Khaira Rahayu : Status Gizi Ibu Dan Bayi Ditinjau Dari Pola Makan Ibu Menyusi Dan Bayi Yang Berkunjung Ke Puskesmas Polonia Medan 2008, 2009.
USU Repository © 2009
yang menyusui serta berperan dalam memilih bahan pangan dan menyajikannya untuk kepentingan keluarga Anonim, 2004.
2.3. Kebutuhan Zat Gizi Bagi Bayi
Ada 2 tujuan pengaturan makanan untuk bayi dan anak balita: 1. Memberikan zat gizi yang cukup bagi kebutuhan hidup, yaitu untuk
pemeliharaan dan pemulihan serta peningkatan kesehatan, pertumbuhan, perkembangan fisik, dan psikomotor, serta melakukan aktivitas fisik.
2. Untuk mendidik kebiasaan makan yang baik. Bayi merupakan salah satu kelompok rentan gizi yaitu kelompok
masyarakat yang paling mudah menderita kelainan gizi, bila suatu masyarakat terkena kekurangan penyediaaan bahan makanan kebutuhan bayi akan zat-zat gizi
adalah yang paling tinggi, bila dinyatakan dalam satuan berat badan karena bayi sedang ada dalam periode pertumbuhan yang pesat Sediaoetama, 2004.
Pengaturan makanan untuk bayi perlu dilakukan karena bayi mempunyai ciri khas yang membedakannya dari orang dewasa yaitu berada dalan masa
pertumbuhan dan perkembangan. Makanan untuk bayi haruslah memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
a. Memenuhi kecukupan energi dan semua zat gizi sesuai dengan umurnya. b. Susunan hidangan disesuaikan dengan pola menu seimbang, bahan
makanan yang tersedia setempat, kebiasaan makan dan selera terhadap makan.
c. Bentuk dan porsi makanan disesuaikan dengan daya terima, toleransi, dan keadaan faali bayi.
d. Memperhatikan kebersihan perorangan dan lingkungan RSCM, 1994.
Khaira Rahayu : Status Gizi Ibu Dan Bayi Ditinjau Dari Pola Makan Ibu Menyusi Dan Bayi Yang Berkunjung Ke Puskesmas Polonia Medan 2008, 2009.
USU Repository © 2009
Kebutuhan zat gizi bagi bayi adalah : - Energi
Kebutuhan energi bayi relatif besar bila dibandingkan dengan orang dewasa karena pertumbuhannya. Kebutuhan energi sehari anak pada tahun
pertama 100-120 kalkg BB sehari Depkes, 2005. - Protein
Protein dalam tubuh merupakan sumber asam amino essensial yang diperlukan sebagai zat pembangun. Kebutuhan protein bayi relatif lebih besar bila
dibandingkan dengan orang dewasa. Angka kecukupan protein bergantung pula pada mutu protein. Semakin baik mutu protein, semakin rendah angka kecukupan
protein. Kecukupan protein yang dianjurkan untuk bayi adalah sebesar 2,5 gr kg BB Depkes, 2003.
ASI dalam jumlah cukup merupakan makanan terbaik dan dapat memenuhi kebutuhan gizi bayi selama 4- 6 bulan pertama, sesudah 6 bulan bayi
memerlukan makanan pelengkap karena kebutuhan gizi bayi meningkat dan tidak seluruhnya dapat dipenuhi oleh ASI.
Pada umur 5-6 bulan biasanya dimulai makanan padat yang pertama yaitu makanan lumat seperti bubur susu yang dibuat dari tepung jagung, beras, susu,
dan gula. Waktu memberikan makanan dapat dipilih yang sesuai, misalnya sekitar jam 09.00 WIB dengan memperhatikan kira-kira 2 jam sebelumnya tidak
diberikan apapun sehingga bayi dapat menyusui dengan kebutuhannya. Pemberian bubur 2 kali sehari juga buah-buahan dan telur.
Bayi umur 6-7 bulan dapat dimulai pemberian nasi tim yang lunak dan juga makanan campuran lengkap yang dapat dibuat dari beras, makanan sumber
Khaira Rahayu : Status Gizi Ibu Dan Bayi Ditinjau Dari Pola Makan Ibu Menyusi Dan Bayi Yang Berkunjung Ke Puskesmas Polonia Medan 2008, 2009.
USU Repository © 2009
protein nabati, dan hewani serta sayuran sehingga mengandung zat gizi yang lengkap.
Bayi umur 8-12 bulan dapat diberikan dengan nasi tim yaitu pada pagi hari sebagai makanan pagi misalnya pukul 09.00 WIB. Pada siang hari sekitar
pukul 13.00 WIB dan pada sore hari sebagai makanan malam sekitar pukul 17.00- 18.00 WIB.
Selama masa bayi, nasi tim harus disaring terlebih dahulu untuk memudahkan menelannya dan tidak banyak mengandung serat-serat yang dapat
mempersulit pencernaan.
2.4 Penilaian Status Gizi Ibu Menyusui dan Bayi 2.4.1. Penilaian Status Gizi Ibu Menyusui