang unik dari beragam segmen pasar, untuk mewakili situasi pemanfaatan yang berbeda, dan juga untuk memperoleh ruang pajang di gerai-gerai eceran (retail).


(36)

5. Material fisik dalam kemasan

Material-material kemasan dapat membangkitkan emosi konsumen, khususnya emosi bawah sadar. Berbagai kemasan dikonstruksi dari bahan yang dapat menimbulkan perasaan tertentu dibenak konsumen.

6. Informasi produk pada kemasan

Informasi merujuk pada kata-kata kunci pada kemasan, informasi pada panel/ permukaan dibagian belakang, bahan-bahan, peringatan, gambar-gambar serta ilustrasi.

I. Kemasan Produk dalam Pemasaran

Pengemasan menjadi alat pemasaran yang cukup potensial sekarang ini. Kemasan yang terancang dengan baik dapat memberikan kenyamanan bagi konsumen dan promosi bagi konsumen (Kotler & Susanto, 2001:593). Berbagai faktor berperan dalam meningkatkan penggunaan kemasan sebagai alat pemasaran, antara lain:

1. Swalayan

Produk yang dijual didalam swalayan jumlahnya sangat banyak, konsumen pasti melewati berbagai merek produk, jenis produk, dan lain sebagainya. Perankemasan disini harus menarik perhatian, menjelaskan tampilan produk, memberikan keyakinan pada konsumen dan menimbulkan kesan yang menyenangkan.


(37)

2. Kemampuan konsumen

Meningkatkan kemapuan konsumen berarti konsumen bersedia membayar lebih banyak untuk kenyamanan, penampilan, dan prestise dari kemasan yang lebih baik.

3. Citra pemasaran dan merek

Perusahaan mengakui kekuatan kemasan yang terancang dengan baik dapat menghasilkan pengakuan seketika atas perusahaan atau merek.

4. Kesempatan inovasi

Pengemasan yang inovatif dapat memberikan manfaat yang besar bagi konsumen dan laba bagi produsen.

J. Model Pengambilan Keputusan Pembelian

Schiffman dan Kanuk dalam Suwandi (2007:2) mengemukakan bahwa konsumen didalam proses pengambilan keputusannya melalui tiga komponen utama yaitu:

1. Input

Faktor-faktor dari luar yang terdiri dari bauran pemasaran dan faktor sosial. Bauran pemasaran untuk menjangkau, memberi informasi dan mendorong keputusan pembelian konsumen. Faktor sosial budaya meliputi keluarga, sumber informal, sumber non komersial, kelas sosial dan sub budaya memberikan pengaruh bagaimana konsumen melakukan evaluasi dalam menerima atau menolak produk maupun perusahaan.


(38)

2. Proses

Proses keputusan pembelian dipengaruhi unsur psikologis yang menentukan tipe pembelian yang mereka buat meliputi motivasi, persepsi, belajar, kepribadian dan sikap.

a. Adanya kebutuhan

Kesenjangan antara keadaan faktual dengan keadaan yang diinginkan konsumen. Kebutuhan ini dapat dirasakan baik melalui rangsangan dari luar maupun dari dalam diri konsumen seperti lapar dan haus.

b. Pencarian informasi sebelum pembelian

Informasi dibutuhkan sebagai alat pertimbangan dari berbagai alternatif yang ada. Informasi tersebut dikumpulkan dalam jumlah lebih dari satu yang dapat mempunyai kesamaan, melengkapi bahkan berbeda dalam keberadaannya. Persamaan informasi mendukung daya kepercayaan dimana perbedaan memberikan alasan untuk evaluasi kesesuaian dengan kebutuhan maupun keinginan konsumen.

c. Evaluasi alternatif

Perbandingan dari berbagai altenatif yang tersedia sehingga diperoleh pilihan terbaik.

3. Output

Perilaku setelah pengambilan keputusan yang terdiri dari perilaku pembelian dan evaluasi setelah pembelian.

a. Pembelian

Terdapat dua jenis pembelian yaitu pembelian coba-coba dan pembelian ulang. Pembelian coba-coba merupakan awal dari konsumen melakukan


(39)

hubungan dengan produk maupun organisasi sedangkan pembelian ulang menunjukkan pembelian yang terjadi setelah konsumen mempunyai pengalaman dengan produk maupun organisasi sebagai indikasi adanya kepercayaan atau kepuasan.

b. Evaluasi setelah pembelian

Penilaian terhadap pembelian yang telah dilakukan dari terpenuhinya kebutuhan, keinginan dan harapan. Penilaian ini menimbulkan rasa puas atau tidak puas konsumen yang memberikan pengalaman terhadap tindakan selanjutnya mereka terhadap produk maupun organisasi sebagai umpan balik berupa pengalaman pembelian.

Penjelasan yang telah dikemukakan diatas dapat digambarkan dalam Gambar 2.1 berikut ini:


(40)

INPUT

PENGARUH EKSTERNAL

PROSES PENGARUH INTERNAL

OUTPUT

Sumber: Schiffman dan Kanuk dalam Suwandi (2007: 2) Gambar 2.1 Model Keputusan Pembelian

K. Minat Pembelian Ulang

Pembelian yang dilakukan oleh konsumen, menurut Schiffman-Kanuk dalam Suwandi (2007:3) terdiri dari dua tipe, yaitu pembelian percobaan dan pembelian ulang. Jika konsumen membeli suatu produk dengan merek tertentu untuk pertama kalinya, maka disebut pembelian percobaan. Jadi, pembelian percobaan merupakan tahap penyelidikan dari perilaku pembelian dimana konsumen berusaha mengevaluasi produk dengan langsung mencoba. Jika suatu

Pengenalan kebutuhan Pencarian Informasi Evaluasi Alternatif 1. Motivasi 2. Persepsi 3. Kepribadian 4. Pembelajaran 5. Perilaku Pengalaman Pembelian 1. Percobaan

2. Pembelian Ulang

Perilaku Pasca pengambilan keputusan Usaha Pemasaran Perusahaan

1. Produk 2. Promosi 3. Harga

4. Saluran Distribusi

Lingkungan Sosialbudaya 1. Keluarga

2. Sumber Informal

3. Sumber nonkomersial lainnya 4. Kelas sosial


(41)

produk dibeli dengan percobaan ternyata memuaskan atau lebih memuaskan dari merek sebelumnya; maka konsumen berkeinginan untuk membeli ulang, tipe pembelian semacam ini disebut pembelian ulang


(42)

32

BAB III

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Sejarah Perusahaan PT Unilever Indonesia, Tbk

PT Unilever Indonesia Tbk (perusahaan) didirikan pada 5 Desember 1933 sebagai Zeepfabrieken N.V. Lever dengan akta No. 33 yang dibuat oleh Tn.A.H. van Ophuijsen, notaris di Batavia. Akta ini disetujui oleh Gubernur Jenderal van Nederlandsch-Indie dengan surat No. 14 pada tanggal 16 Desember 1933, terdaftar di Raad van Justitie di Batavia dengan No. 302 pada tanggal 22 Desember 1933 dan diumumkan dalam Javasche Courant pada tanggal 9 Januari 1934 Tambahan No. 3.

Dengan akta No. 171 yang dibuat oleh notaris Ny. Kartini Mulyadi tertanggal 22 Juli 1980, nama perusahaan diubah menjadi PT Unilever Indonesia. Dengan akta no. 92 yang dibuat oleh notaris Tn. Mudofir Hadi, S.H. tertanggal 30 Juni 1997, nama perusahaan diubah menjadi PT Unilever Indonesia Tbk. Akta ini disetujui oleh Menteri Kehakiman dengan keputusan No. C2-1.049HT.01.04TH.98 tertanggal 23 Februari 1998 dan diumumkan di Berita Negara No. 2620 tanggal 15 Mei 1998 Tambahan No. 39.

Perusahaan mendaftarkan 15% dari sahamnya di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya setelah memperoleh persetujuan dari Ketua Badan Pelaksana Pasar Modal (Bapepam) No. SI-009/PM/E/1981 pada tanggal 16 November 1981.


(43)

33

B. Bidang Usaha PT Unilever Indonesia, Tbk

Sejak didirikan di Indonesia pada 5 Desember 1933, PT Unilever Indonesia Tbk ( Perseroan ) telah tumbuh menjadi salah satu perusahaan terdepan untuk produk kategori Foods dan Ice Cream, Home dan Personal Care. Perusahaan bergerak dalam bidang produksi sabun, deterjen, margarin, minyak sayur dan makanan yang terbuat dari susu, es krim, makanan ringan dan minuman dari teh, dan produk-produk kosmetik. Rangkaian produknya mencakup

brand-brand ternama dan disukai di dunia, seperti Pepsodent, Pond’s, Lux,

Lifebuoy, Dove, Sunsilk, Clear, Rexona, Vaseline, Rinso, Surf, Molto, Sunlight, Wall’s, Blue Band, Royco, Bango dan lain-lain.

Sebagaimana disetujui dalam Rapat Umum Tahunan Perusahaan pada tanggal 13 Juni, 2000, yang dituangkan dalam akta notaris No. 82 yang dibuat oleh notaris Singgih Susilo, S.H. tertanggal 14 Juni 2000, perusahaan juga bertindak sebagai distributor utama dan memberi jasa-jasa penelitian pemasaran. Akta ini disetujui oleh Menteri Hukum dan Perundang-undangan (dahulu Menteri Kehakiman) Republik Indonesia dengan keputusan No. C-18482HT.01.04-TH.2000.

C. Sunsilk Sebagai Salah Satu Produk Unilever

Sunsilk ingin dilihat sebagai merek yang mengetahui apa yang dirasakan wanita, apa yang mereka perlukan dan bagaimana berbicara dengan mereka. Sunsilk melihat apa yang mereka lihat. Di Indonesia, Sunsilk diluncurkan pada tahun 1952, sebagai salah satu merek tertua Unilever Indonesia.


(44)

34

Sejarah singkat dan tahun-tahun penting merek ini adalah:

1952 : Diluncurkan untuk pertama kalinya di pasar Indonesia (dalam botol kaca). 1970: Sunsilk diluncurkan kembali dengan menggunakan botol rancangan

Internasional dan pada saat yang sama varian kedua “lemon” diluncurkan. 1975 : Sunsilk hitam – sampo hitam pertama yang diperkenalkan di pasar dan

kemudian menjadi varian tulang punggung merek ini.

1995 : Pendekatan bahan ganda (yaitu varian minyak kelapa dan mawar) diperkenalkan di pasar.

1997: Peluncuran kembali jajaran produk (5 varian) dengan menggunakan pendekatan varian ganda dan juga bentuk botol baru.

1999 : Peluncuran kembali deretan dengan menggunakan Fruitamin sebagai pendekatan baru teknologi ilmu alam (Proyek Apolo).

2001 : Peluncuran kembali jajaran produk dengan menggunakan bahan bergizi sebagai pendekatan teknologi baru (Proyek Voyager).

2003 : Peluncuran kembali deretan dengan menggunakan bentuk botol baru (Proyek Merkuri).

2006 : Peluncuran kembali jajaran produk dengan rancangan permukaan baru (Proyek Aurous).

2008 : Pada tahun 2008, Sunsilk meluncurkan logo dan kemasan baru dengan bentuk yang lebih ramping serta berwarna warni. Tanda seru yang terdapat di kemasan Sunsilk terbaru mengkomunikasikan semangat hidup tak bisa menunggu, yang sesuai dengan semangat hidup perempuan usia 20-an.


(45)

35

D. Deretan Produk Sunsilk

Shampoo Sunsilk Leave on moisturizer Hair nourisher

Sunsilk Hair Fall Golden highlights Dazzling shiny black

Vibrant burgundy Radiant light brown

E. Shampo Sunsilk Sebagai Salah Satu dari Deretan Produk Sunsilk

Varian-varian baru Shampo Sunsilk yang lebih membidik segmentasi berdasar jenis masalah rambut yang dimiliki sebagian besar pemilik rambut rasanya mampu membuat Sunsilk sebagai produk Shampo yang cerdik dan jeli dalam memahami problem rambut konsumennya.

Shampo Sunsilk memiliki 6 varian baru antara lain:

1. Sunsilk Damage Threatment dalam kemasan botol berwarna oranye diperuntukkan bagi perawatan rambut kering dan rusak.

2. Sunsilk Anti Dandruff dalam kemasan botol berwarna biru khusus untuk rambut yang bermasalah dengan ketombe.


(46)

36

3. Sunsilk Lasting Black Shine dalam kemasan botol berwarna hitam untuk rambut hitam agar rambut semakin berkilau.

4. Sunsilk Hair Fall Solution dalam dalam kemasan botol berwarna emas untuk membuat akar rambut menjadi lebih kuat.

5. Sunsilk Clean and Fresh dalam dalam kemasan botol berwarna hijau untuk membersihkan dan menyegarkan serta menghilangkan kelebihan minyak dikulit kepala tiap keramas.

6. Sunsilk Soft and Smooth dalam dalam kemasan botol berwarna kuning untuk mebersihkan dan menyegarkan rambut serta menghaluskan dan melembutkan rambut sejak pertama kali keramas.

Kemasan terbaru Shampo Sunsilk tersedia dalam tiga ukuran yaitu ukuran kemasan 90 ml, 180 ml dan 360 ml.


(47)

37

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Analisis Data

1. Karakteristik Responden

Responden penelitian adalah mahasiswi Fakultas Ekonomi Program S-1 yang beralamat di Jalan Hang Tuah No.8. Fakultas Ekonomi merupakan salah satu dari 4 Fakultas dengan program S-1 yang terdapat di Universitas Methodist Indonesia.

Salah satu jurusan untuk program S-1 pada Fakultas Ekonomi Universitas Methodist Indonesia adalah jurusan Manajemen dengan jumlah mahasiswi pada tahun akademik 2004 sampai 2007 sebanyak 230 mahasiswi.

Berdasarkan Tabel 4.1 dapat dilihat karakteristik responden yang diperoleh dari kuesioner yang telah disebarkan kepada 46 responden.

Tabel 4.1

KARAKTERISTIK RESPONDEN BERDASARKAN TAHUN MASUK

Tahun masuk Jumlah Mahasiswa Persentase

2004 9 20%

2005 12 26%

2006 12 26%

2007 13 28%

Total 46 100%


(48)

38

2. Analisis Deskriptif

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuisioner, jumlah pernyataan berupa 19 butir pernyataan untuk variabel X dan 6 butir pernyataan untuk variabel Y, jumlah seluruh pernyataan adalah 25 butir. Kuisioner yang disebarkan pada responden berisikan pernyataan-pernyataan mengenai kemasan Shampo Sunsilk (variabel X) dan minat pembelian ulang (variabel Y).

Pada Tabel 4.2 berikut ini ditampilkan hasil olahan data primer yang merupakan deskriptif penelitian berdasarkan pernyataan yang diberikan responden mengenai Kemasan Shampo Sunsilk dengan indikator.

Tabel 4.2

PENDAPAT RESPONDEN TERHADAP VARIABEL WARNA (X1) Indikator Penelitian

(Pernyataan)

Frekuensi Pendapat Responden Total

%

5 4 3 2 1

1 15 63 11 11 0 100

2 18 52 15 13 2 100

3 20 52 24 4 0 100

Sumber: Pengolahan data primer, 2008 Berdasarkan Tabel 4.2 dapat dilihat bahwa:

1. Dari 46 responden 63% menyatakan setuju bahwa wana kemasan Shampo Sunsilk menarik, 15% menyatakan sangat setuju, 11% menyatakan ragu-ragu dan 11% menyatakan tidak setuju.

2. Dari 46 responden 52% menyatakan setuju bahwa kombinasi warna kemasan Shampo Sunsilk sangat variatif, 18% menyatakan sangat setuju, 15% menyatakan ragu-ragu, 13% menyatakan tidak setuju dan 2 % menyatakan sangat tidak setuju.


(49)

39

3. Dari 46 responden 52% menyatakan setuju bahwa warna kemasan Shampo Sunsilk dapat membedakannya dengan merek lain, 24% menyatakan ragu-ragu, 20% menyatakan sangat setuju dan 4% menyatakan sangat tidak setuju.

Berdasarkan penjelasan Tabel 4.2 dapat digambarkan bahwa sebagian besar responden setuju terhadap pernyataan variabel warna dimana warna kemasan Shampo Sunsilk itu menarik, kombinasi warnanya sangat variatif dan dapat membedakan merek tersebut dengan merek lain.

Tabel 4.3

PENDAPAT REPONDEN TERHADAP VARIABEL DESAIN (X2) Indikator Penelitian

(Pernyataan)

Frekuensi Pendapat Responden Total

%

5 4 3 2 1

4 2 46 35 15 2 100

5 15 61 11 11 2 100

6 18 54 11 15 2 100

7 31 43 20 4 2 100

Sumber: Pengolahan data primer, 2008 Berdasarkan Tabel 4.3 dapat dilihat bahwa:

1. Dari 46 responden 46% menyatakan setuju bahwa desain kemasan Shampo Sunsilk dapat mencerminkan kualitas produk tersebut, 35% menyatakan ragu-ragu, 15% menyatakan tidak setuju, 2% menyatakan sangat setuju dan 2% menyatakan sangat tidak setuju.

2. Dari 46 responden 61% menyatakan setuju bahwa desain kemasan Shampo Sunsilk bagus, 15% menyatakan sangat setuju, 11% menyatakan ragu-ragu, 11% menyatakan tidak setuju dan 2% menyatakan sangat tidak setuju.


(50)

40

3. Dari 46 responden 54% menyatakan setuju bahwa desain kemasan Shampo Sunsilk menarik, 18% menyatakan sangat setuju, 15% menyatakan tidak setuju, 11% menyatakan ragu-ragu dan 2% menyatakan sangat tidak setuju.

4. Dari 46 responden 43% menyatakan setuju bahwa desain kemasan Shampo Sunsilk menggambarkan sosok perempuan yang percaya diri dengan rambutnya, 31% menyatakan sangat setuju, 20% menyatakan ragu-ragu, 4% menyatakan tidak setuju, dan 2% menyatakan sangat tidak setuju.

Berdasarkan penjelasan Tabel 4.3 dapat digambarkan bahwa sebagian besar responden setuju terhadap pernyataan variabel desain dimana desain kemasan Shampo Sunsilk itu dapat mencerminkan kualitas produk tersebut, bagus, menarik dan menggambarkan sosok perempuan yang percaya diri dengan rambutnya.

Tabel 4.4

PENDAPAT REPONDEN TERHADAP VARIABEL BENTUK (X3) Indikator Penelitian

(Pernyataan)

Frekuensi Pendapat Responden Total

%

5 4 3 2 1

8 15 39 20 20 6 100

9 17 74 9 0 0 100

10 20 70 6 2 2 100

Sumber: Pengolahan data primer, 2008 Berdasarkan Tabel 4.4 dapat dilihat bahwa:

1. Dari 46 responden 39% menyatakan setuju bahwa kemasan Shampo Sunsilk memiliki bentuk yang unik, 20% menyatakan ragu-ragu, 20% menyatakan tidak setuju, 15% menyatakan sangat setuju dan 6% menyatakan sangat tidak setuju.


(51)

41

2. Dari 46 responden 74% menyatakan setuju bahwa bentuk kemasan Shampo Sunsilk tidak sulit untuk dikenali, 17% menyatakan sangat setuju, 9% menyatakan ragu-ragu.

3. Dari 46 responden 70% menyatakan setuju bahwa kemasan Shampo Sunsilk mudah untuk dipegang, 20% menyatakan sangat setuju, 6% menyatakan ragu-ragu, 2% menyatakan tidak setuju dan 2% s menyatakan angat tidak setuju.

Berdasarkan penjelasan Tabel 4.4 dapat digambarkan bahwa sebagian besar responden setuju terhadap pernyataan variabel bentuk dimana bentuk kemasan Shampo Sunsilk itu unik, tidak sulit untuk dikenali dan mudah untuk dipegang.

Tabel 4.5

PENDAPAT REPONDEN TERHADAP VARIABEL UKURAN (X4) Indikator Penelitian

(Pernyataan)

Frekuensi Pendapat Responden Total

%

5 4 3 2 1

11 15 57 17 11 0 100

12 17 59 22 2 0 100

13 22 67 9 0 2 100

Sumber: Pengolahan data primer, 2008 Berdasarkan Tabel 4.5 dapat dilihat bahwa:

1. Dari 46 responden 57% menyatakan setuju bahwa kemasan Shampo Sunsilk memiliki ukuran yang variatif, 17% menyatakan ragu-ragu, 15% menyatakan sangat setuju dan 11% menyatakan tidak setuju. 2. Dari 46 responden 59% menyatakan setuju bahwa ukuran kemasan

Shampo Sunsilk praktis, 22% menyatakan ragu-ragu, 17% menyatakan sangat setuju, dan 2% menyatakan tidak setuju.


(52)

42

3. Dari 46 responden 67% menyatakan setuju bahwa kemasan shampo Sunsilk mudah untuk dibawa, 22% menyatakan sangat setuju, 9% menyatakan ragu-ragu dan 2% menyatakan sangat tidak setuju.

Berdasarkan penjelasan Tabel 4.5 dapat digambarkan bahwa sebagian besar responden setuju terhadap pernyataan variabel ukuran dimana kemasan Shampo Sunsilk itu memiliki ukuran yang variatif, praktis dan mudah untuk dibawa.

Tabel 4.6

PENDAPAT REPONDEN TERHADAP VARIABEL MATERIAL FISIK (X5)

Indikator Penelitian (Pernyataan)

Frekuensi Pendapat Responden Total

%

5 4 3 2 1

14 9 28 63 0 0 100

15 11 55 28 2 4 100

16 15 72 9 2 2 100

17 5 39 41 15 0 100

Sumber: Pengolahan data primer, 2008 Berdasarkan Tabel 4.6 dapat dilihat bahwa:

1. Dari 46 responden 63% menyatakan ragu-ragu bahwa material kemasan Shampo Sunsilk terbuat dari bahan yang kuat, 28% menyatakan setuju, dan 9% menyatakan sangat setuju.

2. Dari 46 responden 55% menyatakan setuju bahwa material fisik kemasan Shampo Sunsilk tidak mudah bocor, 28% menyatakan ragu-ragu, 11% menyatakan sangat setuju, 4% menyatakan sangat tidak setuju dan 2% menyatakan tidak setuju.

3. Dari 46 responden 72% menyatakan setuju bahwa kemasan Shampo Sunsilk ringan untuk dibawa, 15% menyatakan sangat setuju, 9%


(53)

43

menyatakan ragu-ragu, 2% menyatakan tidak setuju dan 2% menyatakan sangat tidak setuju.

4. Dari 46 responden 41% menyatakan ragu-ragu bahwa material fisik kemasan Shampo Sunsilk mencerminkan kualitas produk yang baik, 39% menyatakan setuju, 15% menyatakan tidak setuju dan 5% menyatakan sangat setuju.

Berdasarkan penjelasan Tabel 4.6 dapat digambarkan bahwa banyak responden yang menyatakan setuju dan banyak juga yang menyatakan ragu-ragu terhadap pernyataan variabel material fisik dimana material fisik kemasan Shampo Sunsilk itu terbuat dari bahan yang kuat, tidak mudah bocor, ringan untuk dibawa dan mencerminkan kualitas produk yang baik.

Tabel 4.7

PENDAPAT REPONDEN TERHADAP VARIABEL INFORMASI DALAM LABEL (X6)

Indikator Penelitian (Pernyataan)

Frekuensi Pendapat Responden Total

%

5 4 3 2 1

18 24 65 9 2 0 100

19 22 54 24 0 0 100

Sumber: Pengolahan data primer, 2008 Berdasarkan Tabel 4.7 dapat dilihat bahwa:

1. Dari 46 responden 65% menyatakan setuju bahwa tulisan dalam kemasan Shampo Sunsilk dapat dibaca dengan jelas, 24% menyatakan sangat setuju, 9% menyatakan ragu-ragu dan 2% menyatakan tidak setuju.

2. Dari 46 responden 54% menyatakan setuju bahwa informasi dalam kemasan Shampo Sunsilk dapat menyampaikan pesan dari produk tersebut, 24% menyatakan ragu-ragu, 22% menyatakan sangat setuju.


(54)

44

Berdasarkan penjelasan Tabel 4.7 dapat digambarkan bahwa sebagian besar responden setuju terhadap pernyataan variabel informasi dalam label dimana informasi dalam label kemasan Shampo Sunsilk itu dapat dibaca dengan jelas dan dapat menyampaikan pesan dari produk tersebut.

Tabel 4.8

PENDAPAT REPONDEN TERHADAP VARIABEL MINAT PEMBELIAN ULANG SUNSILK (Y) Indikator Penelitian

(Pernyataan)

Frekuensi Pendapat Responden Total

%

5 4 3 2 1

20 7 43 28 15 7 100

21 7 59 19 15 0 100

22 2 46 32 20 0 100

23 9 46 39 4 2 100

24 11 52 26 9 2 100

25 7 43 24 22 4 100

Sumber: Pengolahan data primer, 2008 Berdasarkan Tabel 4.8 diperlihatkan:

1. Dari 46 responden 43% menyatakan setuju bahwa warna kemasan Shampo Sunsilk menarik sehingga responden tertarik untuk membeli ulang produk tersebut, 28% menyatakan ragu-ragu, 15% menyatakan tidak setuju, 7% menyatakan sangat setuju dan 7% menyatakan sangat tidak setuju.

2. Dari 46 responden 59% menyatakan setuju bahwa desain kemsan Shampo Sunsilk bagus serta mencerminkan keindahan sehingga Shampo Sunsilk menjadi pilihan responden untuk produk shampo, 19% menyatakan ragu-ragu, 15% menyatakan tidak setuju dan 7% menyatakan sangat setuju.


(55)

45

3. Dari 46 responden 46% menyatakan setuju bahwa bentuk kemasan Shampo Sunsilk yang unik, menarik perhatian responden untuk membeli ulang produk tersebut, 32% menyatakan ragu-ragu, 20% menyatakan tidak setuju dan 2% menyatakan sangat setuju .

4. Dari 46 responden 46% menyatakan setuju bahwa ukuran Shampo Sunsilk yang praktis membuat rerponden tertarik untuk membeli ulang produk tersebut, 39% menyatakan ragu-ragu, 9% menyatakan sangat setuju, 4% menyatakan tidak setuju dan 2% menyatakan sangat tidak setuju.

5. Dari 46 responden 52% menyatakan setuju bahwa material fisik kemasan Shampo Sunsilk yang ringan serta tidak mudah bocor membuat responden tertarik untuk membeli ulang produk tersebut, 26% menyatakan ragu-ragu, 11% menyatakan sangat setuju, 9% menyatakan tidak setuju dan 2% menyatakan sangat tidak setuju.

6. Dari 46 responden 43% menyatakan setuju bahwa informasi dalam kemasan Shampo Sunsilk sangat jelas sehingga Sunsilk menjadi pilihan responden untuk membeli ulang produk tersebut, 24% menyatakan ragu-ragu, 22% menyatakan tidak setuju, 7% menyatakan sangat setuju dan 4% menyatakan sangat tidak setuju.

Berdasarkan penjelasan Tabel 4.8 dapat digambarkan bahwa sebagian besar responden setuju terhadap pernyataan-pernyataan dalam variabel minat pembelian ulang Shampo Sunsilk.


(56)

46

3. Uji Validitas dan Reliabilitas

Pengujian Validitas instrumen digunakan dengan menggunakan program SPSS 13.0 for windows dengan kriteria sebagai berikut:

1. Jika rhitung>rtabel, maka penyataan tersebut dinyatakan valid. 2. Jika rhitung<rtabel, maka pernyataan tersebut dinyatakan tidak valid

Tabel 4.9 UJI VALIDITAS 1

Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total

Correlation R tabel Keterangan

Pernyataan 1 98.6333 96.516 .387 .361 valid

Pernyataan 2 98.9667 95.964 .386 .361 valid

Pernyataan 3 99.3000 93.597 .407 .361 valid

Pernyataan 4 99.7000 89.045 .586 .361 valid

Pernyataan 5 99.1667 95.730 .287 .361 Tidak valid

Pernyataan 6 99.3667 92.171 .418 .361 valid

Pernyataan 7 99.1333 94.120 .383 .361 valid

Pernyataan 8 99.1333 94.602 .376 .361 valid

Pernyataan 9 99.4000 93.559 .398 .361 valid

Pernyataan 10 99.0667 90.823 .646 .361 valid

Pernyataan 11 99.2000 98.303 .132 .361 Tidak valid

Pernyataan 12 98.8667 95.913 .434 .361 valid

Pernyataan 13 99.0000 96.069 .402 .361 valid

Pernyataan 14 99.0333 94.792 .370 .361 valid

Pernyataan 15 99.0667 94.685 .395 .361 valid

Pernyataan 16 99.3333 91.471 .582 .361 valid

Pernyataan 17 99.1333 94.326 .430 .361 valid

Pernyataan 18 99.0667 94.064 .484 .361 valid

Pernyataan 19 99.6667 88.644 .633 .361 valid

Pernyataan 20 98.8000 95.683 .417 .361 valid

Pernyataan 21 98.7000 96.562 .404 .361 valid

Pernyataan 22 99.1000 90.852 .554 .361 valid

Pernyataan 23 99.2667 90.064 .557 .361 valid

Pernyataan 24 99.4000 89.697 .589 .361 valid

Pernyataan 25 99.4667 92.809 .473 .361 valid

Pernyataan 26 99.5000 92.879 .439 .361 valid


(57)

47

Terlihat dalam Tabel 4.9 pada pernyataan 5 dan 11 data tidak valid karena tabel R untuk sampel 30 sebesar 0.361, sedangkan nilai corrected item total correlation variabel 5 dan 11 dibawah 0.361. Berarti pernyataan 5 dan 11 harus dibuang. Setelah itu dilakukan pengujian kembali.

Tabel 4.10 UJI VALIDITAS 2 Scale Mean if

Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total

Correlation R tabel Keterangan

Pernyataan 1 91.0000 89.517 .379 .361 valid

Pernyataan 2 91.3333 88.920 .386 .361 valid

Pernyataan 3 91.6667 86.437 .420 .361 valid

Pernyataan 4 92.0667 82.064 .597 .361 valid

Pernyataan 6 91.7333 85.720 .390 .361 valid

Pernyataan 7 91.5000 87.086 .386 .361 valid

Pernyataan 8 91.5000 87.638 .373 .361 valid

Pernyataan 9 91.7667 86.599 .397 .361 valid

Pernyataan 10 91.4333 83.978 .645 .361 valid

Pernyataan 12 91.2333 89.289 .389 .361 valid

Pernyataan 13 91.3667 89.137 .389 .361 valid

Pernyataan 14 91.4000 87.834 .366 .361 valid

Pernyataan 15 91.4333 87.633 .399 .361 valid

Pernyataan 16 91.7000 84.493 .589 .361 valid

Pernyataan 17 91.5000 87.293 .433 .361 valid

Pernyataan 18 91.4333 87.082 .484 .361 valid

Pernyataan 19 92.0333 81.689 .644 .361 valid

Pernyataan 20 91.1667 88.833 .398 .361 valid

Pernyataan 21 91.0667 89.651 .386 .361 valid

Pernyataan 22 91.4667 83.775 .568 .361 valid

Pernyataan 23 91.6333 83.137 .563 .361 valid

Pernyataan 24 91.7667 82.668 .603 .361 valid

Pernyataan 25 91.8333 85.868 .473 .361 valid

Pernyataan 26 91.8667 85.775 .450 .361 valid

Pernyataan 27 91.9000 86.990 .422 .361 valid

Setelah dilakukan pengujian kembali terlihat nilai pada kolom Corrected Item-Total Correlation lebih besar dari R tabel 0.361 sehingga dapat dikatakan seluruh butir pernyataan dinyatakan valid (Tabel 4.10).


(58)

48

Setelah dilakukan uji validitas maka dilanjutkan dengan uji Reliabilitas instrumen pernyataan dengan kriteria sebagai berikut:

1. Jika ralpha positif atau>rtabel maka pernyataan reliabel. 2. Jika ralpha negatif atau<rtabel maka pernyataan tidak reliabel

Tabel 4.11 UJI RELIABILITAS Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Cronbach's Alpha if Item

Deleted

R

Kuncoro Keterangan

Pernyataan 1 91.0000 89.517 .886 0.80 Reliabel

Pernyataan 2 91.3333 88.920 .885 0.80 Reliabel

Pernyataan 3 91.6667 86.437 .885 0.80 Reliabel

Pernyataan 4 92.0667 82.064 .880 0.80 Reliabel

Pernyataan 6 91.7333 85.720 .886 0.80 Reliabel

Pernyataan 7 91.5000 87.086 .886 0.80 Reliabel

Pernyataan 8 91.5000 87.638 .886 0.80 Reliabel

Pernyataan 9 91.7667 86.599 .885 0.80 Reliabel

Pernyataan 10 91.4333 83.978 .879 0.80 Reliabel

Pernyataan 12 91.2333 89.289 .885 0.80 Reliabel

Pernyataan 13 91.3667 89.137 .885 0.80 Reliabel

Pernyataan 14 91.4000 87.834 .886 0.80 Reliabel

Pernyataan 15 91.4333 87.633 .885 0.80 Reliabel

Pernyataan 16 91.7000 84.493 .880 0.80 Reliabel

Pernyataan 17 91.5000 87.293 .884 0.80 Reliabel

Pernyataan 18 91.4333 87.082 .883 0.80 Reliabel

Pernyataan 19 92.0333 81.689 .878 0.80 Reliabel

Pernyataan 20 91.1667 88.833 .885 0.80 Reliabel

Pernyataan 21 91.0667 89.651 .886 0.80 Reliabel

Pernyataan 22 91.4667 83.775 .881 0.80 Reliabel

Pernyataan 23 91.6333 83.137 .881 0.80 Reliabel

Pernyataan 24 91.7667 82.668 .880 0.80 Reliabel

Pernyataan 25 91.8333 85.868 .883 0.80 Reliabel

Pernyataan 26 91.8667 85.775 .884 0.80 Reliabel

Pernyataan 27 91.9000 86.990 .885 0.80 Reliabel

Menurut Koncoro (2006) suatu variabel dianggap reliabel jika memberikan nilai Cronbach's Alpha > 0.80. Berdasarkan data dari Tabel 4.11 maka seluruh butir dinyatakan reliabel.


(59)

49

B. Analisis Regresi Linear Berganda

Analisis regresi linear berganda digunakan untuk melihat secara langsung pengaruh beberapa variabel terikat dimana rumusnya sebagai berikut:

=

Y a+b1X1+b2X2 +b3X3+b4X4 +b5X5 +b6X6 +e 1. Determinan (R2)

( 2

R ) pada intinya mengukur proporsi atau persentase sumbangan variabel bebas yaitu variabel warna (X1), desain (X2), bentuk(X3), ukuran(X4),

material fisik (X5), informasi dalam label (X6) terhadap variasi naik turunnya variabel terikat atau minat pembelian ulang (Y) secara bersama-sama, dimana: 0≤R2≤1

Tabel 4.12 Determinan

Model Summ aryb

.717a .514 .439 3.01963

Model 1

R R Square

Adjust ed R Square

St d. E rror of the Es timate Predic tors: (Constant), Informas idalamlabel, Uk uran, Bentuk , Desain, W arna, M aterialfis ik

a.

Dependent Variable: M inat b.

Keterangan:

a. R = 0.717 berarti hubungan antara warna, desain, bentuk, ukuran, material fisik dan informasi dalam label kemasan Shampo Sunsilk terhadap minat pembelian ulang sebesar 71,7%. Artinya hubungannya erat.

b. R Square sebesar 0.514 berarti kemasan Shampo Sunsilk yang mempengaruhi minat pembelian ulang pada Mahasiswa dapat


(60)

50

dijelaskan oleh warna, desain, bentuk, ukuran, material fisik dan informasi dalam label.

c. Adjusted R Square sebesar 0.439 berarti kemasan Shampo Sunsilk mempengaruhi minat pembelian ulang pada Mahasiswa sebesar 43,9% dan sisanya 56,1% dapat dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

2. Uji F

Dilakukan untuk menguji apakah setiap variabel bebas (X1,X2,X3,X4,X5,X6) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat (Y) secara serentak.

Kriteria pengujian sebagai berikut: 0 b , b , b , b , b , b :

H0 1, 2 3 4 5 6 = artinya tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas (X1,X2,X3,X4,X5,X6) yaitu berupa variabel warna, desain, bentuk, ukuran, material fisik dan informasi dalam label terhadap variabel terikat (Y) sebagai minat pembelian ulang.

0 b , b , b , b , b , b :

H0 1 2 3 4 5 6 = artinya secara bersamaan terdapat pengaruh

yang positif dan signifikan dari variabel bebas (X1,X2,X3,X4,X5,X6) yaitu warna, desain, bentuk, ukuran, material fisik dan informasi dalam labelterhadap variabel terikat (Y) sebagai minat pembelian ulang.

Dengan kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut: %

5

0diterima jikaF < F padaα =

H hitung tabel

% 5

1diterima jika F >F padaα =


(61)

51

Tabel 4.13 Uji F

ANOVAb

375.697 6 62.616 6.867 .000a

355.607 39 9.118

731.304 45

Regres sion Residual Total Model 1

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Predictors: (Constant), Informasidalamlabel, Ukuran, Bentuk, Desain, Warna, Materialfisik

a.

Dependent Variable: Minat b.

Pada Tabel 4.13 dapat dilihat bahwa nilai F hitung adalah 6,867 dengan tingkat signifikansi 0,000. Sedangkan F tabel pada alpha 5% adalah 2.68. oleh karena F hitung > F tabel dan tingkat signifikansinya 0,000 < 0,05 menunjukkan bahwa pengaruh variabel independen (warna, desain, bentuk, ukuran, material fisik dan informasi dalam label) kemasan Shampo Sunsilk secara serentak adalah positif dan signifikan terhadap minat pembelian ulang pada Mahasiswa.

3. Rumus Persamaan Regresi Linier Berganda

Koefisien dari masing-masing variabel bebas dapat dilihat dalam Tabel 4.14 berikut ini:


(62)

52

Coeffi cientsa

-1. 648 4.091 -.403 .689

-.105 .357 -.048 -.293 .771

.221 .275 .146 .802 .427

.644 .335 .256 1.920 .062

.803 .399 .348 2.014 .051

.485 .361 .264 1.342 .187

-.452 .526 -.125 -.861 .395

(Const ant) W arna Desain Bentuk Uk uran Materialfis ik Informasidalamlabel Model 1

B St d. E rror Unstandardized

Coeffic ient s

Beta St andardiz ed

Coeffic ient s

t Sig.

Dependent Variable: Minat a.

Dari Tabel 4.14 dapat dilihat bahwa koefisien regresi masing-masing variabel adalah variabel warna (X1) = -0,105, desain (X2) = 0,221, bentuk (X3) = 0,644, ukuran (X4) = 0,803, material fisik (X5) = 0,485, dan informasi dalam label (X6) = -0,452.

Berdasarkan keterangan diatas maka rumus persamaan regresinya adalah: =

Y a+b1X1+b2X2 +b3X3+b4X4 +b5X5 +b6X6 +e

Y = -1,648+ (-0,105)X + 0,2211 X2+ 0,644X + 0,8033 X + 0,4854 X + 5

(-0,452) X + e 6

Dimana: Y = Minat pembelian ulang

1

X = Variabel warna

2

X = Variabel desain

3

X = Variabel bentuk

4

X = Variabel ukuran

5

X = Variabel material fisik

6

X = Variabel informasi dalam label Keterangan:


(63)

53

a. Konstanta sebesar -1,648 menyatakan jika tidak ada pengaruh dari variabel warna, desain, bentuk, ukuran, material fisik dan informasi dalam label maka minat pembelian ulang Shampo Sunsilk pada Mahasiswa akan berkurang sebesar 1,648

b. Koefisien regresi X sebesar -0,105 menunjukkan bahwa variabel 1

warna berpengaruh negatif terhadap minat pembelian ulang Shampo Sunsilk pada Mahasiswa. Artinya jika ditingkatkan variabel warna sebesar satu satuan maka minat pembelian ulang Shampo Sunsilk pada Mahasiswa akan berkurang sebesar 0,105.

c. Koefisien regresi X sebesar 0,221 menunjukkan bahwa variabel 2 desain berpengaruh positif terhadap minat pembelian ulang Shampo Sunsilk pada Mahasiswa. Artinya jika ditingkatkan variabel desain sebesar satu satuan maka minat pembelian ulang Shampo Sunsilk pada Mahasiswa akan meningkat sebesar 0,221.

d. Koefisien regresi X sebesar 0,644 menunjukkan bahwa variabel 3 bentuk berpengaruh positif terhadap minat pembelian ulang Shampo Sunsilk pada Mahasiswa. Artinya jika ditingkatkan variabel bentuk sebesar satu satuan maka minat pembelian ulang Shampo Sunsilk pada Mahasiswa akan meningkat sebesar 0,644.

e. Koefisien regresi X sebesar 0,803 menunjukkan bahwa variabel 4 ukuran berpengaruh positif terhadap minat pembelian ulang Shampo Sunsilk pada Mahasiswa. Artinya jika ditingkatkan variabel ukuran sebesar satu satuan maka minat pembelian ulang Shampo Sunsilk pada Mahasiswa akan meningkat sebesar 0,803.


(64)

54

f. Koefisien regresi X sebesar 0,485 menunjukkan bahwa variabel 5 material fisik berpengaruh positif terhadap minat pembelian ulang Shampo Sunsilk pada Mahasiswa. Artinya jika ditingkatkan variabel material fisik sebesar satu satuan maka minat pembelian ulang Shampo Sunsilk pada Mahasiswa akan meningkat sebesar 0,485.

g. Koefisien regresi X sebesar -0,452 menunjukkan bahwa variabel 6 informasi dalam label berpengaruh negatif terhadap minat pembelian ulang Shampo Sunsilk pada Mahasiswa. Artinya jika ditingkatkan variabel informasi dalam label sebesar satu satuan maka minat pembelian ulang Shampo Sunsilk pada Mahasiswa akan berkurang sebesar 0,452.


(1)

56

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini., penulis memberikan saran atau masukan sebagai berikut:

1. Melihat hasil peneliltian yang diperoleh bahwa faktor kemasan berpengaruh signifikan terhadap minat pembelian ulang Shampo Sunsilk khususnya pada mahasiswa S-1 Fakultas Ekonomi Universitas Methodist Indonesia, maka suatu rancangan kemasan yang baik harus terus dikembangkan antara lain yang mencakup warna, desain, bentuk, ukuran, material fisik serta informasi dalam label suatu kemasan karena kemasan tersebut akan digunakan sebagai salah satu strategi pemasaran. Kemasan akan menginformasikan kepribadian produk/ merek kepada konsumen yang dapat membuat konsumen menjadi tertarik dan memutuskan untuk membeli, membeli kembali dan pada akhirnya dapat meningkatkan penjualan produk.

2. Melalui penelitian ini, penulis mengharapkan bagi peneliti selanjutnya dapat meneruskan dan mengembangkan penelitian ini dimasa yang akan datang. Penulis menyadari belum dapat meneliti secara mendalam mengenai faktor-faktor lain yang mempengaruhi minat pembelian ulang Shampo Sunsilk. Penelitian ini kedepan diharapkan mampu mendapatkan hasil yang lebih signifikan terhadap masalah kemasan didalam kegiatan pemasaran dan pengaruhnya terhadap minat pembelian ulang produk.


(2)

57

DAFTAR PUSTAKA

Daniel, Lamb, dan Hair. 2001. Pemasaran, Edisi Pertama. Jakarta: Penerbit Salemba Empat.

Fandy , Tjiptono . 2002 . Strategi Pemasaran. Edisi II . Yogyakarta : Andy

Gitosudarmo, Indriya. 2000. Manajemen Pemasaran, Edisi Pertama. Yogyakarta: Penerbit BPFE.

Kotler, Philip dan Susanto. 2001. Manajemen Pemasaran di Indonesia. Jakarta: Penerbit Salemba Empat.

Kotler, Philip. 2005. Manajemen Pemasaran. Jilid I. Jakarta: Penerbit PT. INDEKS

Kuncoro, Mudrajat. 2006. Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Majalah Marketing. 2007. Top Brand 2000-2007. Edisi Khusus Februari. ---. 2008. Top Brand 2008. Edisi Khusus.

Manaf, Dadun, Abdul. 2005. Pengaruh Kemasan Terhadap Proses Keputusan Pembelian Konsumen Produk Extra Joss Pada PT. Bintang Toedjoe (Studi kasus pada mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia Bandung, Angkatan 2001-2004). Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas

Komputer Indonesia.

Mandasari, Dwi, Arti. 2004. Pengaruh Kemasan Cup Produk Susu KPBS Terhadap Proses Keputusan Pembelian Di Wilayah Pangalengan (Studi Pada Konsumen Di Wilayah Pangalengan). Skripsi Fakultas Ekonomi

Universitas Komputer Indonesia.

Marketing Mix. 2005. Merek-Merek Kemasan Terbaik di Indonesia. Edisi November

Sastradipoera, Komaruddin. 2003. Manajemen Marketing. Bandung: Penerbit Kappa-Sigma.

Suwandi, Iman, Mulyana. 2007. Seri Manajemen Pemasaran. www. oeconomicus. files. wordpress. com

Schulz, Eric. 2003. The Marketing Game. Jakarta: Penerbit Erlangga.


(3)

58

Sitompul, Siska. 2006. Pengaruh Kemasan terhadap Keputusan Pembelian Minuman Fanta Pada Siswa SMU St. Thomas I Medan. Skripsi Fakultas Ekonomi Unversitas Sumatera Utara.

Sugiyono. 2006 Metode Penelitian Bisnis. Cetakan Pertama. Bandung: Penerbit CV Alpha Betha.

Umar, Husein. 2000. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis. Jakarta: Penerbit PT. Raja Grafindo Persada.

www.unilever.co.id


(4)

No.Responden:

KUESIONER

Responden yang terhormat,

Pertanyaan yang ada dalam kuisioner ini hanya semata-mata untuk data penelitian dalam rangka penyusunan Skripsi dengan judul “Pengaruh Kemasan Sunsilk Terhadap Minat Pembelian Ulang Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi

Universitas Methodist Indonesia” pada program Sarjana Ekonomi Universitas

Sumatera Utara (USU). Dan saya mengharapkan kesediaan Saudara/I untuk menjawab pertanyaan dengan baik.

I. Identitas Responden

Nama :

Stambuk :

II. Isilah kuesioner ini sesuai dengan penilaian anda, dengan memberi tanda

(X)

Sangat Setuju : SS

Setuju : S

Ragu-Ragu : RG

Tidak Setuju : TS


(5)

A. Variabel Warna (X1)

No. Pertanyaan SS S RG TS STS

1. Warna kemasan Shampo Sunsilk menarik 2. Kombinasi warna kemasan Shampo

Sunsilk sangat variatif

3. Warna kemasan Shampo Sunsilk dapat membedakan merek tersebut dengan merek lain

B. Variabel Desain (X2)

No. Pertanyaan SS S RG TS STS

4. Desain kemasan Shampo Sunsilk dapat mencerminkan kualitas produk tersebut baik

5. Desain kemasan Shampo Sunsilk bagus 6. Desain kemasan Shampo Sunsilk menarik 7. Desain kemasan Shampo Sunsilk

menggambarkan sosok perempuan yang percaya diri dengan rambutnya

C. Variabel Bentuk (X3)

No. Pertanyaan SS S RG TS STS

8. Kemasan Shampo Sunsilk memiliki bentuk yang unik

9. Bentuk kemasan Shampo Sunsilk tidak sulit untuk dikenali

10. Kemasan Shampo Sunsilk mudah untuk dipegang

D. Variabel Ukuran (X4)

No. Pertanyaan SS S RG TS STS

11. Kemasan Shampo Sunsilk memiliki ukuran yang variatif

12. Ukuran kemasan Shampo Sunsilk praktis 13. Kemasan Shampo Sunsilk mudah untuk


(6)

E. Variabel Material Fisik (X5)

No. Pertanyaan SS S RG TS STS

14. Material fisik kemasan Shampo Sunsilk terbuat dari bahan kuat

15. Material fisik kemasan Shampo Sunsilk tidak mudah bocor

16. Kemasan Shampo Sunsilk ringan untuk dibawa

17. Material fisik kemasan Shampo Sunsilk mencerminkan kualitas produk yang baik

F. Variabel Informasi dalam Label (X6)

No. Pertanyaan SS S RG TS STS

18. Tulisan dalam kemasan Shampo Sunsilk dapat dibaca dengan jelas

19. Informasi dalam kemasan Shampo Sunsilk dapat menyampaikan pesan dari produk tersebut

G. Variabel Minat Pembelian Ulang (Y)

No. Pertanyaan SS S RG TS STS

20. Warna kemasan Shampo Sunsilk menarik sehingga saya tertarik untuk membeli ulang produk tersebut daripada merek lain yang sejenis

21. Desain kemasan Shampo Sunsilk bagus serta mencerminkan keindahan sehingga Shampo Sunsilk menjadi pilihan saya untuk produk shampo

22. Bentuk kemasan Shampo Sunsilk yang unik, menarik perhatian saya untuk membeli ulang produk tersebut

23. Ukuran Shampo Sunsilk yang praktis menjadi bahan pertimbangan saya untuk membeli ulang produk tertsebut.

24. Material fisik kemasan Shampo Sunsilk yang ringan juga tidak mudah bocor menjadi bahan pertimbangan saya untuk membeli ulang produk tersebut

25. Informasi dalam kemasan Shampo Sunsilk sangat jelas sehingga Sunsilk menjadi pilihan saya untuk membeli ulang produk tersebut


Dokumen yang terkait

Pengaruh Kepuasan Dan Kepercayaan Mahasiswi Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi USU Terhadap Keputusan Pembelian Ulang Sampo Sunsilk

0 19 92

Pengaruh Selebriti Pendukung (Celebrity Endorser) Gita Gutawa Terhadap Minat Pembelian Ulang Indomie (Studi Kasus Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Methodist Indonesia)

1 64 86

Pengaruh Periklanan Rasional dan Emosional Terhadap Keputusan Pembelian Produk Sunsilk Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

2 63 108

PENGARUH KEMASAN, MEREK DAN HARGA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SHAMPO PANTENE PADA MAHASISWA Pengaruh Kemasan, Merek Dan Harga Terhadap Keputusan Pembelian Shampo Pantene Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Surakarta.

0 1 14

Pengaruh Periklanan Rasional dan Emosional Terhadap Keputusan Pembelian Produk Sunsilk Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

0 0 11

Pengaruh Periklanan Rasional dan Emosional Terhadap Keputusan Pembelian Produk Sunsilk Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

0 0 2

Pengaruh Periklanan Rasional dan Emosional Terhadap Keputusan Pembelian Produk Sunsilk Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

0 0 11

Pengaruh Periklanan Rasional dan Emosional Terhadap Keputusan Pembelian Produk Sunsilk Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

0 0 25

Pengaruh Periklanan Rasional dan Emosional Terhadap Keputusan Pembelian Produk Sunsilk Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

0 1 3

Pengaruh Periklanan Rasional dan Emosional Terhadap Keputusan Pembelian Produk Sunsilk Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

0 0 11