Status Gizi Berdasarkan Pemanfaatan ASI Kerangka Konsep

Khaira Rahayu : Status Gizi Ibu Dan Bayi Ditinjau Dari Pola Makan Ibu Menyusi Dan Bayi Yang Berkunjung Ke Puskesmas Polonia Medan 2008, 2009. USU Repository © 2009 selain untuk memenuhi kebutuhan ibu juga untuk produksi ASI sebagai makanan terbaik bagi bayi yang baru lahir karena ASI mengandung gizi yang sesuai untuk menopang bayi. Menurut Djaeni 1990 makanan erat hubungannya dengan gizi, karena dari makanan itulah kita peroleh zat gizi atau zat makanan yang dibutuhkan oleh tubuh untuk menjamin kelangsungan hidup, maka dari itu makanan yang dikonsumsi harus bergizi tinggi, bersih dan aman. Setiap makhluk memerlukan makanan untuk kelangsungan hidupnya. Apalagi untuk ibu menyusui dan hamil sehingga juga akan mempengaruhi gizi kepada anaknya. Demikian juga halnya dengan manusia konsumsi zat gizi yang dapat diterima oleh orang berbeda-beda.

2.7. Status Gizi Berdasarkan Pemanfaatan ASI

Anak yang tidak mendapat gizi akan mengalami gangguan pertumbuhan, sehingga menyebabkan terjadinya sel otak dengan konsekuensi sel yang lebih sedikit. Sebaliknya anak yang mendapat gizi lebih akan memperoleh kalori yang lebih tinggi juga dengan kata lain, konsumsi yang melebihi kebutuhan akan menyebabkan gizi lebih, sebaliknya konsumsi gizi yang kurang menyebabkan kondisi gizi kurang atau defisiensi. 2.8. Jenis Makanan Bayi 0-12 Bulan. 2.8.1. Air Susu Ibu ASI merupakan makanan utama yang terbaik untuk bayi, terutama pada bulan-bulan pertama dengan frekuensi yang dapat diberikan tanpa batasan. ASI selain mempunyai nilai gizi yang paling tinggi juga merupakan makanan yang paling ideal bagi bayi karena mengandung semua zat gizi yang dibutuhkan bayi. Khaira Rahayu : Status Gizi Ibu Dan Bayi Ditinjau Dari Pola Makan Ibu Menyusi Dan Bayi Yang Berkunjung Ke Puskesmas Polonia Medan 2008, 2009. USU Repository © 2009 Komposisi zat gizi yang terkandung dalam ASI adalah lemak, protein, karbohidrat, mineral dan vitamin. Krisnatoto dan Rina, 2004. ASI dibagi menjadi 3 tahap yaitu Roesli, 2005. 1. Kolostrum ASI yang pertama keluar dari hari pertama sampai hari ke 4 - Lebih banyak mengandung protein dibanding ASI matang, mengandung zat anti infeksi 10-17 kali lebih banyak dibanding ASI matang, kadar karbohidrat dan lemak rendah dibandingkan dengan ASI matang. Volume kolostrum antara 150- 300 ml24 jam. 2. ASI TransisiPeralihan - ASI yang keluar sejak hari ke-4ke-7 sampai hari ke-10ke 14. - ASI yang keluar setelah kolostrum sampai belum menjadi ASI matang. - Kadar protein makin merendah sedangkan kadar karbohidrat dan lemak makin meninggi. - Volume semakin meningkat. 3. ASI matang mature ASI yang dikeluarkan pada hari ke-14 dan seharusnya komposisi relatif konstan. Selama enam bulan pertama kehidupan bayi hendaknya diberikan ASI saja yang sering disebut ASI eksklusif, yaitu ASI saja tanpa makanan atau cairan lain.

2.8.1.1. Komposisi ASI.

1. Lemak ASI merupakan susu sapi mengandung lemak cukup tinggi yaitu sekitar 3,5. Namun keduanya mempunyi susunan lemak yang berbeda. ASI mengandung asam lemak omega-3 yang dibutuhkan untuk perkembangan otak Pudjiadi,2000. Khaira Rahayu : Status Gizi Ibu Dan Bayi Ditinjau Dari Pola Makan Ibu Menyusi Dan Bayi Yang Berkunjung Ke Puskesmas Polonia Medan 2008, 2009. USU Repository © 2009 2. Karbohidrat. Peranan karbohidrat diperlukan untuk memenuhi kebutuhan energi. laktosa adalah sumber karbohidrat yang terdapat dalam ASI maupun susu sapi. ASI mengandung laktosa sekitar 70, sedangkan dalam susu sapi sekitar 4,4 Soetjiningsih, 1997. 3. Protein Kebutuhan protein ASI pada bayi sekitar 1,8 per kilogram berat badan Krisnatuti dan Rina, 2002. 4. Mineral Kandungan mineral dalam ASI lebih kecil dibandingkan dengan kandungan mineral dalam susu sapi 1:4 Pudjiaji,2002. 5. Vitamin Kadar vitamin dalam ASI diperoleh dari asupan makanan ibu yang harus cukup dan seimbangAlmatiser, 2000. 6.Air Kira-kira 80 dari ASI terdiri dari air. Air ini berguna untuk melarutkan zat-zat yang tidak berguna didalam tubuh. Air yang tinggi didalam ASI ini akan meredakan rangsangan haus bagi bayi Soetjiningsih, 1997.

2.8.2. Pengganti ASI PASI.

Pemberian PASI dapat disebabkan oleh masalah pada ibu : - Jumlah dan mutu ASI kurang memadai sehingga tidak mencukupi. - Ibu menderita infeksi, luka putting. - Ibu sedang menjalani terapi obat yang tidak aman bagi bayi. Khaira Rahayu : Status Gizi Ibu Dan Bayi Ditinjau Dari Pola Makan Ibu Menyusi Dan Bayi Yang Berkunjung Ke Puskesmas Polonia Medan 2008, 2009. USU Repository © 2009 Berdasarkan hal tersebut diatas, makanya bayi harus diberi makanan pengganti ASI PASI berupa susu formula. Untuk mencukupi kebutuhan bayi susu diberikan sesuai dengan takarannya. Takaran akan bertambah sesuai dengan bertambahnya umur. Jadwal menyusu dengan susu formula tetap seperti pada bayi yang diberi ASI Nadesul, 2005. Dalam kenyataannya ibu-ibu sekarang menggunakan susu formula bukan sebagai PASI yang diakibatkan oleh keadaan-keadaan seperti yang diatas, oleh sebab itu tidak jarang produsen memberikan informasi yang berlebihan dalam rangka pemasaran susu formula. Apabila hal ini dibiarkan terus berlangsung tidak tertutup kemungkinanan suatu saat, ibu yang memiliki bayi lebih cenderung memberikan susu formula bagi bayinya. Daripada memberikan ASI walaupun produksi ASInya normal yang pada gilirannya akan menghambat keberhasilan produksi ASI eksklusif Depkes, 2005.

2.8.3. Makanan Pendamping ASI MP ASI.

Pola konsumsi makanan ibu mempunyai peran yang sangat penting dalam memilih jenis makanan yang bergizi seimbang. MP ASI diberikan setelah anak berusia dari 6 bulan dan berlanjut sampai usia 24 bulan, karena pada masa itu produksi ASI makin menurun sehingga suplai zat gizi dari ASI tidak lagi memenuhi kebutuhan gizi anak yang semakin meningkat Wiryo, 2002. Khaira Rahayu : Status Gizi Ibu Dan Bayi Ditinjau Dari Pola Makan Ibu Menyusi Dan Bayi Yang Berkunjung Ke Puskesmas Polonia Medan 2008, 2009. USU Repository © 2009

2.9. Kerangka Konsep

Kerangka konsep penelitian menggambarkan bahwa setiap ibu menyusui harus mempunyai pola makan yang baik dilihat dari frekuensi makan, jumlah energi dan protein harus sesuai dengan anjuran. Dari pola makan ibu yang baik tentunya status gizi ibu juga baik, sehingga ASI yang dihasilkan akan cukup jumlahnya serta kualitasnya mampu meningkatkan status gizi bayi yang disusuinya. Disamping pola makan ibu yang paling utama mempengaruhi status gizi bayi tersebut, pola makan bayi juga mempengaruhi yaitu selain ASI ditambah juga dengan MP ASI, dengan demikian status gizi bayi menyusui dipengaruhi oleh pola makan ibu dan pola makan bayi itu sendiri. Pola Makan Ibu Menyusui - Frekuensi Makan - Jumlah Energi - Jumlah Protein Status Gizi Bayi Status Gizi Ibu Pola Makan Bayi - Frekuensi Makan MP- ASI - Jenis Makanan - Konsumsi Energi MP- ASI - Konsumsi Protein MP- ASI Khaira Rahayu : Status Gizi Ibu Dan Bayi Ditinjau Dari Pola Makan Ibu Menyusi Dan Bayi Yang Berkunjung Ke Puskesmas Polonia Medan 2008, 2009. USU Repository © 2009

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Jenis dan Rancangan Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan rancangan cross sectional untuk melihat gambaran status gizi ibu dan bayi ditinjau dari pola makan ibu menyusui dan bayi.

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

lokasi penelitian adalah di puskesmas Polonia, adapun alasan dalam pemilihan lokasi karena daerah Polonia termasuk wilayah perkotaan tapi masih juga ditemukan bayi gizi buruk. penelitian dilakukan pada bulan Mei sampai dengan Juni 2008. 3.3. Populasi dan Sampel 3.3.1. Populasi. Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu menyusui yang mempunyai bayi umur 0-12 bulan yang datang berkunjung ke puskesmas Polonia, jumlah populasi yaitu semua ibu menyusui yang berkunjung kepuskesmas polonia pada bulan Mei sampai Juni 2008 sebanyak 47 orang.

3.3.2. Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah total populasi. 3.4. Jenis dan Cara Pengumpulan Data 3.4.1. Jenis Data 1. Data primer yaitu data yang diperoleh melalui wawancara dengan responden ibu menyusui tentang frekuensi makan, jumlah energi dan protein ibu menyusui serta jenis makanan dan frekuensi pemberian makanan pada bayi. 22