1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Pertumbuhan pasar dan berbagai ritel swalayan menunjukkan semakin banyaknya produk-produk baru yang ada. Persaingan yang semakin ketat ini
mendorong produsen untuk lebih berfikir keras dalam menciptakan suatu produk yang lebih unik dan berbeda dalam upaya menarik minat pembelian konsumen
dan mempertahankan konsumennya. Salah satu strategi yang dapat dilakukan produsen selain melalui merek adalah desain kemasan yang unik dan menarik.
Fungsi kemasan secara primer adalah melindungi dan membungkus produk. Namun seiring dengan perkembangan, produsen mulai menyadari bahwa
kemasan memilki fungsi lain lebih dari sekedar membungkus dan melindungi produk. Kemasan mempunyai posisi yang sangat penting, selain terkait dengan
produk yang dikemas, sekaligus juga merupakan penampilan pertama dari citra pemasaran suatu produk.
Kemasan merupakan cara terbaik mengkomunikasikan kepada konsumen alasan paling menarik dan meyakinkan agar konsumen membeli produk Schulz,
2003:100. Informasi atau pesan yang disampaikan lewat kemasan haruslah jelas dan singkat serta menggiurkan untuk meraih perhatian konsumen dan pembelian
konsumen. Dengan kata lain, kemasan dapat dijadikan sebagai alat promosi perusahaan dalam memasarkan produknya.
Kesan image produk juga dapat terbentuk lewat kemasan. Produk yang memiliki image sebagai produk yang kokoh, awet, mewah atau tahan lama akan
2 mendorong konsumen untuk memilih produk tersebut karena sesuai dengan syarat
yang diinginkannya. Menurut Shimp 2000:308, suatu kemasan mengkomunikasikan makna
tentang merek melalui beragam simbolik yaitu warna, desain, bentuk, ukuran, material fisik dan informasi dalam label. Kemasan sangat penting sebagai alat
untuk mengkomunikasikan produk atau brand dan dapat membuat konsumen tertarik ketika berada di tempat belanja karena kebanyakan konsumen membeli
suatu produk lebih tertarik pada warna dan bentuk kemasan. Membuat suatu produk atau brand dilirik hanyalah tujuan awal dari kemasan. Tujuan akhirnya
adalah membuat konsumen membeli dan membeli kembali Marketing Mix edisi November 2005. Pembelian kembali ulang merupakan pembelian yang terjadi
setelah konsumen mempunyai pengalaman dengan produk sebagai indikasi adanya kepercayaan atau kepuasan atas produk tersebut Suwandi 2007: 3.
Hal inilah yang ingin dilakukan Sunsilk dalam mengkomunikasikan produk yang ditawarkan melalui kemasannya. Shampo Sunsilk merupakan salah
satu produk perawatan rambut yang mempunyai kemasan dengan bentuk yang unik serta warna yang menarik. Bentuknya yang ramping mendeskripsikan
kefemininan wanita. Produk ini memiliki beragam varian, berwarna warni dengan ikon perempuan cantik yang memperlihatkan keindahan mahkotanya. Tujuan dari
pemberian warna yang berbeda pada setiap kemasan Shampo Sunsilk adalah untuk memberikan diferensiasi dari masing-masing varian. Dengan warna
berbeda, konsumen bisa merasakan manfaat yang berbeda dari setiap varian. Sunsilk merupakan sebuah brand yang mengerti perempuan, khususnya
untuk kebutuhan rambutnya. Sunsilk selalu berusaha memahami setiap perempuan
3 yang ingin merasakan kebahagiaan. Oleh karena itu, pada setiap kemasan Sunsilk
terdapat gambar perempuan dalam kesehariannya. Semua upaya yang dilakukan Unilever untuk membangun kepercayaan konsumen Sunsilk tidaklah sia-sia.
Hasilnya, Sunsilk selalu berhasil meraih top brand award selama delapan tahun berturut-turut 2000-2007 dan top brand award 2008 untuk kategori Shampo. Hal
ini terlihat pada Tabel 1.1 berikut ini:
Tabel 1.1 TOP BRAND SHAMPO
Merek TBI Top Brand Index
2000-2007 TBI Top Brand Index
2008
Sunsilk 28,44
25,4 Clear
23,55 25,3
Pantene 14,89
15,4 Lifebuoy
11,31 12,3
Rejoice 6,78
7,4 Sumber: Majalah Marketing edisi Februari 2007 dan edisi Khusus 2008
Pada Tabel 1.1 dapat diketahui bahwa selama delapan tahun berturut-turut 2000-2007, Sunsilk berhasil meraih top brand index tertinggi diantara merek
shampo lainnya yaitu sebesar 28,44. Namun pada top brand 2008 , top brand index Sunsilk mengalami penurunan sebesar 3,04, Meskipun TBI Sunsilk
mengalami penurunan, Sunsilk masih tetap berada diperingkat yang pertama. Pada ajang Packaging Consumer Branding Award 2005, kemasan Sunsilk
berhasil mencapai level outstanding brand untuk kategori shampo berdasarkan penilaian terhadap branding, design, technical printing dan merchandising Tabel
1.2.
4
Tabel 1.2 PACKAGING CONSUMER BRANDING AWARD 2005
R Brand
B D
P M
Brand Score
1 Sunsilk
0.838 0.812 0.897 0.908 4,241
2 Clear
0.827 0.703 0.891 0.923 4,038
3 Pantene
0.818 0.704 0.887 0.631 3,801
4 Headshoulder 0.791 0.692 0.885 0.603 3,711
5 Lifebuoy
0.774 0.689 0.888 0.604 3,679
R = Rank, B = Branding, D = Design, P = Technical Printing, M = Merchandising
Sumber: Marketing Mix edisi November 2005 Tabel 1.2 menunjukkan bahwa Sunsilk mencapai peringkat pertama
dengan skor untuk branding sebesar 0.838, design sebesar 0.812, printing sebesar 0.897 dan merchandising sebesar 0.908, lebih tinggi dibandingkan produk
lainnya. Supaya selalu tampak segar dan mengikuti perkembangan zaman, diawal
tahun 2008 Sunsilk melakukan inovasi dan pengembangan atas kemasannya. Penggantian kemasan ini dilakukan untuk membuat merek Sunsilk terlihat
senantiasa up to date dan lebih mendekatkan lagi dengan target marketnya yaitu perempuan.
Sunsilk mengerti bahwa rambut tidak hanya simbol bagi perempuan dalam mengekspresikan identitas dirinya, namun juga mempunyai sebuah
kekuatan emosional yang ada dalam diri setiap perempuan untuk menjalani hidupnya. Rambut dapat mengubah penampilan yang dapat menimbulkan rasa
bahagia, percaya diri dan yakin dalam menjalani hidup dan meraih cita-citanya. Adanya tanda seru di kemasan terbaru Sunsilk mengkomunikasikan bahwa
semangat hidup tak bisa menunggu, sesuai dengan semangat hidup wanita di usia 20-an tahun.
Penulis memilih Fakultas Ekonomi Universitas Methodist Indonesia sebagai objek penelitian karena sebagian besar target market Sunsilk adalah
5 perempuan dan bila dilihat dari persentase jumlah keseluruhan mahasiswa, 60
diantaranya adalah mahasiswa perempuan, lebih besar dibandingkan dengan laki- laki. Hal ini terlihat pada Tabel 1.3 berikut ini:
Tabel 1.3 JUMLAH MAHASISWA FE UMI
Angkatan Perempuan
Laki-laki 2004
135 89
2005 180
120 2006
193 128
2007 222
148 Total
730 485
Sumber: Tata Usaha UMI, 2008, diolah Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan sebelumnya maka penulis
mengambil judul “Pengaruh Kemasan Sunsilk Terhadap Minat Pembelian Ulang Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Methodist
Indonesia”.
B. Perumusan Masalah