anggota keluarga yang lainnya karena komunikasi yang berlangsung hanya bersifat instruksi atau suruhan.
Keluarga sangat besar peranannya dalam mengajarkan, membimbing, menentukan perilaku, dan membentuk cara pandang anak terhadap nilai-nilai yang
berlaku dalam masyarakat. Keluarga layaknya memberikan penanaman nilai-nilai yang dibutuhkan anak melalui suatu pola komunikasi yang sesuai sehingga
komunikasi berjalan dengan baik, tercipta hubungan yang harmonis, serta pesan dan nilai-nilai yang ingin disampaikan dapat diterima dan diamalkan dengan baik.
1.5.2 Komunikasi Keluarga
Keluarga merupakan kelompok sosial pertama dalam kehidupan manusia dimana ia belajar dan menyatakan diri sebagai manusia sosial, dalam interaksi dengan
kelompoknya, Kurniadi, 2001: 271. Dalam keluarga yang sesungguhnya, komunikasi merupakan sesuatu yang harus dibina, sehingga anggota keluarga
merasakan ikatan yang dalam serta saling membutuhkan. Keluarga merupakan kelompok primer paling penting dalam masyarakat, yang terbentuk dari hubungan
laki-laki dan perempuan, perhubungan ini yang paling sedikit berlangsung lama untuk menciptakan dan membesarkan anak-anak. Keluarga dalam bentuk yang murni
merupakan kesatuan sosial yang terdiri dari ayah, ibu dan anak-anak. Dilihat dari pengertian di atas bahwa kata-kata, sikap tubuh, intonasi suara dan
tindakan, mengandung maksud mengajarkan, mempengaruhi dan memberikan pengertian. Sedangkan tujuan pokok dari komunikasi ini adalah memelihara interaksi
antara satu anggota dengan anggota lainnya sehingga tercipta komunikasi yang efektif.
Universitas Sumatera Utara
Komunikasi dalam keluarga juga dapat diartikan sebagai kesiapan membicarakan dengan terbuka setiap hal dalam keluarga baik yang menyenangkan
maupun yang tidak menyenangkan, juga siap menyelesaikan masalah-masalah dalam keluarga dengan pembicaraan yang dijalani dalam kesabaran dan kejujuran serta
keterbukaan Terlihat dengan jelas bahwa dalam keluarga adalah pasti membicarakan hal-
hal yang terjadi pada setiap individu, komunikasi yang dijalin merupakan komunikasi yang dapat memberikan suatu hal yang dapat diberikan kepada setiap anggota
keluarga lainnya. Dengan adanya komunikasi, permasalahan yang terjadi diantara
anggota keluarga dapat dibicarakan dengan mengambil solusi terbaik
1.5.3 Gender
Kata Gender dalam bahasa Indonesia dipinjam dari bahasa Inggris. Untuk memahami konsep Gender harus dibedakan kata gender dengan kata seks jenis
kelamin. Pengertian jenis kelamin merupakan persifatan atau pembagian dua jenis kelamin manusia yang ditentukan secara biologis yang melekat pada jenis kelamin
tertentu. Secara biologis, alat reproduksi yang melekat pada laki-laki dan perempuan tidak bisa dipertukarkan. Secara permanen tidak berubah dan merupakan ketentuan
biologis atau sering dikatakan sebagai ketentuan Tuhan atau kodrat. Sedangkan konsep lainnya adalah konsep gender, yakni suatu sifat yang
melekat pada kaum laki-laki maupun perempuan yang dikonstruksi secara sosial maupun kultural. Misalnya, bahwa perempuan itu dikenal lemah lembut, cantik,
emosional, atau keibuan. Sementara laki-laki dianggap; kuat, rasional, jantan, perkasa. Ciri-ciri dari sifat itu sendiri merupakan sifat-sifat yang dapat dipertukarkan. Artinya
ada laki-laki yang emosional, lemah lembut, keibuan, sementara juga ada perempuan
Universitas Sumatera Utara
yang kuat, rasional, perkasa. Perubahan ciri dari sifat-sifat itu dapat terjadi dari waktu ke waktu dan dari tempat ke tempat yang lain. Misalnya saja zaman dahulu di suatu
suku tertentu perempuan lebih kuat daripada laki-laki, tetapi pada zaman yang lain dan di tempat yang berbeda laki-laki yang lebih kuat. Juga, perubahan bisa terjadi dari
kelas ke kelas masyarakat yang berbeda. Di suku tertentu, perempuan kelas bawah dipedesaan lebih kuat dibandingkan laki-laki. Semua hal yang dapat dipertukarkan
antara sifat perempuan dan laki-laki, yang bisa berubah dari waktu ke waktu serta berbeda dari tempat ke tempat yang lainnya, maupun berbeda dari suatu kelas ke kelas
yang lain, itulah yang dikenal dengan konsep gender. Teori yang mendukung penelitian ini adalah Social Learning Theory Teori
Belajar Sosial. Teori yang dikemukakan oleh Albert Bandura ini memberikan gambaran yang komprehensif yang dapat diaplikasikan untuk memecahkan atau
meneliti perubahan perilaku remaja. Anak-anak memilih untuk meniru model dari jenis kelamin yang sama orang tua mereka, anak lain, orang dewasa lainnya, bahkan
karakter dari buku atau media cetak. Mengamati dan meniru model dilihat sebagai usaha yang penuh kuasa pada anak-anak dalam menyerap nilai gender.
Anggapan yang umum adalah orang tua memperlakukan anak laki-laki dan anak perempuan secara berbeda dari awal kelahiran. Pembedaan perlakuan ini dimulai
dari masa kanak-kanak dan terus berlanjut sampai dewasa. Pembedaan perlakuan tersebut dilakukan secara terus menerus dengan suatu cara yang khas, yang akhirnya
membentuk suatu konsep gender. Pengembangan nilai gender yang dialami remaja berkaitan dengan pola komunikasi yang terjadi dalam keluarganya, karena konsep
gender itu sendiri dipahami oleh anak melalui suatu pola komunikasi. Karena pola komunikasi pada tiap keluarga berbeda, maka penanaman dan
pengembangan nilai gender pada remaja tentunya akan berlainan pula cara dan
Universitas Sumatera Utara
penerimaannya, tergantung pola komunikasi yang terjadi dalam keluarga tersebut.
1.5.4 Komunikasi keluarga