Khaira Rahayu : Status Gizi Ibu Dan Bayi Ditinjau Dari Pola Makan Ibu Menyusi Dan Bayi Yang Berkunjung Ke Puskesmas Polonia Medan 2008, 2009.
USU Repository © 2009
Prinsip makanan ibu menyusui sama dengan makanan wanita dewasa hanya jumlah lebih banyak, mutunya lebih baik. Sedangkan syaratnya adalah
sebagai berikut Soetjiningsih, 1997. 1.Susunan menu harus seimbang.
Pola menu seimbang ini terdiri atas: a. Makanan sumber zat tenaga yaitu padi-padian, umbi-umbian, dan tepung-
tepungan. b. Makanan sumber zat pengatur yaitu: sayur-sayuran berwarna hijau
dan buah-buahan. c. Makanan sumber zat pembangun yaitu: kacang-kacangan, telur, daging,
ikan, susu bubuk, teri, dan tempe. 2. Dianjurkan minum 8-12 gelashari.
3. Menghindari makan yang terlalu banyak bumbu, terlalu pedas, dan dingin. 4.. Dianjurkan banyak makan sayuran berwarna Soetjiningsih, 1997.
2.2. Kebutuhan Zat Gizi Bagi Ibu Menyusui
Kuantitas makanan untuk ibu yang sedang menyusui lebih besar dibanding dengan ibu hamil, karena metabolisme meningkat akan tetapi
kualitasnya tetap sama. pada ibu menyusui diharapkan mengkonsumsi makanan yang bergizi dan berenergi tinggi untuk kebutuhan diri sendiri dan produksi ASI
Depkes RI, 2003. Kecukupan gizi ASI juga dipengaruhi oleh makanan yang dikonsumsi
ibu. Prinsip makan asal kenyang hendaknya dibuang jauh-jauh. Pertahankanlah konsumsi makanan bergizi, sehat, beragam dan berimbang. Perbanyaklah
mengkonsumsi kacang-kacangan, sayuran dan buah-buahan, serta makanan yang
Khaira Rahayu : Status Gizi Ibu Dan Bayi Ditinjau Dari Pola Makan Ibu Menyusi Dan Bayi Yang Berkunjung Ke Puskesmas Polonia Medan 2008, 2009.
USU Repository © 2009
kaya protein, kalsium dan zat berkacang-kacangan. daun katuk dipercaya dapat meningkatkan kekentalan ASI, sehingga kualitas ASI menjadi lebih baik.
Untuk mencukupi jumlah itu ibu harus dapat memenuhi dari kelompok bahan makanan yang terdiri dari karbohidrat nasi, roti, produk-produk sereal, mie
dan umbi-umbian, protein hewani maupun nabati daging, ikan, telur, tahu, tempe, vitamin dan mineral sayuran dan buah-buahan dan lemak.
Makanan bagi ibu menyusui haruslah beragam untuk menjamin konsumsi yang cukup akan protein ,bermacam vitamin, dan makanan yang mengandung gizi
esensial lainnnya Perinasia, 1990. Pada ibu menyusui semua makanan yang dikonsumsi digunakan untuk
aktivitas dan metabolisme dalam tubuh, selain untuk produksi ASI. Keadaan gizi ibu pada masa sebelum hamil, kenaikan berat badan selama hamil, dan masukan
makanan selama laktasi sangat berpengaruh terhadap produksi dan kualitas ASI. Kebutuhan zat gizi bagi ibu menyusui :
- Energi Berdasarkan angka kecukupan gizi menurut Widya Karya Nasional,
pangan dan gizi V tahun 1998, tambahan energi per hari untuk wanita menyusui pada 6 bulan pertama 700 kalori, pada 6 bulan kedua 500 kalori. penambahan
tersebut ditambahkan dari kebutuhan wanita golongan umur 20-45 tahun yang tidak sedang hamilmenyusui, yaitu 2200 kalori. Jumlah tersebut dapat dicapai
dengan mengkonsumsi sereal, susu, dan hasil olahan susu. Ibu juga membutuhkan tambahan karbohidrat untuk menggantikan glukosa yang digunakan untuk
membuat laktosa di ASI. Selama menyusui, serat dibutuhkan 1 gram lebih banyak, sehingga konsumsi sayuran dan buah sangat dianjurkan.
Khaira Rahayu : Status Gizi Ibu Dan Bayi Ditinjau Dari Pola Makan Ibu Menyusi Dan Bayi Yang Berkunjung Ke Puskesmas Polonia Medan 2008, 2009.
USU Repository © 2009
- Protein Kebutuhan protein meningkat selama menyusui karena untuk produksi
ASI. Berdasarkan Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi tahun 1998 tambahan protein untuk ibu menyusui pada 6 bulan pertama 16 gram per hari dan 6 bulan
kedua 12 gram per hari yang ditambahkan dari kebutuhan wanita golongan umur 20-45 tahun yang tidak sedang hamilmenyusui, yaitu 48 gram.
Khusus untuk protein meskipun konsumsi ibu tidak mencukupi, ASI akan tetap memberikan protein sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan oleh bayi
yang diambil dengan mengorbankan jaringan ibunya Sediaotema, 1991. Jika jumlah energi dan protein yang dikonsumsi ibu kurang, maka akan
mempengaruhi volume ASI yang dihasilkan daripada mempengaruhi kualitas ASI. Namun apabila jumlah protein yang dikonsumsi ibu sangat rendah, maka
akan mengurangi proporsi kasein susu. Ekstra protein bisa didapat dari susu, hasil olahan susu, telur, daging, ikan, unggas, kacang-kacangan, dan sereal.
Kebutuhan energi dan protein bagi Anak yang tidak mendapatkan gizi akan mengalami gangguan petumbuhan sehingga menyebabkan terjadinya sel
otak dengan konsekuensi sel yang lebih sedikit. Sebaliknya anak yang mendapatkan gizi lebih akan memperoleh kalori yang lebih tinggi juga dengan
kata lain, konsumsi yang melebihi kebutuhan akan menyebabkan gizi lebih, sebaliknya konsumsi gizi yang kurang akan menyebabkan kondisi gizi kurang
atau defisiensi. Gizi yang dibutuhkan pada saat laktasi hampir sama dengan pada saat
kehamilan. Gizi khusus ibu menyusui selain mengandung semua zat gizi hidrat arang, protein, lemak, vitamin, dan mineral juga sebaiknya mengandung DHA,
Khaira Rahayu : Status Gizi Ibu Dan Bayi Ditinjau Dari Pola Makan Ibu Menyusi Dan Bayi Yang Berkunjung Ke Puskesmas Polonia Medan 2008, 2009.
USU Repository © 2009
dan asam lemak essensial untuk pertumbuhan dan perkembangan otak dan retina secara optimal. Laktasi dikatakan berhasil bila bayi berkembang dengan baik dan
mempunyai status gizi yang baik. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian ASI
Menyusui merupakan suatu proses alamiah, namun sering ibu-ibu tidak berhasil menyusui atau menghentikan menyusui lebih dini. Berbagai alasan ibu-
ibu menghentikan pemberian ASI kepada bayi RSCM, 1989. Para ahli mengemukakan beberapa sebab terjadinya penurunan
penggunaan ASI antara lain: a. Adanya perubahan struktur masyarakat dan keluarga.
b. Kemudahan-kemudahan yang didapat sebagai hasil kemajuan teknologi pembuatan makanan bayi seperti pembuatan tepung makanan bayi, susu
buatan bayi, mendorong ibu untuk mengganti ASI dengan makanan olahan lain.
c. Para ibu sering keluar rumah baik karena bekerja maupun karena tugas. d. Iklan yang menyesatkan dari berbagai produksi makanan bayi.
Memburuknya gizi anak dapat juga terjadi akibat ketidaktahuan ibu mengenai tata cara pemberian ASI kepada anaknya. Berbagai aspek kehidupan
kota telah membawa pengaruh terhadap banyak para ibu untuk tidak menyusui bayinya, padahal makanan pengganti yang bergizi tinggi jauh dari jangkauan
mereka Syahmien Moehji, 1988. Keadaan gizi yang buruk sewaktu bayi dalam kandungan maupun setelah
dilahirkan mempunyai pengaruh sangat besar terhadap perkembangan otaknya. Hal tersebut harus benar-benar dimengerti oleh seorang ibu, karena para ibulah
Khaira Rahayu : Status Gizi Ibu Dan Bayi Ditinjau Dari Pola Makan Ibu Menyusi Dan Bayi Yang Berkunjung Ke Puskesmas Polonia Medan 2008, 2009.
USU Repository © 2009
yang menyusui serta berperan dalam memilih bahan pangan dan menyajikannya untuk kepentingan keluarga Anonim, 2004.
2.3. Kebutuhan Zat Gizi Bagi Bayi