Perumusan Masalah Pembatasan Masalah Teknik Pengumpulan Data

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka penulis mengajukan perumusan masalah sebagai berikut, “Bagaimanakah pola komunikasi keluarga dalam menanamkan nilai gender pada Remaja di SMK 8 dan STM Teladan Medan” ?

1.3 Pembatasan Masalah

1. Bagaimana pola komunikasi Equality pola persamaan dalam menanamkan nilai gender pada remaja? 2. Bagaimana pola komunikasi Balanced Split seimbang terpisah dalam menanamkan nilai gender pada remaja? 3. Bagaimana pola komunikasi Unbalanced Split tak sembang terpisah dalam menanamkan nilai gender pada remaja? 4. Bagaimana pola komunikasi Monopoly monopoli dalam menanamkan nilai gender pada remaja?

1.4 Tujuan Penelitian dan manfaat penelitian

Dalam kaitannya dengan penelitian, adapun tujuan yang utama dari penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui pola komunikasi Equality dalam menanamkan nilai gender pada remaja 2. Untuk mengetahui pola komunikasi Balanced Split dalam menanamkan nilai gender pada remaja 3. Untuk mengetahui pola komunikasi Unbalanced Split dalam menanamkan nilai Universitas Sumatera Utara gender pada remaja 4. Untuk mengetahui pola komunikasi Monopoly dalam menanamkan nilai gender pada remaja

1.4.2 Manfaat Penelitian

1. Penelitian ini diharapkan, dapat memberikan masukan kepada penulis khususnya dan pihak lain pada umumnya mengenai pola komunikasi keluarga dalam menanamkan nilai gender pada remaja. 2. Memberikan informasi khususnya kepada responden mengenai pola komunikasi keluarga dalam menanamkan nilai gender pada remaja, sehingga diharapkan responden memahami tentang arti dan nilai gender yang sebenarnya.

1.5 Kerangka Teori

Setiap penelitian memerluka n kejelasan titik tolak atau landasan berfikir dalam memecahkan masalah atau menyoroti masalahnya. Untuk itu perlu disususn kerengka teori yang memuat pokok - pokok pikiran yang menggambarkan dari sudut mana penelitian tersebut disoroti Nawawi, 1995:40. Menurut kerlinger Rakhmat, 2004:6 teori merupakan himpunan konstruk atau konsep, yang mengemukakan pandangan sistematis tentang gejala dengan menjabarkan relasi di antara variabel untuk menjelaskan dan meramalkan gejala tersebut .Dengan adanya kerangka teori, akan membantu peneliti dalam menentukan tujuan dan arah penelitiannya. Adapun teori-teori yang dianggap relevan dengan penelitian ini adalah sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara

1.5.1 Pola Komunikasi Keluarga

Pola komunikasi keluarga merupakan salah satu faktor yang penting, karena keluarga merupakan lembaga sosial pertama yang dikenal anak selama proses sosialisasinya. Menurut Devito 1986 ada empat pola komunikasi keluarga yang umum pada keluarga inti komunikasi keluarga yang terdiri dari pola persamaan Equality Pattern, pola seimbang-terpisah Balance Split Patern, pola tak seimbang- terpisah Unbalance Split Pattern pola monopoli Monopoly Pattern, 1. Pola Komunikasi Persamaan Equality Pattern Dalam pola ini, tiap individu berbagi hak yang sama dalam kesempatan berkomunikasi. Peran tiap orang dijalankan secara merata. Komunikasi berjalan dengan jujur, terbuka, langsung, dan bebas dari pembagian kekuasaan. Semua orang memiliki hak yang sama dalam proses pengambilan keputusan. Keluarga mendapatkan kepuasan tertinggi bila ada kesetaraan.

2. Pola Komunikasi Seimbang Terpisah Balance Split Pattern

Kesetaraan hubungan tetap terjaga, namun dalam pola ini tiap orang memiliki daerah kekuasaan yang berbeda dari yang lainnya. Tiap orang dilihat sebagai ahli dalam bidang yang berbeda. Sebagai contoh, dalam keluarga normal tradisional, suami dipercaya dalam urusan bisnis atau politik. Istri dipercaya untuk urusan perawatan anak dan memasak. Namun pembagian peran berdasarkan jenis kelamin ini masih bersifat fleksibel. Konflik yang terjadi dalam keluarga tidak dipandang sebagai ancaman karena tiap individu memiliki area masing-masing dan keahlian sendiri-sendiri. Universitas Sumatera Utara

3. Pola Komunikasi Tak Seimbang Terpisah Unbalanced Split Pattern

Dalam pola ini satu orang mendominasi, satu orang dianggap sebagai ahli lebih dari yang lainnya. Satu orang inilah yang memegang kontrol, seseorang ini biasanya memiliki kecerdasan intelektual lebih tinggi, lebih bijaksana, atau berpenghasilan lebih tinggi. Anggota keluarga yang lain berkompensasi dengan cara tunduk pada seseorang tersebut, membiarkan orang yang mendominasi itu untuk memenangkan argumen dan pengambilan keputusan sendiri.

4. Pola Komunikasi Monopoli Monopoly Pattern

Satu orang dipandang sebagai pemegang kekuasaan. Satu orang ini lebih bersifat memberi perintah dari pada berkomunikasi. la memiliki hak penuh untuk mengambil keputusan sehingga jarang atau tidak pernah bertanya atau meminta pendapat dari orang lain. Pemegang kuasa memerintahkan kepada yang lain apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan. Maka anggota keluarga yang lainnya meminta izin, meminta pendapat, dan membuat keputusan berdasarkan keputusan dari orang tersebut. Pembedaan pola komunikasi ini menggambarkan pembagian peran dan kedudukan masing-masing individu dalam sebuah keluarga. Pola komunikasi keluarga turut berperan dalam penerimaan pesan dan umpan balik yang terjadi antar anggota keluarga. Sebagai contoh dalam pola komunikasi monopoli, hanya satu orang yang berhak mengambil keputusan dalam keluarga. Hal ini menyebabkan anggota keluarga yang lain tidak berhak menyuarakan pendapat atau turut berperan dalam pengambilan keputusan, yang mengakibatkan komunikasi keluarga cenderung menjadi komunikasi satu arah saja. Demikian juga dalam penanaman dan pengembangan nilai, nilai-nilai yang ditanamkan oleh pemegang kekuasaan mutlak diikuti oleh Universitas Sumatera Utara anggota keluarga yang lainnya karena komunikasi yang berlangsung hanya bersifat instruksi atau suruhan. Keluarga sangat besar peranannya dalam mengajarkan, membimbing, menentukan perilaku, dan membentuk cara pandang anak terhadap nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat. Keluarga layaknya memberikan penanaman nilai-nilai yang dibutuhkan anak melalui suatu pola komunikasi yang sesuai sehingga komunikasi berjalan dengan baik, tercipta hubungan yang harmonis, serta pesan dan nilai-nilai yang ingin disampaikan dapat diterima dan diamalkan dengan baik.

1.5.2 Komunikasi Keluarga

Keluarga merupakan kelompok sosial pertama dalam kehidupan manusia dimana ia belajar dan menyatakan diri sebagai manusia sosial, dalam interaksi dengan kelompoknya, Kurniadi, 2001: 271. Dalam keluarga yang sesungguhnya, komunikasi merupakan sesuatu yang harus dibina, sehingga anggota keluarga merasakan ikatan yang dalam serta saling membutuhkan. Keluarga merupakan kelompok primer paling penting dalam masyarakat, yang terbentuk dari hubungan laki-laki dan perempuan, perhubungan ini yang paling sedikit berlangsung lama untuk menciptakan dan membesarkan anak-anak. Keluarga dalam bentuk yang murni merupakan kesatuan sosial yang terdiri dari ayah, ibu dan anak-anak. Dilihat dari pengertian di atas bahwa kata-kata, sikap tubuh, intonasi suara dan tindakan, mengandung maksud mengajarkan, mempengaruhi dan memberikan pengertian. Sedangkan tujuan pokok dari komunikasi ini adalah memelihara interaksi antara satu anggota dengan anggota lainnya sehingga tercipta komunikasi yang efektif. Universitas Sumatera Utara Komunikasi dalam keluarga juga dapat diartikan sebagai kesiapan membicarakan dengan terbuka setiap hal dalam keluarga baik yang menyenangkan maupun yang tidak menyenangkan, juga siap menyelesaikan masalah-masalah dalam keluarga dengan pembicaraan yang dijalani dalam kesabaran dan kejujuran serta keterbukaan Terlihat dengan jelas bahwa dalam keluarga adalah pasti membicarakan hal- hal yang terjadi pada setiap individu, komunikasi yang dijalin merupakan komunikasi yang dapat memberikan suatu hal yang dapat diberikan kepada setiap anggota keluarga lainnya. Dengan adanya komunikasi, permasalahan yang terjadi diantara anggota keluarga dapat dibicarakan dengan mengambil solusi terbaik

1.5.3 Gender

Kata Gender dalam bahasa Indonesia dipinjam dari bahasa Inggris. Untuk memahami konsep Gender harus dibedakan kata gender dengan kata seks jenis kelamin. Pengertian jenis kelamin merupakan persifatan atau pembagian dua jenis kelamin manusia yang ditentukan secara biologis yang melekat pada jenis kelamin tertentu. Secara biologis, alat reproduksi yang melekat pada laki-laki dan perempuan tidak bisa dipertukarkan. Secara permanen tidak berubah dan merupakan ketentuan biologis atau sering dikatakan sebagai ketentuan Tuhan atau kodrat. Sedangkan konsep lainnya adalah konsep gender, yakni suatu sifat yang melekat pada kaum laki-laki maupun perempuan yang dikonstruksi secara sosial maupun kultural. Misalnya, bahwa perempuan itu dikenal lemah lembut, cantik, emosional, atau keibuan. Sementara laki-laki dianggap; kuat, rasional, jantan, perkasa. Ciri-ciri dari sifat itu sendiri merupakan sifat-sifat yang dapat dipertukarkan. Artinya ada laki-laki yang emosional, lemah lembut, keibuan, sementara juga ada perempuan Universitas Sumatera Utara yang kuat, rasional, perkasa. Perubahan ciri dari sifat-sifat itu dapat terjadi dari waktu ke waktu dan dari tempat ke tempat yang lain. Misalnya saja zaman dahulu di suatu suku tertentu perempuan lebih kuat daripada laki-laki, tetapi pada zaman yang lain dan di tempat yang berbeda laki-laki yang lebih kuat. Juga, perubahan bisa terjadi dari kelas ke kelas masyarakat yang berbeda. Di suku tertentu, perempuan kelas bawah dipedesaan lebih kuat dibandingkan laki-laki. Semua hal yang dapat dipertukarkan antara sifat perempuan dan laki-laki, yang bisa berubah dari waktu ke waktu serta berbeda dari tempat ke tempat yang lainnya, maupun berbeda dari suatu kelas ke kelas yang lain, itulah yang dikenal dengan konsep gender. Teori yang mendukung penelitian ini adalah Social Learning Theory Teori Belajar Sosial. Teori yang dikemukakan oleh Albert Bandura ini memberikan gambaran yang komprehensif yang dapat diaplikasikan untuk memecahkan atau meneliti perubahan perilaku remaja. Anak-anak memilih untuk meniru model dari jenis kelamin yang sama orang tua mereka, anak lain, orang dewasa lainnya, bahkan karakter dari buku atau media cetak. Mengamati dan meniru model dilihat sebagai usaha yang penuh kuasa pada anak-anak dalam menyerap nilai gender. Anggapan yang umum adalah orang tua memperlakukan anak laki-laki dan anak perempuan secara berbeda dari awal kelahiran. Pembedaan perlakuan ini dimulai dari masa kanak-kanak dan terus berlanjut sampai dewasa. Pembedaan perlakuan tersebut dilakukan secara terus menerus dengan suatu cara yang khas, yang akhirnya membentuk suatu konsep gender. Pengembangan nilai gender yang dialami remaja berkaitan dengan pola komunikasi yang terjadi dalam keluarganya, karena konsep gender itu sendiri dipahami oleh anak melalui suatu pola komunikasi. Karena pola komunikasi pada tiap keluarga berbeda, maka penanaman dan pengembangan nilai gender pada remaja tentunya akan berlainan pula cara dan Universitas Sumatera Utara penerimaannya, tergantung pola komunikasi yang terjadi dalam keluarga tersebut.

1.5.4 Komunikasi keluarga

Keluarga merupakan kelompok sosial pertama dalam kehidupan manusia dimana ia belajar dan menyatakan diri sebagai manusia sosial, dalam interaksi dengan kelompoknya. Kurniadi, 2001: 271. Dalam keluarga yang sesungguhnya, komunikasi merupakan sesuatu yang harus dibina, sehingga anggota keluarga merasakan ikatan yang dalam serta saling membutuhkan. Keluarga merupakan kelompok primer paling penting dalam masyarakat, yang terbentuk dari hubungan laki-laki dan perempuan, perhubungan ini yang paling sedikit berlangsung lama untuk menciptakan dan membesarkan anak-anak. Keluarga dalam bentuk yang murni merupakan kesatuan sosial yang terdiri dari ayah, ibu dan anak-anak. Dilihat dari pengertian di atas bahwa kata-kata, sikap tubuh, intonasi suara dan tindakan, mengandung maksud mengajarkan, mempengaruhi dan memberikan pengertian. Sedangkan tujuan pokok dari komunikasi ini adalah memelihara interaksi antara satu anggota dengan anggota lainnya sehingga tercipta komunikasi yang efektif. Komunikasi dalam keluarga juga dapat diartikan sebagai kesiapan membicarakan dengan terbuka setiap hal dalam keluarga baik yang menyenangkan maupun yang tidak menyenangkan, juga siap menyelesaikan masalah-masalah dalam keluarga dengan pembicaraan yang dijalani dalam kesabaran dan kejujuran serta keterbukaan Terlihat dengan jelas bahwa dalam keluarga adalah pasti membicarakan hal- hal yang terjadi pada setiap individu, komunikasi yang dijalin merupakan komunikasi yang dapat memberikan suatu hal yang dapat diberikan kepada setiap anggota Universitas Sumatera Utara keluarga lainnya. Dengan adanya komunikasi, permasalahan yang terjadi diantara anggota keluarga dapat dibicarakan dengan mengambil solusi terbaik 1.6 Kerangka konsep Kerangka sebagai hasil pemikiran yang rasional merupakan uraian yang bersifat kritis dalam memperkirakan kemungkinan hasil yang dicapai Nawawi, 1995:33 Konsep adalah pengambaran fenomena yang hendak diteliti, yakni istilah dan definisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak kejadian, keadaan, kelompok atau individu yang menjadi pusat perhatian ilmu social Singarimbun, 1995:33 Agar konsep tersebut dapat diteliti, maka harus dioprasionalkan dengan mengubahnya menjadi variable . variable adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian, variable dalam penelitian ini adalah Peneliti menguraikan variabel-variabel dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Variabel I : Pola Komunikasi Keluarga Sub Variabel

: Pola Komunikasi Equality berdasarkan gender Indikator : Kesetaraan antar anggota keluarga → Pembagian tugas yang sama pada tiap anggota keluarga → Pengambilan keputusan melibatkan semua anggota keluarga. → Tiap anggota keluarga dipandang setara satu sama lain→ Keleluasaan dan keterbukaan topik yang dibicarakan dalam komunikasi keluarga. Sub Variabel : Pola Komunikasi Balance Split berdasarkan gender Indikator : Pemisahan tugas → Pembagian tugas berdasaarkan bidang masing-masing → Pengambilan keputusan dilakukan sendiri-sendiri → Masalah yang ada diselesaikan sendiri-sendiri → Sifat anggota keluarga lebih individualis Sub Variabel : Pola Komunikasi Unbalanced Split Universitas Sumatera Utara berdasarkan gender Indikator : Dominasi oleh satu orang anggota keluarga → Satu orang dipandang memiliki nilai lebih dari yang lainnya. → Kontrol seringkali dipegang oleh orang tersebut → Pengambilan keputusan dilakukan oleh satu orang yang mendominasi. → Komunikasi masih bersifat timbal balik namun diwarnai mendominasi. Sub Variabel : Pola Komunikasi Monopoly berdasarkan gender Indikator : Kekuasaan dipegang oleh satu orang anggota keluarga → Satu orang dipandang sebagai pemegang kekuasaan → Komunikasi lebih bersifat perintahinstruksi untuk dilakukan. → Satu orang memiliki hak penuh untuk mengambil keputusan. → Anggota keluarga yang lain meminta izin, pendapat, dan membuat keputusan berdasarkan pemegang kekuasaan.

2. Variable II: Nilai-Nilai Gender Pada Remaja

Sub Variabel : Penerapan dalam kehidupan sehari-hari Indikator :- Pandangan terhadap lawan jenis → Fleksibilitas dan kemampuan dalam mengerjakan tugas-tugas →Fleksibilitas dan kemampuan dalam menentukan karier atau pekerjaan Sub Variabel : Pemahaman tentang gender pada remaja Indikator :- Mengetahui arti gender Universitas Sumatera Utara Karakteristik Responden a. Umur b. Jenis kelamin c. Agama d. Pendidikan orang tua e. Jumlah saudara f. Kedudukan di dalam keluarga

1.8 Metode Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data

1.8.1 Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah metode desktiptif. Metode deskriptif adalah suatu metode yang bertujuan melukiskan secara sistematis faktakarakteristik populasi tertentu bidang tertentu secara faktual dan cermat Rakhmat, 2001:24. Penelitian ini tidak mencari atau menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi. Penelitian deskriptif ditujukan untuk : 1. mengumpulkan informasi masalah atau memeriksa secara rinci yang melukiskan gejala yang ada. 2. mengidentifikasi masalah atau memeriksa kondisi dan praktek-praktek yang berlaku. 3. membuat perbandingan atau evaluasi 4. menentukan apa yang dilakukan orang lain dalam menghadapi masalah yang sama dan belajar dari pengalaman mereka untuk menetapkan masalah yang sama dan belajar dari pengalaman mereka untuk menetapkan rencana dan keputusan pada waktu yang akan datang. Universitas Sumatera Utara

1.9 Teknik Pengumpulan Data

Untuk melengkapi data dari penelitian ini, maka penulis menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut : 1. Observasi Observasi ialah teknik pengumpulan data dengan mengadakan peninjauan secara langsung, yang mana observasi yang dilakukan penulis dalam penelitian ini adalah memilih lokasi penelitian yang tepat dan sesuai dengan permasalahan. 2. Studi kepustakaan Studi kepustakaan ialah pengumpulan data dengan cara melakukan penelaah terhadap berbagai sumber informasi tertulis baik berupa buku-buku atau laporan- laporan yang ada hubungannya dengan permasalahan yang sedang diteliti. 3.AngketKuesioner Angket adalah suatu daftar pertanyaan yang disusun secara khusus untuk memperoleh data yang disampaikan kepada responden yang telah ditentukan. Angket tersebut desebarkan kepada siswa SMK Negeri 8 dan siswa STM Teladan Medan berdasarkan jumlah sampel yang telah ditentukan melalui teknik pengambilan sampel sebelumnya. 4.Wawancara Yaitu proses mendapatkan keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara Tanya jawab sambil bertatap muka antara peneliti dengan responden. Metode ini hanya digunakan untuk melengkapi data yang sudah didapat dari metode pertama Rakhmat, 2004:83 Universitas Sumatera Utara

1.10 Populasi dan Sampel

Dokumen yang terkait

Pengetahuan Remaja Tentang Kesetaraan Gender dalam Keluarga di SMA Dharma Pancasila Medan Tahun 2013

3 93 75

Perubahan Pola Hubungan Gender Di Keluarga Migran

0 19 1

Pendekatan sosial dan psikologi untuk menanamkan nilai-nilai moral pada remaja dalam keluarga

0 11 0

POLA KOMUNIKASI PENDIDIKAN SEKS REMAJA PADA KELUARGA MARGINAL ( Studi Deskriptif Mengenai Pola Komunikasi Pendidikan Seks Remaja Pada Keluarga Marginal di Depok, Jawa Barat ).

0 1 22

POLA KOMUNIKASI KELUARGA DALAM MENANAMKAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER ANAK.

0 0 1

POLA KOMUNIKASI KELUARGA DALAM MENGENALKAN DAN MENANAMKAN NILAI BUDAYA KEPADA ANAK (STUDI DESKRIPTIF PENERAPAN POLA KOMUNIKASI PENGENALAN NILAI BUDAYA SUNDA PADA KELUARGA KETURUNAN KERAJAAN SUMEDANG LARANG).

0 0 15

BAB III KOMUNIKASI KELUARGA DALAM MENANAMKAN NILAI-NILAI KEISLAMAN KEPADA REMAJA SERTA GAMBARAN KELUARGA DI DESA TANJUNG AMAN A. Desa Tanjung Aman Kecamatan Kotabumi - KOMUNIKASI KELUARGA DALAM MENANAMKAN NILAI-NILAI KEISLAMAN KEPADA REMAJA DI DESA TANJUN

0 1 26

BAB IV ANALISIS TERHADAP PROSES KOMUNIKASI KELUARGA DALAM MENANAMKAN NILAI-NILAI KEISLAMAN KEPADA REMAJA DI DESA TANJUNG AMAN A. Komunikasi Keluarga Dalam Menanamkan Nilai-nilai Keislaman Kepada Remaja - KOMUNIKASI KELUARGA DALAM MENANAMKAN NILAI-NILAI KE

0 0 13

METODE DA’I DALAM MENANAMKAN NILAI-NILAI KEJUJURAN PADA REMAJA DI BTN BUMI SAMATA PERMAI GOWA

0 0 106

STUDI DESKRIPTIF PENGETAHUAN REMAJA TENTANG PENYALAHGUNAAN NARKOBA PADA REMAJA DI SMK PURWOKERTO

0 0 15