BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Dalam kehidupan keseharian kita tidak akan pernah terlepas dari kegiatan komunikasi bahkan hampir seluruh waktu yang kita habiskan adalah untuk
berkomunikasi dengan orang lain. Secara sadar atau tanpa kita sadari, kita dapat menghitung dari waktu ke waktu, selalu terlibat dalam komunikasi yang bersifat
rutinitas, beberapa jam waktu yang kita gunakan dalam berbicara, menonton televisi, dan belajar,
Seberapa jauh komunikasi berperan penting dalam kehidupan manusia dan waktu yang diluangkan dalam proses komunikasi sangat besar, timbul pertanyaan
berapa banyak waktu yang digunakan dalam proses komunikasi di dalam keseharian. Adapun bentuk kegiatan komunikasi yang digunakan untuk menulis, untuk membaca,
dan untuk berbicara serta untuk mendengarkan orang lain berbicara, Hal tersebut membuktikan bahwa komunikasi sangat memiliki peran yang penting dalam
kehidupan sosial manusia, dengan kata lain komunikasi telah menjadi jantung dari kehidupan kita.
Komunikasi amat berperan penting dalam menjelaskan segala sesuatunya, banyak orang yang salah memahami makna pesan yang di sampaikan akibat pola
komunikasi yang salah. Keluarga adalah lingkungan terkecil dan terdekat bagi individu. Melalui keluarga seseorang mulai belajar, bersosialisasi, membentuk
karakter, dan mengembangkan nilai-nilai yang telah ditanamkan padanya melalui suatu pola tertentu.
Universitas Sumatera Utara
Komunikasi keluarga adalah komunikasi yang terjadi dalam sebuah keluarga, yang merupakan cara seorang anggota keluarga untuk berinteraksi dengan anggota
lainnya, sekaligus sebagai wadah dalam membentuk dan mengembangkan nilai- nilai yang dibutuhkan sebagai pegangan hidup. Agar anak dapat menjalani hidupnya
ketika berada dalam lingkungan masyarakat, apa yang terjadi jika sebuah pola komunikasi keluarga tidak terjadi secara harmonis tentu akan mempengaruhi
perkembangan anak. Sering ditemui didalam keluarga inti dimana didalamnya terdapat ayah, ibu,
kakak dan adik tentu terdapat berbagai macam perbedaan dalam pola komunikasi Pola komunikasi dapat dipahami sebagai pola hubungan antara dua orang atau lebih dalam
pengiriman dan penerimaan pesan dengan cara yang tepat sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami. Djamarah, 2004:1.
Dalam keseharian kita merasa banyak terjadi perbedaan pendapat antara ayah, kakak, atau pun saudara- saudara lainya di dalam keluarga kita hal ini dapat
disebabkan komunikasi antarpribadi yang terjalin tidak berlangsung harmonis dan kecenderungan di salah satu pihak merasa superior antara pihak lainya oleh sebab itu
diperlukan pola komunikasi keluarga dan komunikasi antar pribadi yang mendalam Alasan peneliti untuk memlih judul ini adalah permasalahan, pola komunikasi
keluarga dan gender belum pernah ada di fisip usu, dan peneliti tertarik untuk meneliti pola komunikasi keluarga Selain itu penulis ingin mengetahui tentang pola komuikasi
keluarga dalam menanamkan nilai gender pada remaja khususnya, di kalangan siswa STM Teladan dan di kalangan siswa SMK Negeri 8 Medan.
Penulis memilih STM Teladan dan SMK Negeri 8 Medan sebagai lokasi penelitian karena, kedua sekolah tersebut memiliki bidang keahlian yang bertolak
belakang, yang mana SMK Negeri 8 Medan memiliki bidang keahlian tata boga, yang
Universitas Sumatera Utara
oleh kebanyakan orang bidang keahlian tersebut dikatakan lebih cocok untuk perempuan sedangkan STM Teladan Medan memiliki bidang keahlian otomotif yang
sering orang bilang sebagai dunianya laki-laki. Atas perbedaan bidang keahlian itulah penulis menganggap bahwa penelitian mengenai gender cocok untuk dilakukan di
kedua sekolah tersebut, sebab lingkungan sekolah akan mempengaruhi pandangan mereka terhadap lawan jenis, yang mana STM Teladan mewakili populasi laki-laki dan
SMK Negeri 8 Medan. Mewakili populasi perempuan. Gender adalah pembagian peran, kedudukan, dan tugas antara laki-laki dan
perempuan yang ditetapkan oleh masyarakat berdasarkan sifat perempuan dan sifat laki-laki yang dianggap pantas menurut norma-nrma, adat istiadat kepercayaan
atau kebiasaan masyarakat. Djohani, 1996 : 7. Namun masih ada masyarakat yang belum paham menenai konsep Gender sehingga hal tersebut mempengaruhi terhadap
pola komunikasi keluarga, seperti adanya dominasi salah satu pihak dalam keluarga. Komunikasi di masyarakat perkotaan, menjadi pusat perhatian ketika
membahas masalah gender. Gender berasal dari bahasa Latin, yaitu “genus”, berarti
tipe atau jenis Gender merupakan kajian tentang tingkah laku perempuan hubungan
sosial antara laki-laki dan perempuan. Gender adalah sifat dan perilaku yang dilekatkan pada laki-laki dan perempuan yang dibentuk secara sosial maupun budaya.
Karena dibentuk oleh sosial dan budaya setempat, maka gender tidak berlaku selamanya tergantung kepada waktu dan tempatnya. Gender juga sangat tergantung
kepada tempat atau wilayah. Gender berbeda dari seks atau jenis kelamin laki-laki dan perempuan yang bersifat biologis. Ini disebabkan yang dianggap maskulin dalam satu
kebudayaan bisa dianggap sebagai feminim dalam budaya lain.
Universitas Sumatera Utara
Dengan kata lain, ciri maskulin atau feminim itu tergantung dari konteks sosial-budaya bukan semata-mata pada perbedaan jenis kelamin. Dalam terminologi
feminis, gender sendiri didefinisikan sebagai perbedaan perilaku behavioral differences atau sifat yang melekat pada kaum laki-laki maupun perempuan yang
dikonstruksi secara sosial dan kultural. Karena itu, gender juga sering disebut sebagai ‘jenis kelamin sosial’. Dari definisi ini, dalam persepsi feminisme, gender hanya
merupakan produk budaya nurture, bukan alami nature, yakni sekadar ‘hasil persepsi’ suatu masyarakat atau bahkan bisa jadi hanya mitos atas apa yang disebut
dengan sifat paten kodrat laki-laki dan sifat paten kodrat perempuan.
Gender dapat dipertukarkan dan bersifat tidak permanen, yakni dapat berubah sejalan dengan perubahan paradigma berpikir yang menjadi landasan budaya
masyarakat tersebut. Berdasarkan kerangka berpikir ini, para pemujanya kemudian menolak konsep pembagian peran sosial yang dikaitkan dengan perbedaan biologis.
Tidak boleh, misalnya, hanya karena secara biologis perempuan punya rahim dan payudara, kemudian dipersepsikan bahwa hanya perempuan yang memiliki sifat-sifat
keperempuanan feminitas seperti sifat lembut, keibuan, dan emosional sehingga secara kodrati perempuan harus menjalani fungsi-fungsi keibuan dan
kerumahtanggaan. Tidak boleh pula, laki-laki yang dianggap lahir dengan sifat-sifat maskulinitasnya, lalu diarahkan untuk menjadi pemimpin atas kaum perempuan.
Pola komunikasi dapat dipahami sebagai pola hubungan antara dua orang atau lebih dalam pengiriman dan penerimaan pesan dengan cara yang tepat sehingga
pesan yang dimaksud dapat dipahami. Djamarah, 2004:1. Pola komunikasi keluarga merupakan salah satu faktor yang penting, karena keluarga merupakan lembaga sosial
pertama yang dikenal anak selama proses sosialisasinya. Menurut Devito 1986 ada
Universitas Sumatera Utara
empat pola komunikasi keluarga yang umum pada keluarga inti Primari relationship , yaitu Equality Pattern, Balance Split Pattern, Unbalanced Split Pattern, dan
Monopoly Pattern. Pembedaan pola komunikasi ini menggambarkan pembagian peran dan kedudukan masing-masing individu dalam sebuah keluarga.
Pola komunikasi keluarga turut berperan dalam penerimaan pesan dan umpan balik yang terjadi antar anggota keluarga. Sebagai contoh dalam pola komunikasi
monopoli, hanya satu orang yang berhak mengambil keputusan dalam keluarga. Hal ini menyebabkan anggota keluarga yang lain tidak berhak menyuarakan pendapat atau
turut berperan dalam pengambilan keputusan, yang mengakibatkan komunikasi keluarga cenderung menjadi komunikasi satu arah saja. Demikian juga dalam
penanaman dan pengembangan nilai, nilai-nilai yang ditanamkan oleh pemegang kekuasaan mutlak diikuti oleh anggota keluarga yang lainnya karena
komunikasi yang berlangsung hanya bersifat instruksi atau suruhan. Keluarga sangat besar peranannya dalam mengajarkan, membimbing,
menentukan perilaku, dan membentuk cara pandang anak terhadap nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat. Keluarga layaknya memberikan penanaman nilai-nilai
yang dibutuhkan anak melalui suatu pola komunikasi yang sesuai sehingga komunikasi berjalan dengan baik, tercipta hubungan yang harmonis, serta pesan dan
nilai-nilai yang ingin disampaikan dapat diterima dan diamalkan dengan baik.
Universitas Sumatera Utara
1.2 Perumusan Masalah