Nilai Gender Fungsi pengambilan keputusan

dari pengalaman-pengalaman atau peristiwa, melalui hasil pengamatan, atau melalui penanaman khusus melalui keluarga sebagai lingkungan pertamanya.

2.1.7 Nilai Gender

Kata Gender dalam bahasa Indonesia dipinjam dari bahasa Inggris. Untuk memahami konsep Gender harus dibedakan kata Gender dengan kata seks jenis kelamin. Pengertian jenis kelamin merupakan persifatan atau pembagian dua jenis kelamin manusia yang ditentukan secara biologis yang melekat pada jenis kelamin tertentu. Secara biologis, alat reproduksi yang melekat pada laki-laki dan perempuan tidak bisa dipertukarkan. Secara permanen tidak berubah dan merupakan ketentuan biologis atau sering dikatakan sebagai ketentuan Tuhan atau kodrat. Sedangkan konsep lainnya adalah konsep gender, yakni suatu sifat yang melekat pada kaum laki-laki maupun perempuan yang dikonstruksi secara sosial maupun kultural. Misalnya, bahwa perempuan itu dikenal lemah lembut, cantik, emosional, atau keibuan. Sementara laki-laki dianggap; kuat, rasional, jantan, perkasa. Ciri-ciri dari sifat itu sendiri merupakan sifat-sifat yang dapat dipertukarkan. Artinya ada laki-laki yang emosional, lemah lembut, keibuan, sementara juga ada perempuan yang kuat, rasional, perkasa. Perubahan ciri dari sifat-sifat itu dapat terjadi dari waktu ke waktu dan dari tempat ke tempat yang lain. Misalnya saja zaman dahulu di suatu suku tertentu perempuan lebih kuat daripada laki-laki, tetapi pada zaman yang lain dan di tempat yang berbeda laki-laki yang lebih kuat. Juga, perubahan bisa terjadi dari kelas ke kelas masyarakat yang berbeda. Di suku tertentu, perempuan kelas bawah dipedesaan lebih kuat dibandingkan laki-laki. Semua hal yang dapat dipertukarkan antara sifat perempuan dan laki-laki, yang bisa berubah dari waktu ke waktu serta Universitas Sumatera Utara berbeda dari tempat ke tempat yang lainnya, maupun berbeda dari suatu kelas ke kelas yang lain, itulah yang dikenal dengan konsep gender. Terbentuknya perbedaan-perbedaan gender dikarenakan oleh banyak hal, diantaranya dibentuk, disosialisasikan, diperkuat, bahkan dikonstruksi secara sosial atau kultural, melalui ajaran keagamaan maupun negara.

2.1.7 Teori Feminisme

Dokumen yang terkait

Pengetahuan Remaja Tentang Kesetaraan Gender dalam Keluarga di SMA Dharma Pancasila Medan Tahun 2013

3 93 75

Perubahan Pola Hubungan Gender Di Keluarga Migran

0 19 1

Pendekatan sosial dan psikologi untuk menanamkan nilai-nilai moral pada remaja dalam keluarga

0 11 0

POLA KOMUNIKASI PENDIDIKAN SEKS REMAJA PADA KELUARGA MARGINAL ( Studi Deskriptif Mengenai Pola Komunikasi Pendidikan Seks Remaja Pada Keluarga Marginal di Depok, Jawa Barat ).

0 1 22

POLA KOMUNIKASI KELUARGA DALAM MENANAMKAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER ANAK.

0 0 1

POLA KOMUNIKASI KELUARGA DALAM MENGENALKAN DAN MENANAMKAN NILAI BUDAYA KEPADA ANAK (STUDI DESKRIPTIF PENERAPAN POLA KOMUNIKASI PENGENALAN NILAI BUDAYA SUNDA PADA KELUARGA KETURUNAN KERAJAAN SUMEDANG LARANG).

0 0 15

BAB III KOMUNIKASI KELUARGA DALAM MENANAMKAN NILAI-NILAI KEISLAMAN KEPADA REMAJA SERTA GAMBARAN KELUARGA DI DESA TANJUNG AMAN A. Desa Tanjung Aman Kecamatan Kotabumi - KOMUNIKASI KELUARGA DALAM MENANAMKAN NILAI-NILAI KEISLAMAN KEPADA REMAJA DI DESA TANJUN

0 1 26

BAB IV ANALISIS TERHADAP PROSES KOMUNIKASI KELUARGA DALAM MENANAMKAN NILAI-NILAI KEISLAMAN KEPADA REMAJA DI DESA TANJUNG AMAN A. Komunikasi Keluarga Dalam Menanamkan Nilai-nilai Keislaman Kepada Remaja - KOMUNIKASI KELUARGA DALAM MENANAMKAN NILAI-NILAI KE

0 0 13

METODE DA’I DALAM MENANAMKAN NILAI-NILAI KEJUJURAN PADA REMAJA DI BTN BUMI SAMATA PERMAI GOWA

0 0 106

STUDI DESKRIPTIF PENGETAHUAN REMAJA TENTANG PENYALAHGUNAAN NARKOBA PADA REMAJA DI SMK PURWOKERTO

0 0 15